Ditemukan 704 data
15 — 3
Sedangkan ulama Malikiyah, Syafiiyah dan Hanabilahberpendapat bahwa nusyuz adalah keluarnya wanita dariketaatan yang wajib kepada suami.
110 — 36
Hal ini sejalan dengan pendapat Ulama Hanafiyah yangmenyatakan bahwa yang dimaksud nusyuz adalah wanita yang keluardari rumah suaminya tanpa alasan yang benar, sedangkan menurutUlama Malikiyah, Syafiiyah dan Hanabilah adalah istri tidak lagimenjalankan kewajibankewajibannya, sedangkan dalam posita suratpermohonan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi;Hal. 20 dari 62 Put.
257 — 124
: 2: Ulama Syafiiyah berpendapat bahwa ketika telah sempurnasuatu hibah maka tidak diperbolehkan menarik kembali hibah tersebutkecuali hibah orang tua sebagaimana termuat dalam kitab Al Figh AlaMadzahibil Arbaah karya Abdurrahman al Jazizri Juz Ill halaman 308yang berbuny!
22 — 9
3.000.000, (tiga jutarupiah)/bulan dengan alasan karena sesuai dengan pasal 152 KompilasiHukum Islam, maka Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi tidakberhak mendapatkan nafkah iddah karena meninggalkan rumahkediaman bersama tanpa sepengetahuan dan seizin PemohonKonvensi/Tergugat Rekonvensi (Nusyuz) hal ini sejalan dengan pendapatUlama Hanafiyah yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengannusyuz adalah wanita yang keluar dari rumah suaminya tanpa alasanyang benar, sedangkan menurut Ulama Malikiyah, Syafiiyah
44 — 10
41 dari 46 Putusan Nomor 200/Padt.G/2021/PA Bbrupiah), Majelis Hakim menilai bahwa nominal tersebut jauh dari nilai patut,untuk itu harus dinyatakan tidak dapat diterima;Menimbang, bahwa dalam menetapkan bilangan mutah, Majelis Hakimperlu pula mempertimbangkan rasa keadilan dan kepatutan dengan menggalifakta Kemampuan suami selain fakta kebutuhan dasar hidup istri, hal manasesuai dengan doktrin fuqaha Hanafiyah yang menganalogikan bilangan mutahdengan nafkah, dan merupakan pendapat dalam madzhad Syafiiyah
17 — 3
Hal ini sejalandengan pendapat Ulama Hanafiyah yang menyatakan bahwayang dimaksud Nusyuz adalah wanita yang keluar dari rumahsuaminya tanpa alasan yang benar, sedangkan menurut UlamaMalikiyah, Syafiiyah dan Hanabilah adalah isitri tidak lagimenjalankan kewajibankewajibannya, bahwa karena TergugatRekonvensi masih beritikad baik dan atas dasar kemampuan dankeikhlasan maka Tergugat Rekonvensi memberikan Nafkah Iddahsebesar Rp. 1.000.000, X 3 Bulan= Rp. 3.000.000, (tiga jutarupiah);2.
MULIADI SH
Terdakwa:
SUBANI BIN SALIDI
235 — 143
Sedangkan menurut ulama Syafiiyah, zinaadalah memasukkan dzakar ke dalam farji yang haram dengan tidak subhatHalaman 33 dari 43 halamanPutusan Nomor 03/Pen.JN/2016/MSSTRdan secara naluri memuaskan hawa nafsu. Ulama Zahiriyah mendefinisikanzina dengan wat! yang diharamkan zatnya. Adapun pengertian zina menurutlbnu Rusyd adalah setiap persetubuhan yang bukan terjadi karena nikahyang sah dan bukan karena pemilikan.
19 — 7
Ulama Syafiiyah mendefisinisikannya dengan sikap suamiyangmemusuhi istrinya dengan pukulan dan tindak kekerasan lainnya serta berlakutidak baik terhadapnya. Sedangkan ulama Hambali memberi definisi sebagaiperlakuan kasar suami terhadap istrinya dengan pukulan dan memojokkan atautidak memberi hakhak istrinya seperti nafkah dan sebagainya;HIm. 7 dari 39 hlm. Put.No.1408/Pdt.G/2019/PA. JeprBahwa Termohon menolak dengan tegas tuduhan Pemohon terhadap Termohontentang nusyuz tersebut.
17 — 9
No. 0176/Pat.G/2017/PA.Buolkarya Wahbah al Zuhaily, yang oleh Majelis Hakim diambil alin menjadipendapatnya sendiri sebagai berikut ;coh AGH gh tal aks YY aM gl Che Liga at gl) AGES ety Adda ld(pide: (GRAN sic al gl) AGRI Luding GLI Ge Eli 9) Ae Cis Gal yiCaN 5 Bg Aled) aSat atl gl ple Crag LGTY Aid Vg Gad ue cee GallCad gtae Lal AtaArtinya : Pendapat kalangan Syafiiyah : Nafkah terhadap anak itu tidakmenjadi hutang bagi orang tua kecuali dengan adanya perintah atau izin darihakim dikarenakan orang
Nazilul Basyri bin Nur Abadan
Termohon:
Fitri Hariyani Sinaga binti Selan Sinaga
29 — 15
tersebutharus disesuaikan dengan kemampuan suami kebutuhan istri saat ini secarawajar;Menimbang, bahwa dalam konvensi telah terbukti bahwa penyebabperselisihan dan pertengkaran antara Penggugat rekonvensi dan Tergugatrekonvensi adalah masalah sikap Penggugat rekonvensi yang sering berhutangkepada orang lain tanpa sepengetahuan Tergugat rekonvensi;Menimbang, bahwa nusyuz menurut Ulama Hanafiyah adalah wanitayang keluar dari rumah suaminya tanpa alasan yang benar, sedangkan menurutUlama Malikiyah, Syafiiyah
34 — 27
pendapat tentang kategori NusyuzIsteri kepada suami :Ulama Hanafiyah menyatakan bahwa suami tidak wajib memberikan nafkah kepadaisteri yang nusyuz karena tidak ada taslim (sikap tunduk/ patuh) dari isteri, menghalangidirinya dari suaminya dengan tanpa hak, meninggalkan rumah tanpa izin, menghilangatau safar, melarang suami masuk rumahUlama Malikiyah menyatakan bahwa nusyuz terjadi jika isteri menolak bersenangsenang dengan suami, meninggalkan hakhak Allah seperti sholat, puasa dan mandiwajib;Ulama Syafiiyah
T. Hendra Gunawan
Terdakwa:
Nazariah binti Alm. Basyarah
196 — 57
Sedangkan menurut ulama Syafiiyah, zina adalahmemasukkan dzakar ke dalam farji yang haram dengan tidak subhat dansecara naluri memuaskan hawa nafsu. Ulama Zahiriyah mendefinisikan zinadengan wati yang diharamkan zatnya. Adapun pengertian zina menurut lonuRusyd adalah setiap persetubuhan yang bukan terjadi karena nikah yang sahdan bukan karena pemilikan. Meskipun para ulama berbeda pendapat dalammendefinisikan zina, tetapi mereka sepakat terhadap 2 unsur Zina, yaitu watiyang haram dan sengaja.
16 — 1
Dalam Kompilasi Hukum Islam disimpulkan Istri berbuat Nusyuz yaitusebuah perbuatan/sikap ketika istri tidak mau melaksanakankewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir/oatin kepada suami,hal ini sejalan dengan pendapat ulama mazhab Maliki berpendapatsaling menganiaya diantara suami/istri, ulama syafiiyah berpendapatperselisihan diantara suami/istri, ulama Hambaliyah berpendapat ketidaksenangan dari pihak suami/istri yang disertai dengan pergaulan yangtidak harmonis;b.
20 — 6
Putusan No.2080/Pat.G/2020/PA.JTgo) oJ ale cusy lighl dilaiwl Jig pod st cyoClas ; 10 Mo a> ciL5 99 aoV>Artinya:Pendapat kalangan Syafiiyah: Nafkah terhadap anak itu tidak menjadihutang bagi orang tua kecuali dengan adanya perintah atau izin darihakim dikarenakan orang tua tersebut lalai atau tidak bersediamemberikan nafkah.
12 — 2
Keseragaman itu bermuara pada upayamengejawantahkan kemaslahatan tumbuh kembang anak dalam beberapa aspek, denganperincian sebagai berikut:1 Penjagaan Akidah anak.Tiga kalangan Mazdhab, Syafiiyah, Hanabilah dan Hanafiyah, sepakat mensyaratkanIslam bagi pemegang hadhanah.Hanya saja Kalangan Hanafiyah mengkhususkannya pada35pemegang hadhanah kalangan laki laki, sementara kalangan perempuan tidak disyaratkanIslam, karena substansinya adalah Syafaqah dan Rahmah yang tentu tidak berbeda apapunagama yang
68 — 28
ge gli Ae ty GalilArtinya: "Pendapat kalangan Syafiiyah: kewajiban nafkah terhadap anak ituyang dilalaikan orang tuanya (ayah atau bapak) tidak menjadi hutangbagi orang tuanya anak tersebut, kecuali dengan adanya perintahatau izin (putusan) hakim yang memerintahkan kepada orang tuanyatersebut untuk menanggung nafkah anaknya tersebut, dengan sebabOrang tua anak tersebut telah melalaikannya atau tidak bersediamemberikan nafkah wajib tersebut.Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan dalambagian
17 — 29
Beragama Islam (menurut Syafiiyah dan Hambalih);Pasal 1 Huruf (g) Kompilasi Hukum Islam Juncto pasal 45 ayat (1)UU No.1 Tahun 1974 yakni seperti menentukan pendidikan anak danmengawasi/memantau kesehatan anak tersebut adalah tetapmenjadi hak dan tanggung jawab bersama Ayah dan lbunya;Pasal 45 ayat (2) UU No.1 Tahun 1974 yakni orang tua tetap sebagaiorang tua bagi anak, walaupun perkawinan telah diputus,ayah tetapsebagai ayah bagi anak dan ibu tetap sebagai ibu bagi anak, olehkarena itu hak Ayah kandung
34 — 9
gram harga belinya adalah sekitarRp2.700.000,00, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa nominal tersebutadalah kurang patut, untuk itu harus dinyatakan tidak dapat diterima;Menimbang, bahwa dalam menetapkan bilangan mutah, Majelis Hakimperlu pula mempertimbangkan rasa keadilan dan kepatutan berdasarkan faktakemampuan suami dan juga fakta kebutuhan dasar hidup istri, hal mana sesuaidengan doktrin fugaha Hanafiyah yang menganalogikan bilangan mutahdengan nafkah, dan merupakan pendapat dalam madzhad Syafiiyah
25 — 15
Nusyuz menurut Ulama Hanafiyah adalahwanita yang keluar dari rumah suaminya tanpa alasan yang benar, sedangkanmenurut Ulama Malikiyah, Syafiiyah dan Hanabilah adalah keluarnya wanita dariketaatan yang wajid kepada suaminya, ringkasnya nusyuz adalah istri tidak lagimenjalankan kewajibankewajibannya, sedangkan dalam fakta di persidangantelah terungkap bahwa Penggugat Rekonvensi sebagai seorang isteri tidak terbuktinusyuz kepada suami, karena ia tidak pergi meninggalkan suaminya justru Suami lahyang
26 — 2
Kontras dengan kalangan Syafiiyah dengan alHlm.29 dari 52 him. Putusan No. 3782/Pat.G/20 18/PA.Sda.Ghazaly sebagai salah satu corongnya yang umumnya menyerukan darualmafasid muqaddam ala jalbi almashalih, yaitu menolak kemafs adatanlebin diutamakan dibanding menarik kemaslahatan.