Ditemukan 1241 data
137 — 69
perbuatan menyuruhmencantumkan keterangan palsu didalam suatu aktaotentik yang kebenarannya harus dinyatakan oleh aktatersebut, dan perbuatan dengan sengaja mempergunakanakta seperti itu merupakan Perbuatanperbuatan yangberdiri sendirisendiri dan telah menyebabkanterjadinya lebih dari satu kejahatan yang diancamdengan pidana pokok yang sejenis yakni masingmasingdiancam dengan pidana penjara, maka sesuai dengan yangditentukan dalam pasal 65 ayat (1) KUHP, pelaku darimeerdaadse samenloop atau concusus' realis
daritindak pidanatindak pidana yang diatur dalam pasal266 ayat (1) KUHP jo pasal 266 ayat (2) KUHP itu hanyadapat di pidana dengan satu pidana saja;Menimbang, bahwa karena Jaksa Penuntut Umum dalamperkara a quo hanya membuat surat dakwaan terhadapdiri terdakwa JEMI, dengan Dakwaan Tunggal yaitumelanggar pasal 266 ayat (1) KUHP, dan tidakmenjadikan atau tidak membuat surat dakwaan denganDakwaan Kumulasi dalam Concursus realis sebagaimanadiatur dalam pasal 65 ayat (1) KUHP, melanggar pasal266 ayat
WIWIN ERNI MURYANTI, SH.
Terdakwa:
1.BAYU CHRISTYANTO bin JUMARNO
2.MUHAMAD MUTOHAR alias TUM alias JOLODONG bin MUH. RIKNO
387 — 204
ancaman pidana pokokyang paling berat Concursus idealis bisa dikenakan kepada seseorang, apabilaorang tersebut melakukan satu tindak pidana, tetapi dengan melakukan satutindak pidana itu, ia memenuhi rumusan dari beberapa ketentuan pidana(perbarengan peraturan).Concursus RealisSeseorang yang melakukan beberapa perbuatan tindak pidana,sedangkan masingmasing perbuatannya itu berdiri sendiri atau hubungan delikyang satu dengan lainnya itu berdiri sendirisendiri, begitulan yang dimaksuddengan concursus realis
Dalam concursus realis ini diatur dalam Pasal 65KUHP sampai dengan Pasal 71 KUHP. Concursus realis ini dalam pemberiansanksi pidananya itu berbedabeda.
Utrecht memberikan pembedaan mengenaipemberian sistem pidana yang diberikan kepada pelaku yang telah melakukantindak pidana yang masuk dalam kategori concursus realis.Ada 3 (tiga) sistem ukuran pemidanaan untuk menetapkan beratnyahukuman dalam concursus realis yang diatur dalam KUHP, yakni sistemabsorbsi diperberat, sistem kumulasi yang diperingan, dan sistem kumulasi(yang murni, dan tidak terbatas).Sistem AbsorbsiApabila seseorang melakukan beberapa perbuatan yang merupakanbeberapa delik yang masingmasing
61 — 52
sebanyak 3 (tiga) berkas perkara, tidakmenggunakan lembaga concursus (Samenloop), dan jika diperhatikan kasusTerdakwa, dimana perbuatan Terdakwa terhadap para korban berdiri sendiri,jenis perbuatan sama dan diancam dengan pidana yang sejenis, karenaTerdakwa didakwa dengan pasal 81 ayat (2) dan pasal 82 UndangUndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengandemikian perkara Terdakwa dapat diajukan oleh Penuntut Umum dengandakwaan menggunakan lembaga concursus / samenloop realis
Ayat (2) berbunyiMaksimun hukuman ini ialah jumlah hukumanhukuman yang tertinggi,Ditentukan untuk perbuatan itu, akan tetapi tidak boleh dari hukumanmaksimun paling berat ditambah dengan sepertiganya;Menimbang, bahwa apabila menggunakan lembaga concursus /samenloop realis, akan lebih memudahkan bagi Hakim untuk menjatuhkanpidana terhadap Terdakwa sesuai dengan aturan tersebut, namun kalaudiajukan secara terpisah apalagi perkara tersebut diadili oleh Majelis Hakimyang berbeda, besar kemungkinan akan
melanggar sistem penghukumansebagaimana lembaga concursus / samenloop realis, dan tentunya akanberujung pada pelanggar hak asasi dari Terdakwa;Menimbang, bahwa Terdakwa dalam perkara a quo dan perkara Nomor343/Pid.Sus.2014/PN.
dalam perkara a quo terdakwa terbukti bersalahdan dijatuhi pidana sebagaimana dalam dakwaan Alternatif Kedua melanggarpasal 82 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak, dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 (limabelas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun, dan denda paling banyakRp.300.000.000,00, (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikitRp.60.000.000,00, (enam puluh juta rupiah);Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada lembaga consurus /samenloop realis
MARIA PRICILIA SILVIANA, SH
Terdakwa:
WISMAN HULU alias WISMAN
112 — 82
Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harusdipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehinggamerupakan beberapa kejahatan;Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur dalam halperbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatanyang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang diancamdengan pidana pokok yang sejenis, maka dijatunkan hanya satu pidana,menurut Simons berdasarkan Memorie van Toelichting, pembentuk UndangUndang dalam hal terjadi concursur realis
Kelima, zuivere cummulatiestelsel atausistem kumulasi murni yang berarti terhadap setiap pelanggaran yang terjadidalam konteks concursus realis, Hakim menjatuhkan pidana tanpapengurangan. Mengenai stelsel mana yang diguanakan tentunya tidak terlepasdari concursus realis yang terjadi (Pasal 65 sampai dengan Pasal 70 KUHP);Menimbang, bahwa berdasarkan konstruksi Pasal 363 Ayat (1) ke4KUHP jo Pasal 65 Ayat (1) KUHP ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.Pertama, terjadi beberapa perbuatan pidana.
84 — 17
Yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;Menimbang, bahwa dalam dakwaan primer Pasal 363 Ayat (2) KUHP dijunto Pasal 65 Ayat (1) KUHP, maka secara yuridis Pasal 65 Ayat (1) KUHPtersebut tidak dipertimbangkan sebagai unsur dari tindak pidana tetapi menjadipedoman Pengadilan dalam hal penjatuhan pidana, oleh karena substansiPasal tersebut bermaksud mengatur tentang sistem penjatuhan pidana apabilaterdapat keadaan perbarengan beberapa perbuatan (concusrsus realis) baikkejahatan maupun
Yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan Pasal 65 Ayat(1) KUHP tersebut tidak dipertimbangkan sebagai unsur dari tindak pidanatetapi menjadi pedoman Pengadilan dalam hal penjatuhan pidana, oleh karenasubstansi Pasal tersebut bermaksud mengatur tentang sistem penjatuhanpidana apabila terdapat keadaan perbarengan beberapa perbuatan(concusrsus realis) baik kejahatan maupun pelanggaran dengan menganutsystem absorbsi diperberat yaitu
Terbanding/Penuntut Umum I : RIZA PRAMUDYA MAULANA, SH
Terbanding/Penuntut Umum II : WAN ACHMAD FERDIANSHAH, SH
314 — 504
*"Menimbang, bahwa karena semua unsur dari Pasal 378 KUHP telahterbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidanasebagaimana didakwakan dalam dakwaan alternatif Kesatu .Karena tidak mempertimbangkan dan tidak menggolongkan perbuatanTerdakwa tersebut tergolong concursus realis, sebagaimana diatur dalamPasal 65 ayat (1) KUHP tentang gabungan (beberapa tindak pidana)dalam beberapa perbuatan pidana.
Ulin, Kota BanjarbaruProvinsi Kalimantan Selatan di Jalan Komplek Mustika Indah BlokC No.61 Rt.04 Rw.06, Kelurahan Guntung Manggis KecamatanLandasan Ulin, Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan,sehingga semua perbuatan terdakwa tersebut baik perbuatanterdakwa dalam Perkara Pidana Nomor: 205/Pid.B/2020/PN.Ktb,maupun perbuatan terdakwa dalam perkara Nomor41/Pid.B/2021/PN Bjb adalah merupakan satu penggabunganperbuatan pidana yang sejenis atau dengan kata lain hal tersebutmerupakan concursus realis
Kemudianmenurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik IndonesiaNomor: 236 PK/Pid.Sus/2011 yang pada pokoknya menyatakan :inti dari ketentuan Pasal Pasal 65 KUHP adalah agar tindakpidana yang berbarengan (Concursus Realis) disatukan denganmaksud menghindari adanya pemidanaan yang melebihi ancamanpidana maksimum + 1/3, sehingga sangat merugikan Terdakwa.Dalam pada itu.
Terdakwa telah menjalani putusan tersebutdengan hukuman penjara yang telah mempunyai kekuatanhukum tetap dan merupakan bentuk concursus realis, olehkarenanya perkara Nomor : 41/Pid.B/2021/PN Bjb termasukkedalam perkara Nebis in idem ;9.3.Bahwa salah satu ketegasan dan keadilan yang ditentukan dalamKitad Undang undang Hukum Pidana (KUHP) adalah setiapperkara pidana hanya dapat disidangkan, diadili dan diputus satukali saja atau dengan perkataan lain suatu perkara pidana yangtelah diputuskan oleh hakim
Dengan demikian dapatdiartikan sebagai concursus realis yaitu. gabungan(beberapa tindak pidana) dalam beberapa perbuatan,Halaman 38 dari 41 halaman, Putusan Nomor : 123/PID/2021/PT BJMtanpa menyebutkan tindak pidana itu sejenis atau tidaksejenis, termasuk beberapa kali Perbuatan yang dilakukanoleh Terdakwa SAFANA DIANDRA PUTRI Alias SAFANABINTI M.
1.I KOMANG PRASETYA,SH.
2.NI MADE SAPTINI
3.YULIA OKTAVIA ADING,SH.
Terdakwa:
PARIDAH
113 — 70
., sebenarnya di dalam Kitab UndangUndangHukum Pidana tidak ada definisi mengenai Concursus, namun demikian darirumusan pasalpasalnya untuk Pasal 65 ayat (1) Kitab UndangUndang HukumPidana (Concursus Realis) diperolen pengertian ada Concursus Realis, apabilaseseorang melakukan beberapa perbuatan, masingmasing perbuatan itu berdiriHalaman 14 dari 20 Putusan Nomor 241/Pid.B/2020/PN Mtrsendirisendiri sebagai Suatu tindak pidana (kejahatan/pelanggaran), perbuatantersebut tidak perlu sejenis atau berhubungan
satu sama lain;Menimbang, bahwa dari rumusan Pasal 65 ayat (1) Kitab UndangUndang Hukum Pidana, unsurunsur dari concursus realis adalah sebagaiberikut:Seorang pembuat/pelaku;Beberapa perbuatan;Perbuatan tersebut berdiri sendiri;Qo 5 Beberapa kejahatan;e.
HARYANTA, SH
Terdakwa:
ADI UTOMO Als ANDI Bin SUMARNO
147 — 77
Sebagai gabungan beberapa perbuatan, yang masingmasingnyaharus dipandang sebagai satu perbuatan bulat dan yang masingmasingnya merupakan kejahatan yang terancam dengan pidanapokok yang sama;Menimbang, bahwa apa yang tersirat dalam Pasal ini dinamakan bentukgabungan beberapa kejahatan (concursus realis).
Concursus realis ataugabungan beberapa perbuatan terjadi apabila seseorang melakukan beberapaperbuatan dan masingmasing perbuatan itu berdiri sendiri sebagai suatu tindakpidana yang diancam dengan pidana pokok yang sama;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum Terdakwa telah 2 (dua) kalimelakukan perbuatan mengambil burung jalak uren berikut sangkarnya tanpaseijin pemiliknya pada waktu dan tempat yang berbeda sehingga dalam hal iniMajelis Hakim berkesimpulan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwamerupakan
gabungan beberapa kejahatan (concursus realis) sebagaimanayang dimaksud dalam Pasal ini;Menimbang, bahwa berdasarkan uraianuraian pertimbangan tersebutdiatas maka unsur sebagai gabungan beberapa perbuatan, yang masingmasingnya harus dipandang sebagai satu perbuatan bulat dan yangmasingmasingnya merupakan kejahatan yang terancam dengan pidanapokok yang sama telah terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa;Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 363 ayat (1) ke 3 dan ke 5 Kitab Undangundang Hukum
AMRIZAL R. RIZA, S. H.
Terdakwa:
IKBAL Bin BAKRI
194 — 138
Unsur dalam hal perbarenganbeberapaperbuatan yang harusdipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendirisendiri, sehingga merupakanbeberapa kejahatan:Menimbang, bahwa unsur ini merupakan perwujudan dari concursus(samenloop) dalam kategori concursus realis. Bahwa M. Yahya Harahapmenjelaskan concursus realis sebagaimana diatur dalam Pasal 65, 67, dan 70KUHP, yaitu:Halaman 22 dari 27 Putusan Nomor 377/Pid.Sus/2021/PN Nnk1.
Perbarengan perbuatan (concursus realis) yang ancaman hukumanpokoknya tidak sejenis;c.
Concursus realis antara pelanggaran dengan kejahatan atau antarapelanggaran dengan pelanggaran;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan,Terdakwa telah melakukan perbuatan tidak terpuji terhadap Anak Korbanbeberapa kali sejak bulan April 2021 dan terakhir terjadi pada hari Selasatanggal 12 Oktober 2021 sekitar pukul 21.00 WITA;Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas,Terdakwa telah melakukan perbuatan cabul kepada Anak Korban lebih dari satukali dalam
1.Yoyok Junaidi, S.H.
2.Yohanes Paulus Atarona Kadus, S.H.
Terdakwa:
HENDRIANUS DEBRITO alias HENDRA
134 — 42
Unsur dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harusdipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakanHalaman 15 dari 18 Putusan Nomor 59/Pid.B/2021/PN Lbjbeberapa = kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok yang sejenis, makadijatunkan hanya satu pidana;Menimbang, bahwa unsur perbarengan beberapa perbuatan sebagaimanadimaksud dalam unsur a quo dalam teori ilmu hukum pidana dikenal sebagaiconcursus realis, yakni mengenai gabungan beberapa tindak pidana dalam beberapaperbuatan
tersebut tidak mengindikasikanapakah perbuatan tersebut harus merupakan perbuatan yang sejenis atau perbuatanyang berbeda, melainkan perbuatanperbuatan yang telah dilakukan diancam denganpidana pokok yang sejenis, sebagaimana pidana pokok a quo jenisjenisnya telahdiatur dalam Pasal 10 Kitab UndangUndang Hukum Pidana;Menimbang, bahwa Hakim dalam menganalisa perbuatan yang telahdilakukan oleh Saksi Rejos sebagaimana telah diuraikan dalam fakta hukum di mukaapakah jelas memenuhi kriteria concursus realis
Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, KabupatenManggarai Barat melakukan pencurian terhadap sebuah handphone kemudiankejadian pencurian yang kedua pada hari yang sama sesaat setelah kejadianpencurian pertama berlokasi di sebuah rumah yang baru dibangun di Waemata, DesaGorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat melakukan pencurianterhadap sebuah kamera beserta chargernya yang keseluruhan barang tersebutbukanlah kepunyaan Terdakwa;Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian mengenai concursus realis
186 — 54
Unsur dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harusdipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakanbeberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok yang sejenis, makadijatunkan hanya satu pidana;Menimbang, bahwa unsur perbarengan beberapa perbuatan sebagaimanadimaksud dalam unsur a quo dalam teori ilmu hukum pidana dikenal sebagaiconcursus realis, yakni mengenai gabungan beberapa tindak pidana dalam beberapaperbuatan yang berdiri sendiri.
Perbuatanperbuatan tersebut tidak mengindikasikanapakah perbuatan tersebut harus merupakan perbuatan yang sejenis atau perbuatanyang berbeda, melainkan perbuatanperbuatan yang telah dilakukan diancam denganpidana pokok yang sejenis, sebagaimana pidana pokok a quo jenisjenisnya telahdiatur dalam Pasal 10 Kitab UndangUndang Hukum Pidana;Menimbang, bahwa Hakim dalam menganalisa perbuatan yang telahdilakukan oleh Anak sebagaimana telah diuraikan dalam fakta hukum di muka apakahjelas memenuhi kriteria concursus realis
, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo,Kabupaten Manggarai Barat melakukan pencurian terhadap sebuah handphonekemudian kejadian pencurian yang kedua pada hari yang sama sesaat setelahkejadian pencurian pertama berlokasi di sebuah rumah yang baru dibangun diWaemata, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Baratmelakukan pencurian terhadap sebuah kamera beserta chargernya yang keseluruhanbarang tersebut bukanlah kepunyaan Anak;Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian mengenai concursus realis
Terbanding/Pembanding/Penuntut Umum : PANDE KETUT SUASTIKA, S.H.
149 — 82
Mengabaikan atau melalaikan ketentuan aturan umum itu dapatdipandang sebagai bentuk pelanggaran terhadap ketentuan hukum acarayang berakibat kesalahan menerapkan hukum;Menimbang, bahwa rentetan perbuatan pencurian denganpemberatan yang dilakukan Terdakwa, menurut Pengadilan Tinggi dapatdikategorikan sebagai pembarengan perbuatan atau concursus realis, sepertidiatur pasal 65 KUHP sebab empat perbuatan pencurian pada waktu dantempat berbeda merupakan perbuatan yang berdiri sendiri sehinggamerupakan
dijatuhkan ialah jumlah maksimum pidana yangdiancam terhadap perbuatan itu, tetapi boleh lebih dari maksimum pidanayang terberat ditambah sepertiga;Menimbang, bahwa pasal 65 ayat (1) KUHP, tidak mengindikasikanapakah perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang sejenis atauperbuatan yang berbeda hanya menyatakan perbuatanperbuatan yang telahdilakukan diancam dengan pidana pokok yang sejenis;Menimbang, bahwa diabaikan aturan umum KUHP J terkaitpembarengan tindak pidana khususnya ajaran concursus realis
55 — 67
sebanyak 3 (tiga) berkas perkara, tidakmenggunakan lembaga concursus (Samenloop), dan jika diperhatikan kasusTerdakwa, dimana perbuatan Terdakwa terhadap para korban berdiri sendiri,jenis perbuatan sama dan diancam dengan pidana yang sejenis, karenaTerdakwa didakwa dengan pasal 81 ayat (2) dan pasal 82 UndangUndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengandemikian perkara Terdakwa dapat diajukan oleh Penuntut Umum dengandakwaan menggunakan lembaga concursus / samenloop realis
Ayat (2) berbunyiMaksimun hukuman ini ialah jumlah hukumanhukuman yang tertinggi,Ditentukan untuk perbuatan itu, akan tetapi tidak boleh dari hukumanmaksimun paling berat ditambah dengan sepertiganya;Menimbang, bahwa apabila menggunakan lembaga concursus /samenloop realis, akan lebih memudahkan bagi Hakim untuk menjatuhkanpidana terhadap Terdakwa sesuai dengan aturan tersebut, namun kalaudiajukan secara terpisah apalagi perkara tersebut diadili oleh Majelis Hakimyang berbeda, besar kemungkinan akan
melanggar sistem penghukumansebagaimana lembaga concursus / samenloop realis, dan tentunya akanberujung pada pelanggar hak asasi dari Terdakwa;Menimbang, bahwa Terdakwa dalam perkara a quo dan perkara Nomor342/Pid.Sus.2014/PN.
dalam perkara a quo terdakwa terbukti bersalahdan dijatuhi pidana sebagaimana dalam dakwaan Alternatif Kedua melanggarpasal 82 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak, dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 (limabelas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun, dan denda paling banyakRp.300.000.000,00, (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikitRp.60.000.000,00, (enam puluh juta rupiah);Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada lembaga consurus /samenloop realis
JOHANSEN CHRISTIAN HUTABARAT SH.,MH
Terdakwa:
RUDI BEKU NGUDANG Alias RUDI
76 — 53
Unsur Dalam hal perbarengan beberapa perbuatan yang harusdipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakanbeberapa kejahatan, yang diancam dengan pidana pokok yang sejenis,maka dijatuhkan hanya satu pidana;Menimbang, bahwa Pasal 65 Ayat (1) KUHP tersebut mengatur tentangsuatu bentuk gabungan beberapa perbuatan (concursus realis), Pasal ini tidakmengindikasikan apakah perbuatan yang sejenis atau perbuatan yangberbeda, hanya menyatakan bahwa perbuatanperbuatan yang telahdilakukan
diancam dengan pidana pokok yang sejenis;Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur dalam halperbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatanyang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yang diancamdengan pidana pokok yang sejenis, maka dijatunkan hanya satu pidana,menurut Simons berdasarkan Memorie van Toelichting, pembentuk UndangUndang dalam hal terjadi concursur realis mengikuti tussenstelsel atau sistemantara.
Kelima, Zuivere cummulatiestelsel atau sistem kumulasi murniyang berarti terhadap setiap pelanggaran yang terjadi dalam konteksconcursus realis, Hakim menjatuhkan pidana tanpa pengurangan.
SUGANDHI, S.H
Terdakwa:
MUHAMMAD UDIN alias UDIN
89 — 23
Unsur perbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandangsebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakanbeberapa kejahatan.Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan gabungan beberapaperbuatan (Meerdaadse Samenloop / Concursus Realis) yang manaterdapat dalam Pasal 65 dan Pasal 66 KUHP yang mengaturnya. bahwaPasal ini adalah bentuk gabungan beberapa perbuatan (MeerdaadseSamenloop / Concursus Realis) jika seseorang pada suatu hari dituntut dimuka Hakim yang sama karena melakukan beberapa kejahatan
Terbanding/Pembanding/Penuntut Umum : PANDE KETUT SUASTIKA, S.H.
85 — 36
Mengabaikan atau melalaikan ketentuan aturan umum itudapat dipandang sebagai bentuk pelanggaran terhadap ketentuan hukum acarayang berakibat kesalahan menerapkan hukum;Menimbang, bahwa rentetan perbuatan pencurian dengan pemberatanyang dilakukan Terdakwa, menurut Pengadilan Tinggi dapat dikategorikan sebagaipembarengan perbuatan atau concursus realis, seperti diatur pasal 65 KUHPsebab empat perbuatan pencurian pada waktu dan tempat berbeda merupakanperbuatan yang berdiri sendiri sehingga merupakan
yang dijatuhkan ialah jumlah maksimum pidana yangdiancam terhadap perbuatan itu, tetapi boleh lebih dari maksimum pidana yangterberat ditambah sepertiga;Menimbang, bahwa pasal 65 ayat (1) KUHP, tidak mengindikasikan apakahperbuatan tersebut merupakan perbuatan yang sejenis atau perbuatan yangberbeda hanya menyatakan perbuatanperbuatan yang telah dilakukan diancamdengan pidana pokok yang sejenis;Menimbang, bahwa diabaikan aturan umum KUHP terkait pembarengantindak pidana khususnya ajaran concursus realis
46 — 22
Unsur dalam hal perbarengan beberapa perbuatan y dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri sehingga nMenimbang, bahwa Pasal 65 ayat (1) Kitab UndangundalPidana tersebut mengatur tentang suatu bentuk gabungan beberapa(concursus realis), Pasal ini tidak mengindikasikan apakah perbusejenis atau perbuatan yang berbeda, hanya menyatakan bahwa fperbuatan yang telah dilakukan diancam dengan pidana pokok yang sMenimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur cperbarengan beberapa perbuatan yang harus dipandang
sebagaiyang berdiri sendiri sehingga merupakan beberapa kejahatan, yancdengan pidana pokok yang sejenis, maka dijatunkan hanya satmenurut Simons berdasarkan Memorie van Toelichting, pembentulUndang dalam hal terjadi concursur realis mengikuti tussenstelsel aantara.
Kelima, Zuivere cummulatiesisistem kumulasi murni yang berarti terhadap setiap pelanggaran ysdalam konteks concursus realis, Hakim menjatuhkan pidalpengurangan. Mengenai stelsel mana yang diguanakan tentunya tidedari concursus realis yang terjadi (Pasal 65 sampai dengan PasaUndangundang Hukum Pidana);Menimbang, bahwa berdasarkan konstruksi Pasal 363 ayat (Pasal 65 ayat (1) Kitab Undangundang Hukum Pidana ada beberap:dapat disimpulkan. Pertama, terjadi beberapa perbuatan pidana.
Terbanding/Pembanding/Penuntut Umum : JERMIAS PENNA,SH.
109 — 195
Mengabaikan atau melalaikan ketentuan aturan umum itudapat dipandang sebagai bentuk pelanggaran terhadap ketentuan hukum acarayang berakibat kesalahan menerapkan hukum;Menimbang, bahwa rentetan perbuatan pencurian dengan pemberatanyang dilakukan Terdakwa, menurut Pengadilan Tinggi dapat dikategorikan sebagaipembarengan perbuatan atau concursus realis, seperti diatur pasal 65 KUHPHalaman 7 dari 12, Putusan Nomor:111/PID/2020/PT KPGsebab empat perbuatan pencurian pada waktu dan tempat berbeda merupakanperbuatan
yang dijatuhkan ialah jumlah maksimum pidana yangdiancam terhadap perbuatan itu, tetapi boleh lebih dari maksimum pidana yangterberat ditambah sepertiga;Menimbang, bahwa pasal 65 ayat (1) KUHP, tidak mengindikasikan apakahperbuatan tersebut merupakan perbuatan yang sejenis atau perbuatan yangberbeda hanya menyatakan perbuatanperbuatan yang telah dilakukan diancamdengan pidana pokok yang sejenis;Menimbang, bahwa diabaikan aturan umum KUHP terkait pembarengantindak pidana khususnya ajaran concursus realis
1.Issandi Hakim, S.H., M.H.
2.Yohanes Paulus Atarona Kadus, S.H.
Terdakwa:
SANTOSO alias SANDRI
89 — 33
Hiariej:menurut Simons berdasarkan Memorie van Toelichting, pembentuk UndangUndangdalam hal terjadi concursur realis mengikuti tussenstelsel atau sistem antara. Artinya,pembentuk Undangundang membedakan kejahatankejahnatan yang diancamdengan pidana pokok yang sejenis dan kejahatankejahatan yang diancam denganpidana pokok yang tidak sejenis. Ada 5 (lima) stelsel pemidanaan.
atau sistem kumulasi murniyang berarti terhadap setiap pelanggaran yang terjadi dalam konteks concursus realis,Hakim menjatuhkan pidana tanpa pengurangan.
Mengenai stelsel mana yangdiguanakan tentunya tidak terlepas dari concursus realis yang terjadi (Pasal 65sampai dengan Pasal 70 KUHP);Menimbang, bahwa berdasarkan konstruksi Pasal 362 juncto Pasal 65 Ayat(1) Kitab Undangundang Hukum Pidana ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.Pertama, terjadi beberapa perbuatan pidana yaitu Terdakwa mengambil sepedamotor Anak Saksi Rangga Arya Midun dan Saksi M Ali Hanafia tanpa izin sebagaipemiliknya.
WIWIN ERNI MURYANTI, SH.
Terdakwa:
OKI APRILIAWAN bin SUWARNO
100 — 25
Dalam pemberian sanksipidananya itu menggunakan sistem absorbsi, maksudnya hanya dikenakan satu aturanpidana terberat, dan bilamana berbedabeda maka, dikenakan ketentuan yang memuatpidana pokok yang terberat.Menimbang bahwa Seseorang yang melakukan beberapa perbuatan tindakpidana, sedangkan masingmasing perbuatannya itu berdiri sendiri atau hubungan delikyang satu dengan lainnya itu berdiri sendirisendiri, begitulah yang dimaksud denganconcursus realis.
Dalam concursus realis ini diatur dalam Pasal 65 KUHP sampaidengan Pasal 71 KUHP. Concursus realis ini dalam pemberian sanksi pidananya ituberbedabeda.