Ditemukan 468 data
124 — 53
G/2019/PA.Aboleh ibu mertua dan ibu mertua merespon itu dan menyuruh Termohonberbaring di tempat tidur dan dipijat dan goyangkoyak oleh ibumertua sampai tidur malam hari Termohon kencing (ngompol) daritempat tidur sampai ke kamar kecil (we) bagai krans air bocor, harnpir 1ember jika ditampung karena air seni yang tersimpan hampir setahundan Termohon tetap berpositive thinking karena Termohon juga ingincepat hamil dan melahirkan (temyata sampai sekarang sudah kuranglebih 23 tahun pemikahan bellum
278 — 67
horizontal (penjelasanpasal 80 KUHAP), sehingga pendekatan paling tepat untuk menuntaskan masalah iniadalah dengan cara mengintroduksi dan mengkostatir ketentuan perundangundangan,agar dapat dipahami dan dikaji apakah keseluruhan tindakan hukum TERMOHONmelakukan penangkapan dan penahanan terhadap diri PEMOHON telah berjalan sesuaihukum, kebenaran dan keadilan, oleh karena itu pendekatan yang dilakukan untukmenuntaskan masalah ini haruslah jauh dari sikap pendekatan yang bersikap formalisticlegal thinking
109 — 56
Hakim dapatmeluruskannya dalam persidangan dan selanjutnya dijelaskan dalam pertimbanganputusan mengenai letak posisi susunan sistematika dakwaan yang semestinya.Dengan demikian sekiranya Hakim menemukan sistematika dakwaan subsidairitasyang keliru, tidak perlu bersikap terlampau formalistic legal thinking, tetapi cukupmeluruskannya.Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim banding menolakkeberatankeberatan yang diajukan oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa terhadapPutusan Sela dari Majelis Hakim
37 — 30 — Berkekuatan Hukum Tetap
Dalam hal ini pikirannya itu dikuasai oleh keinginan danpengetahuannya yang tertuju kepada suatu tindak pidana Hornsbyberpendapat "wanting, thinking, and intentionally doing as an interdependenttriad conceps." (Jennifer Hornsby, "On What Intentionally Done", dalamStephen Shute, John Gardner dan Jeremy Harder, ed., Action and Value inCriminal Law, Oxford: Clarendon Press 1993 hal. 57).
20 — 9
dianalisis dari serangkaian jawaban, replik, duplik dan kesimpulanmasingmasing, sebenarnya ada miskomunikasi dan sikap tidak salingmemahami antara Penggugat dengan Tergugat dimana Penggugat tidak fahamatau tidak tanggap terhadap apa yang sebenarnya dimaui oleh Tergugat dansebaliknya Tergugat pun tidak faham, tidak tanggap dan tidak mau meresponapa yang sebenarnya diinginkan oleh Penggugat sehingga hal ini telahPutusan Nomor 1691/Pdt.G/2016/PA.NgjHalaman 30 dari 43melahirkan kesalahfahaman dan negative thinking
24 — 5
dari bahasa verbal kedua belah pihakyang bisa dianalisis dari serangkaian jawaban, replik, duplik dan kesimpulanmasingmasing, sebenarnya ada miskomunikasi dan sikap tidak salingmemahami antara Penggugat dengan Tergugat dimana Penggugat tidak fahamatau tidak tanggap terhadap apa yang sebenarnya dimaui oleh Tergugat dansebaliknya Tergugat pun tidak faham, tidak tanggap dan tidak mau merespon apayang sebenarnya diinginkan oleh Penggugat sehingga hal ini telah melahirkankesalahfahaman dan negative thinking
80 — 18
Hukum Acara Perdata Indonesia, Penerbit Liberty,Yogyakarta, 1998, halaman 115) :Menimbang, bahwa dalam memeriksa dan mengadili suatu perkara sesuaidengan sifat hukum acara perdata Indonesia yang bersifat sederhana, cepat dan biayaringan, maka sistem pendekatan hukum yang dipergunakan, tidaklah boleh bersifatterlalu kaku (stricht law) dan bersifat formalistik (formalistic legal thinking), karenanyaMajelis Hakim harus dengan arif dan bijaksana memperhatikan dengan baik peristiwadan fakta kejadian yang
Terbanding/Penggugat : YANUAR CAHYADI WIJAYA
36 — 23
thinking).
Nyoman Kasey Suwenda
Termohon:
Kepala Kepolisian Resort Kota Denpasar Cg Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Denpasar.
343 — 417
lainnya, sehinggapendekatan paling tepat untuk menuntaskan masalah ini adalahdengan cara mengintroduksi dan mengkonstatir ketentuanperundangundangan, agar dapat dipahami dan dikaji apakahkeseluruhan tindakan hukum Termohon Praperadilan melakukanpenyidikan terhadap tindak pidana yang dilaporkan PemohonPraperadilan telah berjalan sesuai hukum, kebenaran dan keadilan,oleh karena itu pendekatan yang dilakukan untuk menuntaskanmasalah ini haruslah jauh dari sikap pendekatan yang bersikapformalistic legal thinking
136 — 65
Majelis Hakim berpendapat,bahwa kita harus menggunakan asas prioritas dimana prioritas pertama selaluHalaman 28 dari 31 Putusan Nomor: 57/Pid.Sus/2016/PN.MIl.jatuh pada keadilan, baru kemanfaatan dan terakhir kepastian hukum, sertaEra yang berlangsung sekarang menekankan kepada Hakim tidak patutbersikap Strict Law dan formalistic Legall Thinking tetapi sematamata for theinterest of the justice, Pendapat Majelis Hakim sesuai pula dengan:Pasal 8 Ayat (2) Undangundang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
Terri Kristanti, SH
Terdakwa:
Drs.H.M.Kartubi bin Muis Madri
133 — 50
hukum pidana;Menimbang, bahwa tujuan aturan pidana dimasukkan dalamUndangUndang administratif adalah agar UndangUndang administratiftersebut dapat dijalankan dan dipertahankan;Menimbang, bahwa hukum bertujuan mencapai keadilan,kemanfaatan dan kepastian yang diwujudkan dari eksistensi hukum yangbersifat pasif (peraturan perUndangUndangan) dan hukum yang bersifataktif (outusan Hakim);Menimbang, bahwa dalam memberikan vonis Hakim tidak melulucorong UndangUndang / bouche de Ia loi / formalistic legal thinking
59 — 16
./1996 tanggal 28 Desember 1998 dipertimbangkan sebagai berikut:Pengadilan Tinggi dalam putusannya telah mengabulkan eksepsi danmenyatakan gugatan tidak dapat diterima atas alasan dalil gugatan telahmencapur adukkan antara wanprestasi dengan perbuatan melawanhukum yang berakibat gugatan mengandung cacat obscur libel,Bahwa pendapat dan kesimpulan Pengadilan Tinggi tersebut berpijakpada pendekatan hukum yang sangat kaku (strict law) dan dianggappendapat ini bersifat formalistik (formalistic legel thinking
17 — 2
Karena sesuai sistem pendekatan yang jauh dari sikapformalistic legal thinking secara sempit dan ekstrem, kekurang tepatan redaksionaltersebut tidak perlu sampai berakibat hukum gugatan Penggugat harus dinyatakan kaburdan tidak dapat diterima, oleh karena itu eksepsi Tergugat mengenai hal tersebuttidaklah beralasan, sehingga eksepsi tersebut harus dinyatakan ditolak ;Menimbang, bahwa mengenai dalil eksepsi yang menyatakan gugatan PenggugatPremature (terlampau dini waktunya), karena dari gugatan Penggugat
48 — 9
Oleh Majelis Hakim,dipertimbangkan dengan berpedoman bahwa dalam memeriksa dan mengadili suatu perkara,sesuai dengan sifat hukum acara perdata Indonesia yang bersifat sederhana, cepat dan biayaringan, maka sistem pendekatan hukum yang dipergunakan, tidaklah boleh bersifat terlalukaku (stricht law) dan bersifat formalistik (formalistic legal thinking), karenanya MajelisHakim harus dengan arif dan bijaksana memperhatikan dengan baik peristiwa dan faktakejadian yang sebenarnya ;Menimbang, bahwa memang
Mahyar Purba Bin Hasyim Purba
Termohon:
Balai Pengamanan Dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Wilayah Sumatra Seksi Wilayah II
55 — 27
kepentinganumum, disamping itu penerapan hukum acara yang terlampau teknis bisamengingkari (justice denied on a technicality) ataupun penuntutan sesuai hukumacara (due process) tanpa kebijaksanaan (descrition) sering mendatangkanakibat yang tidak adil ;Menimbang, bahwa dengan demikian tertib dan penegakan hukum AcaraPidana (hukum formil) guna menegakkan ketentuan hukum pidana (hukummateril) patut dijaga, karena penegakan hukum formil berdasarkan sistempendekatan Strict law atau formalistic legal thinking
81 — 71
seenaknya menyusun surat dakwaan melainkan harus cermat dan mempunyaitujuan dan target yang hendak dicapai dengan Surat dakwaan yang dibuatnya yakni penegakanhukum itu sendiri;Menimbang, bahwa walaupun terdapat kekeliruan Penuntut Umum dalam menyusunbentuk surat dakwaan namun dengan memperhatikan kepentingan terdakwa yang tidakterhalangi dalam pembelaan dirinya serta demi menegakan Asas Peradilan sederhana, cepat danBiaya ringan maka Majelis Hakim tidak berikap Strict law dan formalistic legal thinking
61 — 35
alasanalasansebagai berikut:Bahwa Pembanding sangat keberatan dengan Putusan JUDEXFACTIE yang tidak konsisten dan tidak mempertahankanPutusan Sela yang sudah diputuskan Oleh Majelis Hakim yangsama pada Tanggal 17 April 2012.Bahwa Pembanding tidak sependapat dengan pertimbanganJUDEX FACTIE yang telah menyimpang dari Hukum Positif,karena di dalam Perkara Pidana yang dicari adalah kebenaranmateriil ,oleh karena itu dalam memutuskan Perkara Pidanaharus dihindari jalan pikiran dan penalaan secara formalisticlegal thinking
43 — 40 — Berkekuatan Hukum Tetap
Oleh karenaitu dalam memutuskan perkara pidana harus dihindari jalan pikirandan penelaahan secara formalistic legal thinking sehingga judex factidalam memberikan putusan harus dan wajib mengikuti penalaran,yang tidak saja didapat dalam persidangan, tetapi harus menggali danHal. 27 dari 35 hal. Put.
Nina Anak Chang Fut Khiong
Termohon:
Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Kalimantan
91 — 11
acara yang terlampau teknis bisamengingkari (justice denied on a technicality) ataupun penuntutan sesuai hukumacara (due process) tanpa kebijaksanaan (descrition) sering mendatangkanakibat yang tidak adil ;Halaman 38 dari 45 Putusan Nomor 2/Pid.Pra/2019/PN MpwMenimbang, walaupun demikian tertib dan penegakan hukum AcaraPidana (hukum formil) guna menegakkan ketentuan hukum pidana (hukummateril) patut dijaga, karena penegakan hukum formil berdasarkan sistenpendekatan Strict law atau formalistic legal thinking
Tn. NIKODEMUS SUKIRNO
Termohon:
PEMERINTAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Cq. JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA
169 — 31
memperhatikan kepentingan umum, disamping itu penerapan hukumacara yang terlampau teknis bisa mengingkari (justice denied on atechnicality) ataupun penuntutan sesuai hukum acara (due process) tanpakebijaksanaan (descrition) sering mendatangkan akibat yang tidak adil.3. bahwa walaupun demikian tertid dan penegakan hukum AcaraPidana (hukum formil) guna menegakkan ketentuan hukum pidana (hukummateril) patut dijaga, karena penegakan hukum formil berdasarkan sistenpendekatan Sirict law atau formalistic legal thinking