Ditemukan 197496 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 02-10-2017 — Putus : 23-10-2017 — Upload : 14-03-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0098/Pdt.P/2017/PA.TDN
Tanggal 23 Oktober 2017 — Pemohon melawan Termohon
122
  • No. 0098/Pdt.P/2017/PA.TDN.Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai dan paraorang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya, sehingga calon mempelai wanita telah hamildan telah dikuatkan dengan bukti (P.4) dan kehendak untuk melangsungkanpernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga para orangtua mengkhawatirkanakan terjadi mudharat lebin besar apabila pernikahan mereka tidak segeradilaksanakan;Menimbang, berdasarkan Qaidah
    fiqhiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dicegah yang lebih berat mudharatnyadengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawah umurakan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orangtua masingmasing
Register : 19-11-2020 — Putus : 16-12-2020 — Upload : 16-12-2020
Putusan PA TUBAN Nomor 2355/Pdt.G/2020/PA.Tbn
Tanggal 16 Desember 2020 — Penggugat melawan Tergugat
3210
  • berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariPutusan nomor 2355/Pdt.G/2020/PA.Tbn, halaman 8 dari 11 halamanselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
    nia(mencapai maslahat dan menolak mafsadat)mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat yang ditanggung lebih besar daripada maslahatyang diperoleh, maka memutuskan ikatan perkawinan akan diperoleh maslahatbagi kedua belah pihak daripada mempertahankan
    ;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak boleh memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk dirukunkan, namun tetap tidak berhasil.Kondisi rumah tangga
Register : 13-02-2018 — Putus : 15-03-2018 — Upload : 04-07-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0026/Pdt.P/2018/PA.TDN
Tanggal 15 Maret 2018 — Pemohon melawan Termohon
132
  • alasan bahwa anak Pemohon (calon mempelai lakilaki)belum mencapai usia 19 tahun sebagaimana surat Penolakan Pernikahan (P.1);Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai dan paraorang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya, sehingga calon mempelai wanita telah hamildan telah dikuatkan dengan bukti (P.5) dan kehendak untuk melangsungkanpernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga para orangtua mengkhawatirkanakan terjadi mudharat
    lebin besar apabila pernikahan mereka tidak segeradilaksanakan;Menimbang, berdasarkan Qaidah fighiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dicegah yang lebih berat mudharatnyadengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawah umurakan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarHal. 8 dari 12 Pen.
    No. 0026/Pat.P/2018/PA.TDN.lagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpoa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orangtua masingmasing calon mempelai telahmemberikan persetujuan dan telah berjanji akan mendidik, membimbing danmembantu rumah tangga anak mereka nantinya.
Register : 13-12-2017 — Putus : 15-01-2018 — Upload : 02-07-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0141/Pdt.P/2017/PA.TDN
Tanggal 15 Januari 2018 — Pemohon melawan Termohon
101
  • alasan bahwa anak Pemohon (calon mempelai lakilaki)belum mencapai usia 19 tahun sebagaimana surat Penolakan Pernikahan (P.1);Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai dan paraorang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya, sehingga calon mempelai wanita telah hamildan telah dikuatkan dengan bukti (P.4) dan kehendak untuk melangsungkanpernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga para orangtua mengkhawatirkanakan terjadi mudharat
    lebin besar apabila pernikahan mereka tidak segeradilaksanakan;Menimbang, berdasarkan Qaidah fighiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dicegah yang lebih berat mudharatnyadengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawah umurakan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Hal. 8 dari 12 Pen.
Register : 29-03-2019 — Putus : 22-04-2019 — Upload : 22-04-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0054/Pdt.P/2019/PA.TDN
Tanggal 22 April 2019 — Pemohon melawan Termohon
132
  • No. 0054/Pdt.P/2019/PA.TDN.Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai dan paraorang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya, sehingga calon mempelai wanita telah hamildan telah dikuatkan dengan bukti (P.5) dan kehendak untuk melangsungkanpernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga para orangtua mengkhawatirkanakan terjadi mudharat lebin besar apabila pernikahan mereka tidak segeradilaksanakan;Menimbang, bahwa permohonan
    Pemohon tersebut sesuai dengan ketentuanpasal 7 ayat (2) Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 sehingga dapat diterima untukdiperiksa lebih lanjut;Menimbang, berdasarkan Qaidah fiqhiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dicegah yang lebih berat mudharatnyadengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawah umurakan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpoa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orangtua masingmasing
Register : 26-02-2018 — Putus : 25-04-2018 — Upload : 14-05-2019
Putusan PA MANOKWARI Nomor 28/Pdt.G/2018/PA.Mw
Tanggal 25 April 2018 — Penggugat melawan Tergugat
2011
  • No. 28/Pdt.G/2018/PA.Mwmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, karena itu Majelis Hakimberkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudah sangatsulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudharat yang lebih besar bagi keduanya, oleh karena ituyang Majelis Hakim mengambil alin pendapat sebagai
    pertimbangan atasTeori Hukum Islam dalam kitab Al Qawa'id Al Fighiyyah Li Syekh MuhammadHalim Al 'Utsaimin pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Lepadh WY Gy) well al OSArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan Teori Hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudlaratan yang lebih besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam
    menyelesaikan koniflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak yangberperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (maslahah) bagi penyelesaiankonflik perkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Majelis Hakim sependapatpula dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 44 K/AG/1999 tanggal19 Februari
Register : 13-07-2016 — Putus : 24-11-2016 — Upload : 03-07-2019
Putusan PA Pasarwajo Nomor 0152/Pdt.G/2016/PA.Pw
Tanggal 24 Nopember 2016 — Penggugat melawan Tergugat
333
  • Allia uc: glb Lfrjjl jJJI Z&j IP jU/ /3/jArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telahberada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudahtidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri,sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jikatetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    yang lebih besar bagi keduanya.Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islam dalam kitab A/ Qawaad alFiqhiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambil alihsebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatifyang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehinggajalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinanPenggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan
Register : 05-02-2013 — Putus : 23-04-2013 — Upload : 21-11-2013
Putusan PA Pasarwajo Nomor 013/Pdt. G/2013/PA. Pw
Tanggal 23 April 2013 — -Penggugat -Tergugat
1812
  • cli) due tlh gag dag WN Le jase shal JilArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka hakim dapatmenjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga penggugat dan tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudah tidak adaharapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri, sehingga rumahtangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena ituberdasarkan teori hukum Islam dalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al SyekhMuhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbanganpada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:bad Leth LEY Cy rg meal) dd) TyArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisa dilakukan(diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasus ini, maka jalankeluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinan antarapenggugat dan tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga sepertiitu. hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar (mudharat) terutamakepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagipenyelesaian konflik perkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, majelis hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan
Register : 03-01-2020 — Putus : 21-01-2020 — Upload : 21-01-2020
Putusan PA BITUNG Nomor 4/Pdt.G/2020/PA.Bitg
Tanggal 21 Januari 2020 — Penggugat melawan Tergugat
157
  • oll lero) amo Jl ac, ers rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom sul LasY pyr yq pol asl USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
Register : 01-10-2020 — Putus : 04-11-2020 — Upload : 04-11-2020
Putusan PA TUBAN Nomor 2023/Pdt.G/2020/PA.Tbn
Tanggal 4 Nopember 2020 — Penggugat melawan Tergugat
84
  • olehkeluarga, akan tetapi tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
    s2>s = +=""= (mencapai maslahat dan menolak mafsadat)mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat yang ditanggung lebih besar daripada maslahatyang diperoleh, maka memutuskan ikatan perkawinan akan diperoleh maslahatbagi kedua belah pihak daripada
    ;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak bolen memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk dirukunkan, namun tetap tidak berhasil.Kondisi rumah tangga
Register : 18-09-2020 — Putus : 07-10-2020 — Upload : 07-10-2020
Putusan PA TUBAN Nomor 1921/Pdt.G/2020/PA.Tbn
Tanggal 7 Oktober 2020 — Penggugat melawan Tergugat
86
  • olehkeluarga, akan tetapi tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
    s2>s = +=""= (mencapai maslahat dan menolak mafsadat)mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat yang ditanggung lebih besar daripada maslahatyang diperoleh, maka memutuskan ikatan perkawinan akan diperoleh maslahatbagi kedua belah pihak daripada
    ;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak boleh memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, Seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk dirukunkan, namun tetap tidak berhasil.Kondisi rumah tangga
Register : 01-11-2018 — Putus : 06-12-2018 — Upload : 26-04-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 157/Pdt.G/2018/PA.Bitg
Tanggal 6 Desember 2018 — Penggugat melawan Tergugat
96
  • oll lero) amo JI ac, pre rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Ssuami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasY pyryq pol asl USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    G/2018/PA Bitgperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan untuk dirukunkan
Register : 07-08-2017 — Putus : 19-10-2017 — Upload : 10-01-2018
Putusan PA CIBINONG Nomor 3002/Pdt.G/2017/PA.Cbn
Tanggal 19 Oktober 2017 —
1719
  • kenyataan demikian sebagaimana tersebut diatas sulitsekali bagi Penggugat untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupperkawinan antara Penggugat dengan Tergugat mengingat tujuanperkawinan itu sendiri adalah untuk membentuk rumah tangga yangbahagia dan kekal berdasrakan Ketuhanan Yang Maha Esa;Bahwa dengan demikian kerukunan kehidupan berumah tangga sebagaisuami istri tidak mungkin tercapai dengan kehendak salah seorang suami /istri, sehingga apabila terus berlangsung perkawinan tersebut akanmembawa mudharat
    Bahwa demikian pula perkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalahmendatangkan mudharat maka dimohonkan Bapak Hakim membebaskanPenggugat dan Tergugat dari belenggu kemudharatan tersebut dengnajalan menceraikan satu sama lain.
    Hal ini berdasarkan hadits yangmenyatakan :Tidak boleh mudharat dan tidak boleh memberi mudharat pada orang lainBahwa berdasarkan adanya alasanalasan tersebut diatas, maka mohondengan hormat kiranya Majelis Hakim Pengadilan Agama Cibinong yangmengadili perkara ini berkenan memutus / menjatuhkan putusan sebagaiberikut :1. Mengabulkan Gugatan Penggugat seluruhnya;2. Menjatuhkan talak satu bain shugra Tergugat (TERMOHON) terhadapPenggugat (RIEKA ANDRIANI BINTI H. HAMDAN);3.
Register : 24-04-2019 — Putus : 08-05-2019 — Upload : 08-05-2019
Putusan PA PANGKAL PINANG Nomor 0015/Pdt.P/2019/PA.Pkp
Tanggal 8 Mei 2019 — Pemohon melawan Termohon
148
  • calon mempelai lakilaki) belum mencapai usia 19tahun sebagaimana surat Penolakan Pernikahan tertanggal 15 April 2019, bukti(P.1) ;Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai danorang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya, bahkan calon mempelai wanita telah hamil8 bulan dan telah dikuatkan dengan bukti (P.6) dan kehendak untukmelangsungkan pernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga orang tuamengkhawatirkan akan terjadi mudharat
    No. 015/Pdt.P/2019/PA.PkpMenimbang, berdasarkan Qaidah fighiyah sebagai berikut :Apabila dua kerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipelihara yanglebin berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringandaripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawah umurakan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan orang tua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebihbesar lagi, apa lagi ketika calon mempelai wanita telan hamil, kalau tidakdinikahkan, akan mendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belahpihak, tapi juga kepada anak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahirtanpa ayah, akan merasakan dampak psikologis berkepanjangan ;Menimbang, bahwa orang tua masingmasing
Register : 26-03-2021 — Putus : 08-04-2021 — Upload : 08-04-2021
Putusan PA Sukamara Nomor 11/Pdt.P/2021/PA.Skr
Tanggal 8 April 2021 — Pemohon melawan Termohon
4713
  • menurut ajaran Islam dapat menjadipenghalang bagi ANAK PEMOHON dan CALON SUAMI ANAKPEMOHON untuk segera melangsungkan perkawinan;Menimbang, bahwa meskipun ANAK PEMOHON belum berumur 19(sembilan belas) tahun, yang menurut ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku belum diizinkan melangsungkan perkawinan, namundengan memperhatikan beberapa aspek yang telah dipertimbanghkan di atas,maka segera mengawinkan CALON SUAMI ANAK PEMOHON dengan ANAKPEMOHON adalah jalan keluarnya, untuk menghindari mudharat
    yang ditimbulkan bila anaknya itu tidak segeradinikahkan dengan calon suaminya, maka hal tersebut sudah pastimemunculkan mudharat yang hanya akan merugikan anak itu sendiri, terlebihlagi anak Pemohon seorang perempuan, yang bila tidak segera dikawinkandengan CALON SUAMI ANAK PEMOHON, biasanya seringkali menjadi pihakpaling menanggung beban dari perbuatannya bersama lakilaki pujaan hatinyaitu;Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Hakim menilai bahwa menundaperkawinan anak Pemohon, ANAK PEMOHON yang
    baru berumur 15 (limabelas) tahun 10 (sepuluh) tahun dengan CALON SUAMI ANAK PEMOHON,sampai anak Pemohon tersebut berumur 19 (sembilan belas) tahun adalahtidak mungkin karena hal tersebut akan menimbulkan mudharat yang lebihbesar bila dibandingkan dengan memberi izin Kepada anak Pemohon tersebutHalaman 13 dari 16 hal.
    secara resmi meski masih di bawahumur 19 (Sembilan belas) tahun, karena dalam perkawinan sirri tersebut, tidakada atau setidaknya sulit untuk mendapatkan perlindungan hukum bagi ANAKPEMOHON dan atau anakanak dari CALON SUAMI ANAK PEMOHON binSiswanto dan ANAK PEMOHON yang lahir dari perkawinannya itu apabilaterjadi halhal yang tidak diinginkan dari perkawinan sirrinya itu;Menimbang, bahwa Hakim perlu mengetengahkan kaidahkaidah fighyang berbunyi;LagS ada Ql ae Uo pled Ia)Artinya : dJika ada dua mudharat
    ;Menimbang, bahwa dari semua yang telah dipertimbangkansebagaimana terurai di atas, Hakim berpendapat bahwa memberi izin anakPemohon yang bernama ANAK PEMOHON yang masih berumur 15 (limabelas) tahun 10 (sepuluh) bulan, untuk melangsungkan perkawinan denganCALON SUAMI ANAK PEMOHON akan lebih mashlahat bagi anak Pemohonitu sendiri dibandingkan dengan membiarkan anak Pemohon tersebut menjalinhubungan dengan CALON SUAMI ANAK PEMOHON tanpa status hukum yangjelas dan pasti, yang berpotensi memberikan mudharat
Register : 17-09-2020 — Putus : 07-10-2020 — Upload : 07-10-2020
Putusan PA TUBAN Nomor 1911/Pdt.G/2020/PA.Tbn
Tanggal 7 Oktober 2020 — Penggugat melawan Tergugat
65
  • olehkeluarga, akan tetapi tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
    penderitaan, merupakan alternatif pemecahan masalah gunamenghilangkan kemafsadatan;Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam dapat dirumuskan dengant wm Eells as c=)" (mencapai maslahat dan menolak mafsadat)kalimamengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyahukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat
    ;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak bolen memberi mudharat kepadaPutusan nomor 1911/Pdt.G/2020/PA.Tbn, halaman 9 dari 11 halamanisterinya begitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk
Register : 05-01-2013 — Putus : 22-05-2013 — Upload : 20-12-2013
Putusan PA SIDOARJO Nomor 429/Pdt.G/2013/PA Sda
Tanggal 22 Mei 2013 — 'PENGGUGAT' dan 'TERGUGAT'
50
  • menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk bercerai dengan pihaklainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidak mempertahankan ikatan perkawinantersebut, karena itu Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat denganTergugat telah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah sangat sulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    yang lebih besar bagi keduanya, Oleh karena itu berdasarkan teorihukum Islam dalam kitab Al Qawa'd al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim alUtsaimin yang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasus ini, maka jalankeluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinan antaraPenggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga sepertiitu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepadapara pihak berperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaiankonflik perkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas, makapengadilan berpendapat
Register : 05-07-2018 — Putus : 24-07-2018 — Upload : 30-04-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 88/Pdt.G/2018/PA Bitg
Tanggal 24 Juli 2018 — Penggugat melawan Tergugat
106
  • oll lero 5) amo Jac, pre rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Ssuami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Ssehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasY pyryq pol asl USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    G/2018/PA Bitgini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
Register : 05-02-2013 — Putus : 13-03-2013 — Upload : 17-12-2013
Putusan PA SIDOARJO Nomor 497/Pdt.G/2013/PA Sda
Tanggal 13 Maret 2013 — 'PENGGUGAT' dan 'TERGUGAT'
60
  • menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk bercerai dengan pihaklainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidak mempertahankan ikatan perkawinantersebut, karena itu Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat denganTergugat telah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah sangat sulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    yang lebih besar bagi keduanya, Oleh karena itu berdasarkan teorihukum Islam dalam kitab Al Qawa'd al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim alUtsaimin yang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasus ini, maka jalankeluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinan antaraPenggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga sepertiitu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepadapara pihak berperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaiankonflik perkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas, makapengadilan berpendapat
Register : 24-08-2020 — Putus : 13-10-2020 — Upload : 14-10-2020
Putusan PA BIMA Nomor 1254/Pdt.G/2020/PA.Bm
Tanggal 13 Oktober 2020 — Penggugat melawan Tergugat
157
  • untuk tidakmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, dan ternyata dalam perkara aquoterbukti Suami maupun isteri sudah tidak ingin lagi mempertahankan rumahtangganya sehingga Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tanggaPenggugat dengan Tergugat telah berada pada tingkat pecahnya perkawinan(broken marriage), Keduanya sudah sangat sulit untuk hidup rukun lagi sebagaisuami istri, Sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    yanglebin besar bagi keduanya, oleh karena itu yang Majelis Hakim mengambil alihpendapat sebagai pertimbangan atas Teori Hukum Islam dalam kitab AlQawa'id Al Fighiyyah Li Syekh Muhammad Halim Al 'Utsaimin pada halaman 2yang berbunyi sebagai berikut:Lopouisl 185 Y Gap pall asl USEArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan Teori Hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudlaratan
    yang lebih besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak yangberperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (maslahah) bagi penyelesaiankonflik perkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Majelis Hakim