Ditemukan 4317 data
14 — 2
kinibelum pernah bercerai ; Bahwa sejak bulan Desember 2010 hingga kini sudah 4 bulan, antara Penggugatdan Tergugat sudah berpisah tempat tinggal, dan masingmasing sudah tidakmelaksanakan kewajibannya 5Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut majelis berpendapat,rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak mungkin untuk dapatdipertahankan lagi, Karena rumah tangga tersebut tidak mungkin dapat mencapaitujuan perkawinan sebagaimana yang dikehendaki pasal Undangundang nomor 1tahun 1974, yang sejiwa
16 — 4
No. 0429/Pdt.G/2018/PA.GtloUndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dan pasal 2 Kompilasi Hukum Islamyang sejiwa dengan firman Allah SWT dalam alQuran Surah arRum ayat 21;Menimbang, bahwa Pemohon tidak lagi beritikad mempertahankanrumah tanggnya, keengganan Pemohon ini terlihat dari sikap Pemohon yangsangat aktif mengikuti proses persidangan, maka Majelis Hakim berpendapatkeinginan Pemohon untuk menceraikan Termohon ini sesuai petunjuk Al Qurandalam surah Al Bagarah ayat 227 yang berbunyi sebagaimana berikut
62 — 7
dan tujuan perkawinan menurut ketentuanpasal 1 dan pasal 33 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 adalah Ikatan lahirbathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengantujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa dan suami istri itu wajib saling cinta mencintai, hormatmenghormati, setia dan memberikan bantuan lahir bathin yang satu kepadayang lain.Adapun maksud dan tujuan perkawinan menurut ketentuan pasal 3Kompilasi Hukum Islam adalah sejiwa
16 — 2
No. 0057/Pdt.P/2018/PA.PwtMenimbang, bahwa petitum subsidair yang berbentuk compositoir, exaequo et bono, adalah petitum yang memberi kewenangan secara spesifikkepada Hakim untuk mengadili perkara tidak sebagaimana muatan rinci dalampetitum primair, melainkan berdasarkan kerangka hukum yang tepat menuruthukum dan keadilan, dengan ketentuan bahwa substansi putusan Hakim yangberdasar pada petitum subsidair tersebut masih dalam konteks permasalahanhukum yang sebangun dan sejiwa dengan petitum primar
pengadilanyang memberinya kedudukan sebagai wali;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas; (i) substansipermohonan Pemohon yang secara yuridis bersesuaian atau setidaknya tidakbertentangan dengan norma perundangundangan yang berlaku, (ii) adanyapetitum subsidair dalam permohonan Pemohon yang memohon kepada MajelisHakim untuk menetapkan hukum yang seadiladilnya (ex aequo et bono), serta(iil) Konsep hukum kekuasaan orangtua dan perwalian yang masih beradadalam lingkup hukum yang sebangun dan sejiwa
29 — 8
bulanyang sudah sulit untuk dipersatukan kembali;Menimbang, bahwa dalam hal ini Majelis Hakim tidak akanmenilai siapa yang benar dan salah dalam perkara a quo, namunberdasarkan faktafakta tersebut Majelis Hakim berpendapat, perkawinanantara Penggugat dengan Tergugat sudah pecah dan sudah tidak adaharapan akan hidup dalam satu rumah tangga, karena sudah sulit untukmencapai tujuan perkawinan yang sakinah, mawaddah, warahmah,sehingga apa yang dikehendaki dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974, yang sejiwa
9 — 1
Bahwa usaha perdamaian telah dilakukan namun tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut Majelis Hakimberpendapat, perkawinan antara Pemohon dengan Termohon sudah pecah dansudah tidak ada harapan akan hidup dalam satu rumah tangga, karena sudahsulit untuk mencapai tujuan perkawinan yang sakinah, mawaddah, warahmahsebagaimana dikehendaki dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, yang sejiwa vengan makna firman Allah SWT. dalam Surat ArRuum: 21: v 7 Gs ?
19 — 7
tersebut di atas, yakni Penggugat dan Tergugat sering terjadiperselisihan dan pertengkara yang terjadi terus menerus dan keduanya telah berpisahtempat tinggal serta tanpa menjalankan hak dan kewajiban masingmasing sebagaimanalayaknya suami istri, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugatdan Tergugat telah pecah dan tidak ada harapan lagi untuk kembali membina rumahtangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sebagaimana dikehendaki dalam Pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, yang sejiwa
23 — 15
Pembanding dengan Terbanding tidak dapat diwujudkan,Menimbang, bahwa upaya untuk mendamaikan antara Pembandingdengan Terbanding telah dilakukan, akan tetapi tidak berhasil, karena itu dalamrumah tangga Pembanding dan Terbanding telah terjadi broken Marnage atauAz Zawnajul Maksurah, sulit untuk bisa rukun kembali, jika dipertahankandikhawatirkan dapat menimbulkan mudlarat (penderitaan) yang berkepanjanganbagi Pembanding dan Terbanding, oleh karena itu gugatan Terbanding patutdikabulkan, hal mana sejiwa
48 — 10
dan tujuan perkawinan menurut ketentuanpasal 1 dan pasal 33 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 adalah Ikatan lahirbathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengantujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa dan suami istri itu wajib saling cinta mencintai, hormatmenghormati, setia dan memberikan bantuan lahir bathin yang satu kepadayang lain.Adapun maksud dan tujuan perkawinan menurut ketentuan pasal 3Kompilasi Hukum Islam adalah sejiwa
10 — 6
Karena itu tujuan perkawinan untukmembentuk rumah tangga yang kekalbahagia dalam suasana rumahtangga yang sakinah,mawaddah, dan rahmah sulit untuk dapatdiwujudkan lagi, sebagaimana tujuan perkawinan yang dimaksud padapasal 1 Undangundang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan danpasal 2 Kompilasi Hukum Islam yang sejiwa dengan firman Allah SWT.dalam alQuran surat arRum ayat 21:Cas Leal) Ipc 53) Saal Ga aS) GIR Gl Mile Geybn ak ee cad 7. &
13 — 0
Adapun maksud dan tujuan perkawinan menurut ketentuan pasal 3Kompilasi Hukum Islam adalah sejiwa dengan maksud dan tujuan perkawinanyang terkandung didalam AlQuran surat ArRum ayat 21 yaitu: ...bertujuanmembentuk rumah tangga yang sakinah (tentram dan bahagia) penuhmawaddah (rasa cinta) dan rahmah (rasa kasih sayang)....Menimbang, bahwa akan tetapi ternyata rumah tangga antaraPenggugat dan Tergugat sudah tidak sesuai lagi bahkan sudah jauhmenyimpang dari maksud dan tujuan perkawinan sebagaimana dikemukakandiatas
15 — 2
Adapun maksud dan tujuan perkawinan menurut ketentuan pasal 3Kompilasi Hukum Islam adalah sejiwa dengan maksud dan tujuan perkawinanyang terkandung di dalam AlQuran surat ArRum ayat 21 yaitu bertujuanmembentuk rumah tangga yang sakinah (tentram dan bahagia) penuhmawaadah (rasa cinta) dan rahmah (rasa kasih sayang).Menimbang, bahwa akan tetapi ternyata rumah tangga antaraPenggugat dan Tergugat sudah tidak sesuai lagi bahkan sudah jauhmenyimpang dari maksud dan tujuan perkawinan sebagaimana dikemukakan
12 — 6
3(tiga) minggu yang lalu, Penggugat dengan keinginan sendiri pergi darikediaman bersama;Menimbang, bahwa bila suami isteri hidup dalam ketidaksenanganseperti dalam rumah tangga Penggugat dengan tergugat, maka tentu tidakakan mencapai kehidupan yang bahagia, harmonis dan sejahtera dalammembangun rumah tanggannya sehingga tujuan perkawinan dalam Pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 yakni membentuk keluarga yangbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa tidak lagi tercapai,yang tidak sejiwa
16 — 7
permohonan dari bentuk petitumtunggal menjadi alternatif;Menimbang, bahwa petitum subsidair yang berbentuk compositoir, exaequo et bono, adalah petitum yang memberi kewenangan secara spesifikkepada Hakim untuk mengadili perkara tidak sebagaimana muatan rinci dalampetitum primair, melainkan berdasarkan kerangka hukum yang tepat menuruthukum dan keadilan, dengan ketentuan bahwa substansi putusan Hakim yangberdasar pada petitum subsidair tersebut masih dalam konteks permasalahanhukum yang sebangun dan sejiwa
Tmk(iii) Konsep hukum kekuasaan orang tua dan perwalian yang masih berada dalamlingkup hukum yang sebangun dan sejiwa karena masih dalam ranah kuasamenurut hukum bagi anak yang berada di bawah umur (belum dewasa), makaMajelis Hakim menilai kedudukan dan kewenangan Pemohon sebagai orang tuayang menyandang hak kekuasaan orang tua dan selanjutnya berwenangmewakili anak kandungnya dalam melakukan perbuatan hukum, dapatditegaskan melalui penetapan ini dengan menempatkannya pada amar bagiansubsidair.
14 — 6
Karena itu tujuan perkawinan untukmembentuk rumah tangga yang kekalbahagia dalam suasana rumahtangga yang sakinah,mawaddah, dan rahmah sulit untuk dapatdiwujudkan lagi, sebagaimana tujuan perkawinan yang dimaksud padapasal 1 Undangundang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan danpasal 2 Kompilasi Hukum Islam yang sejiwa dengan firman Allah SWT.dalam alQur'an surat arRum ayat 21:
10 — 1
dan tujuan perkawinan menurut ketentuanpasal 1 dan pasal 33 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 adalah lkatan lahirbathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengantujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa dan suami istri itu wajib saling cinta mencintai, hormatmenghormati, setia dan memberikan bantuan lahir bathin yang satu kepadayang lain.Adapun maksud dan tujuan perkawinan menurut ketentuan pasal 3Kompilasi Hukum Islam adalah sejiwa
30 — 7
minuman keras sehingga penggugatmeninggalkan tergugat dan pulang kerumah orangtuanya;Menimbang, bahwa dengan kondisi rumah tangga penggugat dan tergugatyang demikian telah dapat dikategorikan rumah tangga yang sering terjadipertengkaran sehingga telah jauh dari suasana rumah tangga yang harmonissebagaimana amanah pasal (1) undangninggaundang No.1 tahun 1974 tentangPerkawinan;Menimbang, bahwa perkawinan dalam islam bertujuan untuk mewujudkanrumah tangga yang bahagia, sakinah mawaddah warahmah yang sejiwa
10 — 0
Bahwa usaha mendamaian dengan menasehati Penggugat telah dilakukan,dan tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut Majelis Hakimberpendapat, perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat sudah pecah dansudah tidak ada harapan akan hidup dalam satu rumah tangga, karena sudahSulit untuk mencapai tujuan perkawinan yang sakinah, mawaddah, warahmahsebagaimana dikehendaki dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974, yang sejiwa dengan makna firman Allah SWT. dalam Surat ArRuum: 21:pee
8 — 0
No.2553Pdt.G/2012/PAJTtujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang kekal berdasarkan KetuhananYang Maha Esa dan suami istri itu wajib saling cinta mencintai, hormatmenghormati, setia dan memberikan bantuan lahir bathin yang satu kepadayang lain.Adapun maksud dan tujuan perkawinan menurut ketentuan pasal 3Kompilasi Hukum Islam adalah sejiwa dengan maksud dan tujuan perkaiwnanyang terkandung didalam AlQuran surat ArRuum ayat 21 yaitu bertujuanmembentuk rumah tangga yang sakinah (tentram dan bahagia
13 — 2
INPRES nomor 1Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa perbuatan Tergugat yang telah melakukanpenganiayan terhadap Penggugat dipandang oleh majelis sebagaipenghalang terwujudnya tujuan perkawinan untuk membentuk rumahtangga yang kekalbahagia dalam suasana rumah tangga yangsakinah,mawaddah, dan rahmah sulit untuk dapat diwujudkan lagi,sebagaimana tujuan perkawinan yang dimaksud pada pasal 1 Undangundang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan pasal 2 KompilasiHukum Islam yang sejiwa