Ditemukan 965 data
17 — 10
mendamaikanpemohon dan termohon, dengan menasihati pemohon agar rukun kembalidengan termohon bahkan pihak keluarga kedua belah pihak juga telahberusaha untuk merukunkan akan tetapi tidak berhasil, hal ini memberikanindikasi bahwa pemohon tidak dapat mempertahankan rumah tangganyalagi;Menimbang, bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikianapabila dipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadatlebih besar daripada maslahatnya, hal ini perlu dihindari sesuai dengankaidah fighiyah yang berbunyi :Wlas
6 — 5
:Wlas ule We prac xwlaoddls 5sArtinya:Menolak mafsadat lebih diproritaskan dari pada menarikmanfaat.Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 39 ayat UndangUndangNomor 1 Tahun 1974, perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidangpengadilan setelan pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidakberhasil mendamaikan kedua belah pihak serta adanya cukup alasanbahwa antara suamiisteri itu tidak dapat rukun kembali dalam sebuahrumah tangga.
6 — 6
U2 uleArtinya : dan tidak ada manfaat yang dapat diharapkan dalam mengumpulkandua manusia yang saling benci membenci, terlepas dari masalah apakah sebabHim. 8 dari 10Putusan 5347/Pdt.G/2020/PA.Sorsebab terjadinya pertengkaran ini besar atau kecil, namun kebaikan hanya dapatdiharapkan dengan mengakhiri kehidupan berumah tangga antara suami ister;Wlas)!
16 — 9
damai), mawaddah (penuh saling mengasihi) dan Sakiah (salingmenyayangi) dan rumah tangga penggugat dan tergugat tidak dapatmencapai tujuan pernikahan untuk membentuk rumah tangga yangbahagia dan kekal sesuai Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974dan pasal 2 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikianapabila dipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadatlebin besar daripada maslahatnya, hal ini perlu dihindari sesuai dengankaidah fiqhiyah yang berbunyi :Wlas
26 — 15
:Wlas ule We prio rwlaod!
10 — 0
Pemohon II telah memenuhi ketentuan hukum Islam, makadengan didasarkan kepada ketentuan pasal 2 ayat (1) dan pasal 64 Undangundang nomor 1 tahun 1974 sejalan dengan ketentuan Hukum Islamsebagaimana tersebut pada pasal 4 KHI, permohonan para Pemohon agarperkawinan mereka yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2009 dalamwilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Cikeusal ditetapbkan keabsahannyapatut diterima dan dikabulkan;Menimbang, bahwa majelis sependapat dan mengambil alih kaidah figihyang menyatakan :Wlas
7 — 6
:Wlas ule GLE p r80 xwlaoll 5) >Artinya:Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarik kemaslahatan.Menimbang bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, dan alasanalasan perceraian telah terpenuhi sebagaimana petunjuk Pasal70 ayat (1) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Pasal 39 ayat (1) dan (2)UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974.
13 — 1
Yurisprudensi Nomor : 44 K/AG/1999 tertanggal 19 Februari1999):Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah tangga yang demikian, makaperceraian dipandang lebih membawa mashlahat bagi kedua belah pihak,Pemohon dan Termohon, sebagai way out untuk melepaskan Pemohon danTermohon dari belenggu penderitaan yang berkepanjangan serta gunamenghindari kemungkinan terjadinya madharat yang lebih besar atas diriPemohon dan Termohon, dengan mengambil alin kaidah ushuliyah sebagaipendapat majelis yang berbuny) :Wlas ule
9 — 5
dengan Termohon tidak dapatdipertahankan lagi, sehingga yang dipandang adil untuk menyelesaikankemaslahatan kedua belah pihak adalah dengan perceraian.Hal 8 dari 11 hal putusan Nomor 466/Pdt.G/2020/PA.MksMenimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya yaitu Pemohon dan Termohon akan teruS menerusdalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidahfighiyah yang berbunyi :Wlas
7 — 5
berkeyakinan bahwakeutuhan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat tidak dapatdipertahankan lagi, sehingga yang dipandang adil untuk menyelesaikankemaslahatan kedua belah pihak adalah dengan perceraian.Menimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya yaitu Penggugat dan Tergugat akan teruS menerusdalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidahfiqghiyah yang berbunyi :Wlas
10 — 5
:Wlas!
63 — 8
:Wlas ule GLE p r80 xwlaoll 5) >Putusan No. 320/Pdt.G/2021/PA.Tgr Hal 14 dari 18Artinya: Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarikkemaslahatan;Menimbang, bahwa berdasarkan kesimpulan Penggugat di depanpersidangan, yakni Penggugat berketetapan hati ingin bercerai denganTergugat dan Penggugat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, makadalam hal ini majelis hakim perlu mempertimbangkan pendapat pakar hukumIslam sebagaimana yang termuat dalam kitab A/ Iqna Juz II halaman 133sebagai berikut
8 — 0
Oleh karenanya Majelis Hakim sependapat dengan dalil Fighiyyahdalam kitab AlAsybah Wannadhzair yang berbunyi :Wlas!
15 — 4
AlQuran surah ArRum ayat 21 tidak terwujud dalam rumahtangga Penggugat dan Tergugat, sehingga memaksakan rumah tanggayang sedemikian rupa untuk tetap bersatu) akan menimbulkankemudharatan dan siksaan batin bagi kedua pihak, padahalkemudharatan tersebut harus dihindari sebagaimna kaidah ushul fighyang oleh Majelis Hakim diambil alih sebagai sandaran pertimbanganyaitu :Wlas!
14 — 6
Putusan Nomor 0192/Pdt.G/2015/PA.Bb.didasarkan pada bukti yang cukup untuk itu, maka hal tersebut merupakanindikasi bahwa perkawinan tersebut telah pecah, sehingga apabila dipaksakanuntuk dipertahankan maka diyakini akan menimbulkan mafsadat yang lebihbesar daripada maslahatnya, padahal menolak mafsadat lebin utama daripadamencari maslahatnya sesuai dengan qaidah fighiyah yang berbunyi := 2 oe = 9 a = 2 Owl > un le pe Ro wlas il $y= = Artinya : Mencegah kerusakan itu lebih diutamakan daripada Tnendatangkankemanftaatan
18 — 5
bahwa karena rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidakterwujud ketentraman dan kasihsayang sehingg untuk mencapai tujuanpernikahan membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal sesuai Pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 2 Kompilasi Hukum Islamtidak dapat terwujud;Menimbang, bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidah fighiyahyang berbunyi :Wlas
18 — 8
ketidak senangan seorang istri kepada suaminya telahmencapal puncaknya, maka pada saat itu hakim diperbolehkanmenjatuhkan talak seorang suami kepada istrinya dengan talak satu.Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan dalil yangterdapat dalam hadits Nabi SAW dalam Sunan Ibnu Majah Juz halaman 736,yang berbunyi :plpo Va po YArtinya : Tidak boleh menimbulkan kemudharatan dan saling membuatkemudharatan;Kaidah fightyah yang terdapat di dalam Al Asybah wan Nazhair halaman 62,yang berbunyi :Wlas
58 — 30
:Wlas ule Whe p r80 rawlaodl 5) >Artinya: Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarikkemaslahatan.Menimbang, bahwa dalam perkara ini Majelis Hakim memandang perlumengetengahkan pendapat ahli figih dalam Kitab Figh Sunnah Juz halaman 248,kemudian diambil alin sebagai pendapat Majelis hakim, yang berbunyi :azo (Gly) Loo sll OS co Wl SLicl I azg HI di ola! sv bless aii Ilsail dalle gills login CoV! yS nioldll jass log!
11 — 4
:Wlas ule GLE p r80 xwlaoll 5) >Putusan No. 1128/Pdt.G/2021/PA.Tgr Hal 14 dari 18Artinya: Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarikkemaslahatan;Menimbang, bahwa berdasarkan kesimpulan Penggugat di depanpersidangan, yakni Penggugat berketetapan hati ingin bercerai denganTergugat dan Penggugat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, makadalam hal ini majelis hakim perlu mempertimbangkan pendapat pakar hukumIslam sebagaimana yang termuat dalam kitab A/ Iqna Juz II halaman 133sebagai berikut
28 — 10
maupun bagi anak Penggugat dan Tergugat, meskipunperkawinan adalah sunnah Rasulullah SAW. yang harus diikuti (mash/ahat), akan tetapiapabila kemudian ternyata dalam rumah tangga para pihak sudah tidak ada rasa kasihsayang lagi diantara mereka, bahkan yang ada rasa benci, takut dan trauma hal tersebuttidak dapat dihilangkan kecuali dengan perceraian, maka perceraian sebagai upayamenghilangkan mudharat tersebut harus didahulukan daripada mengambil manfaat,sesuai dengan kaedah fikih yang berbunyi :Wlas