Ditemukan 965 data
7 — 6
:Wlas ule GLE p r80 xwlaoll 5) >Artinya:Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarik kemaslahatan.Menimbang bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, dan alasanalasan perceraian telah terpenuhi sebagaimana petunjuk Pasal70 ayat (1) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Pasal 39 ayat (1) dan (2)UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974.
13 — 1
Yurisprudensi Nomor : 44 K/AG/1999 tertanggal 19 Februari1999):Menimbang, bahwa dalam kondisi rumah tangga yang demikian, makaperceraian dipandang lebih membawa mashlahat bagi kedua belah pihak,Pemohon dan Termohon, sebagai way out untuk melepaskan Pemohon danTermohon dari belenggu penderitaan yang berkepanjangan serta gunamenghindari kemungkinan terjadinya madharat yang lebih besar atas diriPemohon dan Termohon, dengan mengambil alin kaidah ushuliyah sebagaipendapat majelis yang berbuny) :Wlas ule
9 — 5
dengan Termohon tidak dapatdipertahankan lagi, sehingga yang dipandang adil untuk menyelesaikankemaslahatan kedua belah pihak adalah dengan perceraian.Hal 8 dari 11 hal putusan Nomor 466/Pdt.G/2020/PA.MksMenimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya yaitu Pemohon dan Termohon akan teruS menerusdalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidahfighiyah yang berbunyi :Wlas
7 — 5
berkeyakinan bahwakeutuhan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat tidak dapatdipertahankan lagi, sehingga yang dipandang adil untuk menyelesaikankemaslahatan kedua belah pihak adalah dengan perceraian.Menimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya yaitu Penggugat dan Tergugat akan teruS menerusdalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidahfiqghiyah yang berbunyi :Wlas
12 — 8
:Wlas ule GLE p r80 xwlaoJl 5) >Artinya: Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarikkemaslahatan;Menimbang, bahwa berdasarkan kesimpulan Penggugat di depanpersidangan, yakni Penggugat berketetapan hati ingin bercerai denganTergugat dan Penggugat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, makadalam hal ini majelis hakim perlu mempertimbangkan pendapat pakar hukumPutusan No. 741/Pdt.G/2021/PA.Tgr Hal 15 dari 18Islam sebagaimana yang termuat dalam kitab A/ Iqna Juz II halaman 133sebagai berikut
9 — 2
Dalil yang berbunyi :Wlas! Ul Glo prio awlio! 540Hal. 12 dari 15 hal.
18 — 3
sedapat mungkin dihindari untuk mewujudkantujuan perkawinan dimaksud, akan tetapi mempertahankan rumah tangga Pemohondengan Termohon dalam kondisi sebagaimana tersebut diatas dimana sebagai suamidan isteri tidak lagi menjalankan kewajiban dan memenuhi haknya masingmasingsecara utuh dan seimbang, bahkan keduanya telah berpisah tempat tinggal dalamwaktu yang cukup lama, Majelis Hakim berpendapat akan mendatangkan mafsadatyang lebih besar daripada mashlahatnya, maka dengan menunjuk kaidah fighiyah :Wlas
39 — 15
: = =Wlas Ws We pdae awleall E $5Artinya :Menghindarkan kerusakan / bahaya harus lebih diutamakandaripada mendambakan manfaat.Menimbang, bahwa berdarakan pemaparan hal di atas, Majelis Hakimmenilai antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan dalamrumah tangga yang sulit untuk dirukunkan lagi dan adanya faktafaktatersebut telah merupakan bukti bahwa rumah tangga antara Pemohondengan Termohon telah pecah serta sendisendi rumah tangga telah rapuhdan sulit untuk ditegakkan kembali yang
10 — 1
:Wlas ule Ge prio awlasJl 543Artinya: Menolak kemudharatan lebin utama daripada mengharapkemaslahatan,Menimbang, bahwa meskipun Penggugat dengan Tergugat telahdiupayakan agar hidup rukun kembali, namun Penggugat menyatakantidak punya keinginan lagi untuk tetap mempertahankan ikatanperkawinannya dengan Tergugat;Hal. 10 dari 13 hal. Putusan No. 0283/Pdt.G/2017/PA.
17 — 0
demikian perkawinan tersebutdikhawatirkan jika dipertahankan akan menimbulkan madhorot (penderitaan)yang berkepanjangan bagi para pihak karena tidak terlaksananya hak dankewajiban mereka sebagai Suami isteri secara baik, oleh karena itu sudahsepatutnya dan lebih maslahah jika ditafriq (diceraikan) agar masingmasingpihak dapat dengan leluasa menentukan masa depannya sendiri, prinsip yangdemikian ini sesuai dengan kaidah fighiyah yang termuat dalam kitab AshbahWan Nadhaair halaman 62 yang berbunyi :Wlas
10 — 5
:Wlas!
63 — 8
:Wlas ule GLE p r80 xwlaoll 5) >Putusan No. 320/Pdt.G/2021/PA.Tgr Hal 14 dari 18Artinya: Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarikkemaslahatan;Menimbang, bahwa berdasarkan kesimpulan Penggugat di depanpersidangan, yakni Penggugat berketetapan hati ingin bercerai denganTergugat dan Penggugat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, makadalam hal ini majelis hakim perlu mempertimbangkan pendapat pakar hukumIslam sebagaimana yang termuat dalam kitab A/ Iqna Juz II halaman 133sebagai berikut
8 — 0
Oleh karenanya Majelis Hakim sependapat dengan dalil Fighiyyahdalam kitab AlAsybah Wannadhzair yang berbunyi :Wlas!
15 — 4
AlQuran surah ArRum ayat 21 tidak terwujud dalam rumahtangga Penggugat dan Tergugat, sehingga memaksakan rumah tanggayang sedemikian rupa untuk tetap bersatu) akan menimbulkankemudharatan dan siksaan batin bagi kedua pihak, padahalkemudharatan tersebut harus dihindari sebagaimna kaidah ushul fighyang oleh Majelis Hakim diambil alih sebagai sandaran pertimbanganyaitu :Wlas!
14 — 6
Putusan Nomor 0192/Pdt.G/2015/PA.Bb.didasarkan pada bukti yang cukup untuk itu, maka hal tersebut merupakanindikasi bahwa perkawinan tersebut telah pecah, sehingga apabila dipaksakanuntuk dipertahankan maka diyakini akan menimbulkan mafsadat yang lebihbesar daripada maslahatnya, padahal menolak mafsadat lebin utama daripadamencari maslahatnya sesuai dengan qaidah fighiyah yang berbunyi := 2 oe = 9 a = 2 Owl > un le pe Ro wlas il $y= = Artinya : Mencegah kerusakan itu lebih diutamakan daripada Tnendatangkankemanftaatan
18 — 5
bahwa karena rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidakterwujud ketentraman dan kasihsayang sehingg untuk mencapai tujuanpernikahan membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal sesuai Pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 2 Kompilasi Hukum Islamtidak dapat terwujud;Menimbang, bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidah fighiyahyang berbunyi :Wlas
18 — 8
ketidak senangan seorang istri kepada suaminya telahmencapal puncaknya, maka pada saat itu hakim diperbolehkanmenjatuhkan talak seorang suami kepada istrinya dengan talak satu.Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengetengahkan dalil yangterdapat dalam hadits Nabi SAW dalam Sunan Ibnu Majah Juz halaman 736,yang berbunyi :plpo Va po YArtinya : Tidak boleh menimbulkan kemudharatan dan saling membuatkemudharatan;Kaidah fightyah yang terdapat di dalam Al Asybah wan Nazhair halaman 62,yang berbunyi :Wlas
58 — 30
:Wlas ule Whe p r80 rawlaodl 5) >Artinya: Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarikkemaslahatan.Menimbang, bahwa dalam perkara ini Majelis Hakim memandang perlumengetengahkan pendapat ahli figih dalam Kitab Figh Sunnah Juz halaman 248,kemudian diambil alin sebagai pendapat Majelis hakim, yang berbunyi :azo (Gly) Loo sll OS co Wl SLicl I azg HI di ola! sv bless aii Ilsail dalle gills login CoV! yS nioldll jass log!
11 — 4
:Wlas ule GLE p r80 xwlaoll 5) >Putusan No. 1128/Pdt.G/2021/PA.Tgr Hal 14 dari 18Artinya: Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarikkemaslahatan;Menimbang, bahwa berdasarkan kesimpulan Penggugat di depanpersidangan, yakni Penggugat berketetapan hati ingin bercerai denganTergugat dan Penggugat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, makadalam hal ini majelis hakim perlu mempertimbangkan pendapat pakar hukumIslam sebagaimana yang termuat dalam kitab A/ Iqna Juz II halaman 133sebagai berikut
28 — 10
maupun bagi anak Penggugat dan Tergugat, meskipunperkawinan adalah sunnah Rasulullah SAW. yang harus diikuti (mash/ahat), akan tetapiapabila kemudian ternyata dalam rumah tangga para pihak sudah tidak ada rasa kasihsayang lagi diantara mereka, bahkan yang ada rasa benci, takut dan trauma hal tersebuttidak dapat dihilangkan kecuali dengan perceraian, maka perceraian sebagai upayamenghilangkan mudharat tersebut harus didahulukan daripada mengambil manfaat,sesuai dengan kaedah fikih yang berbunyi :Wlas