Ditemukan 704 data
17 — 13
Sesuai dengan Pasal 152 Kompilasi HukumIslam, Penggugat dR tidak berhak mendapatkan nafkah iddah karena Nusyuzyang mana hal ini sejalan dengan pendapat Ulama Hanafiyah yangmenyatakan bahwa yang dimaksud Nusyuz adalah wanita yang keluar darirumah suaminya tanpa alasan yang benar, sedangkan menurut UlamaMalikiyah, Syafiiyah dan Hanabilah adalah istri tidak lagi menjalankankewajibankewajibannya, Tergugat DR Menolak dengan tegas tuntutan NafkahMuthah dari Penggugat DR sebesar Rp. 30.000.000, (tiga puluh
10 — 1
Termohon pergi meninggalkan rumah tempat tinggal bersamayang tidak izin kepada Pemohon selaku suami dan meskipun sudahdinasehati oleh ibu Pemohon, Termohon tetap kekeh pergi hal inidikuatkan oleh keterangan dari 2 orang saksi Pemohon dan saksiTermohon yang bernama Mawar Indah dan SyahdiahSehingga Pemohon berpendapat Termohon bisa diakatakan termasukkreteria isteri yang Nusyuz senada dengan pendapat ulama Malikiyah,Syafiiyah dan Hanabilah.Sejalan dengan Kompilasi Hukum Islam Pasal 80 angka 7 kewajibansuami
20 — 6
Putusan No.2080/Pat.G/2020/PA.JTgo) oJ ale cusy lighl dilaiwl Jig pod st cyoClas ; 10 Mo a> ciL5 99 aoV>Artinya:Pendapat kalangan Syafiiyah: Nafkah terhadap anak itu tidak menjadihutang bagi orang tua kecuali dengan adanya perintah atau izin darihakim dikarenakan orang tua tersebut lalai atau tidak bersediamemberikan nafkah.
17 — 1
Dalam Kompilasi Hukum Islam disimpulkan Istri berbuat Nusyuz yaitusebuah perbuatan/sikap ketika istri tidak mau melaksanakankewajibannya yaitu kewajiban utama berbakti lahir/oatin kepada suami,hal ini sejalan dengan pendapat ulama mazhab Maliki berpendapatsaling menganiaya diantara suami/istri, ulama syafiiyah berpendapatperselisihan diantara suami/istri, ulama Hambaliyah berpendapat ketidaksenangan dari pihak suami/istri yang disertai dengan pergaulan yangtidak harmonis;b.
15 — 3
Sedangkan ulama Malikiyah, Syafiiyah dan Hanabilahberpendapat bahwa nusyuz adalah keluarnya wanita dariketaatan yang wajib kepada suami.
113 — 37
Hal ini sejalan dengan pendapat Ulama Hanafiyah yangmenyatakan bahwa yang dimaksud nusyuz adalah wanita yang keluardari rumah suaminya tanpa alasan yang benar, sedangkan menurutUlama Malikiyah, Syafiiyah dan Hanabilah adalah istri tidak lagimenjalankan kewajibankewajibannya, sedangkan dalam posita suratpermohonan Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi;Hal. 20 dari 62 Put.
23 — 10
3.000.000, (tiga jutarupiah)/bulan dengan alasan karena sesuai dengan pasal 152 KompilasiHukum Islam, maka Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi tidakberhak mendapatkan nafkah iddah karena meninggalkan rumahkediaman bersama tanpa sepengetahuan dan seizin PemohonKonvensi/Tergugat Rekonvensi (Nusyuz) hal ini sejalan dengan pendapatUlama Hanafiyah yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengannusyuz adalah wanita yang keluar dari rumah suaminya tanpa alasanyang benar, sedangkan menurut Ulama Malikiyah, Syafiiyah
20 — 7
Ulama Syafiiyah mendefisinisikannya dengan sikap suamiyangmemusuhi istrinya dengan pukulan dan tindak kekerasan lainnya serta berlakutidak baik terhadapnya. Sedangkan ulama Hambali memberi definisi sebagaiperlakuan kasar suami terhadap istrinya dengan pukulan dan memojokkan atautidak memberi hakhak istrinya seperti nafkah dan sebagainya;HIm. 7 dari 39 hlm. Put.No.1408/Pdt.G/2019/PA. JeprBahwa Termohon menolak dengan tegas tuduhan Pemohon terhadap Termohontentang nusyuz tersebut.
17 — 11
No. 0176/Pat.G/2017/PA.Buolkarya Wahbah al Zuhaily, yang oleh Majelis Hakim diambil alin menjadipendapatnya sendiri sebagai berikut ;coh AGH gh tal aks YY aM gl Che Liga at gl) AGES ety Adda ld(pide: (GRAN sic al gl) AGRI Luding GLI Ge Eli 9) Ae Cis Gal yiCaN 5 Bg Aled) aSat atl gl ple Crag LGTY Aid Vg Gad ue cee GallCad gtae Lal AtaArtinya : Pendapat kalangan Syafiiyah : Nafkah terhadap anak itu tidakmenjadi hutang bagi orang tua kecuali dengan adanya perintah atau izin darihakim dikarenakan orang
AKHMAD AGUS IMAM SOBIRIN
Tergugat:
Kepala Desa Turirejo, Kec. Jepon, Kab. Blora, Prov. Jawa Tengah
Intervensi:
DEWI SETYORINI, S.Pd.
316 — 233
Bahwa benar, sepengetahuan Tergugat Il Intervensi, Penggugat adalahlulusan Pondok Pesantren Madrasah Islam Syafiiyah Haji Arif ( ISYHAR)Grompol Barat Tanjungtani Prambon Nganjuk Jawa Timur, dimanamerupakan pendidikan non formal dan belum disetarakan;3.
284/2021 tanggal 27 April2021 (Fotokopi);Berita Acara Perubahan Hasil Seleksi Penjaringan DanPenyaringan Perangkat Desa Turirejo Kecamatan JeponKabupaten Blora Nomor : 06/Pant.P.Des/11/2021 tanggal13 April 2021 beserta lampirannya (Fotokop)i);Piagam Madrasah Nomor ; W.m.06.02/5718/A/ Ket./1985,tanggal 23 Juli 1985 (Fotokopi sesuai dengan aslinya);Piagam Nomor : Kw.13.5/02/PP.00.7/416/2004 tanggal 30Desember 2004 (Fotokopi);Akta Nomor 54 tanggal 05 Nopember 2015 Turunan AKtaPendirian Yayasan Islam Syafiiyah
19 — 16
di atas bahwa Tergugatrekonpensi terbukti lalai menafkahi Penggugat rekonpensi dari bulan Nopember2015 sampai dengan sekarang atau kurang lebih (14 bulan lamanya);Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 84 ayat (4) kompilasi HukumIslam, terlebih dahulu Majelis akan mempertimbangkan ada atau tidaknyaperilaku nusyuz pada diri Penggugat rekonpensi;Menimbang, bahwa nusyuz menurut Ulama Hanafiyah adalah wanitayang keluar dari rumah suaminya tanpa alasan yang benar, sedangkanmenurut Ulama Malikiyah, Syafiiyah
92 — 72
Hal ini sejalandengan pendapat Ulama Malkiyah, Syafiiyah dan WHanabilah yangmenyatakan bahwa Nuzyus adalah istri tidak LAGI MENJALANKANKEWAJIBANNYA;.
T. Hendra Gunawan
Terdakwa:
Nazariah binti Alm. Basyarah
196 — 57
Sedangkan menurut ulama Syafiiyah, zina adalahmemasukkan dzakar ke dalam farji yang haram dengan tidak subhat dansecara naluri memuaskan hawa nafsu. Ulama Zahiriyah mendefinisikan zinadengan wati yang diharamkan zatnya. Adapun pengertian zina menurut lonuRusyd adalah setiap persetubuhan yang bukan terjadi karena nikah yang sahdan bukan karena pemilikan. Meskipun para ulama berbeda pendapat dalammendefinisikan zina, tetapi mereka sepakat terhadap 2 unsur Zina, yaitu watiyang haram dan sengaja.
35 — 27
pendapat tentang kategori NusyuzIsteri kepada suami :Ulama Hanafiyah menyatakan bahwa suami tidak wajib memberikan nafkah kepadaisteri yang nusyuz karena tidak ada taslim (sikap tunduk/ patuh) dari isteri, menghalangidirinya dari suaminya dengan tanpa hak, meninggalkan rumah tanpa izin, menghilangatau safar, melarang suami masuk rumahUlama Malikiyah menyatakan bahwa nusyuz terjadi jika isteri menolak bersenangsenang dengan suami, meninggalkan hakhak Allah seperti sholat, puasa dan mandiwajib;Ulama Syafiiyah
Nazilul Basyri bin Nur Abadan
Termohon:
Fitri Hariyani Sinaga binti Selan Sinaga
29 — 19
tersebutharus disesuaikan dengan kemampuan suami kebutuhan istri saat ini secarawajar;Menimbang, bahwa dalam konvensi telah terbukti bahwa penyebabperselisihan dan pertengkaran antara Penggugat rekonvensi dan Tergugatrekonvensi adalah masalah sikap Penggugat rekonvensi yang sering berhutangkepada orang lain tanpa sepengetahuan Tergugat rekonvensi;Menimbang, bahwa nusyuz menurut Ulama Hanafiyah adalah wanitayang keluar dari rumah suaminya tanpa alasan yang benar, sedangkan menurutUlama Malikiyah, Syafiiyah
17 — 34
Beragama Islam (menurut Syafiiyah dan Hambalih);Pasal 1 Huruf (g) Kompilasi Hukum Islam Juncto pasal 45 ayat (1)UU No.1 Tahun 1974 yakni seperti menentukan pendidikan anak danmengawasi/memantau kesehatan anak tersebut adalah tetapmenjadi hak dan tanggung jawab bersama Ayah dan lbunya;Pasal 45 ayat (2) UU No.1 Tahun 1974 yakni orang tua tetap sebagaiorang tua bagi anak, walaupun perkawinan telah diputus,ayah tetapsebagai ayah bagi anak dan ibu tetap sebagai ibu bagi anak, olehkarena itu hak Ayah kandung
12 — 6
sebesar Rp. 10 000.000 ( sepuluh juta rupiah) dikarenakan dengan alasan karena sesuai dengan pasal 152 KHI, maka/Pengugugat Rekovensi tidak berhak mendapat nafkah iddah karenameninggalkan kediaman atau rumah tanpa sepengetahuan dan izin dari suami( Nuzyus ) ini susuai berapa pendapat jumhur ulama, apatah lagi dalamkalangan mazhab Hanafiyah yang menyatakan bahwa yang di maksusd Nusyusadalah wanita yang keluar dari rumah suaminya tanpa alasan yang benar,sedangkan pendapat ulama dari kalangan malikiyah, Syafiiyah
79 — 26
Hal ini sejalan dengan pendapat VUlamaHanafiyah yang menyatakan bahwa yang dimaksud Nusyuz adalahwanita yang keluar dari rumah suaminya tanpa alasan yang benar,sedangkan menurut Ulama Malikiyah, Syafiiyah dan Hanabilah adalahistri tidak lagi menjalankan kewajibankewajibannya.5 Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi yang mewakili memintauang pembiayaan sebesar Rp.2.500.000, (dua juta lima ratus riburupiah) untuk XXX (umur 16 tahun) dan Rp.2.500.000, (dua juta limaratus ribu rupiah) untuk XXX (umur 8
44 — 10
41 dari 46 Putusan Nomor 200/Padt.G/2021/PA Bbrupiah), Majelis Hakim menilai bahwa nominal tersebut jauh dari nilai patut,untuk itu harus dinyatakan tidak dapat diterima;Menimbang, bahwa dalam menetapkan bilangan mutah, Majelis Hakimperlu pula mempertimbangkan rasa keadilan dan kepatutan dengan menggalifakta Kemampuan suami selain fakta kebutuhan dasar hidup istri, hal manasesuai dengan doktrin fuqaha Hanafiyah yang menganalogikan bilangan mutahdengan nafkah, dan merupakan pendapat dalam madzhad Syafiiyah
17 — 3
Hal ini sejalandengan pendapat Ulama Hanafiyah yang menyatakan bahwayang dimaksud Nusyuz adalah wanita yang keluar dari rumahsuaminya tanpa alasan yang benar, sedangkan menurut UlamaMalikiyah, Syafiiyah dan Hanabilah adalah isitri tidak lagimenjalankan kewajibankewajibannya, bahwa karena TergugatRekonvensi masih beritikad baik dan atas dasar kemampuan dankeikhlasan maka Tergugat Rekonvensi memberikan Nafkah Iddahsebesar Rp. 1.000.000, X 3 Bulan= Rp. 3.000.000, (tiga jutarupiah);2.