Ditemukan 965 data
7 — 4
berkeyakinan bahwakeutuhan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat tidak dapatdipertahankan lagi, sehingga yang dipandang adil untuk menyelesaikankemaslahatan kedua belah pihak adalah dengan perceraian.Menimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya yaitu Penggugat dan Tergugat akan teruS menerusdalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidahfighiyah yang berbunyi :Wlas
10 — 1
kebenciannya terhadap suaminyamaka Hakim diperkenankan menjatuhkan talaknya suami.Menimbang, bahwa terjadinya perselisinan dan pertengkaran secaraterus menerus yang berakhir dengan perpisahan tempat tinggal, tidak adamaksud untuk kembali hidup rukun, jika perkawinan keduanya dipaksakanuntuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besar daripadamaslahatnya yaitu Penggugat dan Tergugat akan terus menerus dalampenderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidah fighiyahyang berbunyi :Wlas
8 — 6
:Wlas!
Gina Hayati binti H. Muhran
Tergugat:
Abdul Gani bin H. Junaid
13 — 2
AlQuran surah ArRum ayat 21 tidak terwujud dalam rumahtangga Penggugat dan Tergugat, sehingga memaksakan rumah tangga yangsedemikian rupa untuk tetap bersatu akan menimbulkan kemudharatan dansiksaan batin bagi kedua pihak, padahal kemudharatan tersebut harus dihindarisebagaimna kaidah ushul figh yang oleh Majelis Hakim diambil alin sebagaisandaran pertimbangan yaitu :Wlas!
7 — 0
dansebaliknya yang timbul hanyalah perselisihan dan pertengkaran yang terusmenerus sehingga tidak ada harapan untuk hidup rukun damai lagi dalamrumah tangga, maka Hukum memberikan jalan keluarnya sebagai pintudharurat, yaitu melalui perceraian, dan Hakim mempertimbangkan hal tersebutsematamata hanyalah demi kepentingankepentingan bagi kemaslahatankedua belah pihak dan untuk meminimalisir eksesekses negatif atau kemudharatan bagi kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan gaidah ushul yangberbunyi;Wlas
5 — 4
Termohon sudah tidak dapat dipertahankan lagi, sehinggayang dipandang adil untuk menyelesaikan kemaslahatan kedua belah pihakadalah memberikan izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talakterhadap Termohon;Menimbang, bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikianapabila dipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebihbesar daripada maslahatnya yaitu Pemohon dan Termohon akan terusmenerus dalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengankaidah fiqghiyah yang berbunyi :Wlas
5 — 4
memuncak kebenciannya terhadap suaminyamaka Hakim diperkenankan menjatuhkan talaknya suami.Menimbang, bahwa terjadinya perselisihnan dan pertengkaran yangberakhir dengan perpisahan tempat tinggal, tidak ada maksud untuk kembalihidup rukun, jika perkawinan keduanya dipaksakan untuk diteruskan, makaakan membawa mafsadat lebih besar daripada maslahatnya yaituPenggugat dan Tergugat akan terus menerus dalam penderitaan lahir batin,hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi :Wlas
14 — 6
Oleh karena itu, perceraian yang diajukan oleh Penggugat gunamenghindari penderitaan (mafsadat), merupakan pilihan yang dapatdibenarkan menurut hukum yang berlaku, hal tersebut sejalan dengan maksudkaidah fighi :Wlas ule Ge prio swlaosll s 5.Artinya: Menolak kerusakan didahulukan dari pada menarik kemaslahatan.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalildalilgugatan Penggugat selain telah berdasar hukum, juga telah memenuhi alasanalasan perceraian sebagaimana diatur dalam Pasal
10 — 4
dengan Tergugat tidak dapatdipertahankan lagi, sehingga yang dipandang adil untuk menyelesaikankemaslahatan kedua belah pihak adalah dengan perceraian.Halaman 8 dari 11 putusan Nomor 2384/Pdt.G/2020/PA.MksMenimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya yaitu Penggugat dan Tergugat akan teruSs menerusdalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidahfighiyah yang berbunyi :Wlas
11 — 3
Nomor 174/Pdt.G/2019/PA Sgm.menghilangkan kemafsadatan sebagaimana disebutkan dalam sebuahkaidah fikih yang menegaskan :Wlas) ule Glo prio rw Leal!
9 — 5
dengan Tergugat tidak dapatHalaman 8 dari 11 putusan Nomor 2277/Pdt.G/2020/PA.Mksdipertahankan lagi, sehingga yang dipandang adil untuk menyelesaikankemaslahatan kedua belah pihak adalah dengan perceraian.Menimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya yaitu Penggugat dan Tergugat akan terus menerusdalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidahfighiyah yang berbunyi :Wlas
7 — 1
Kaidah figih yang berbunyi;Wlas ule Glo prio awliod! LoArtinya Menolak mafsadat lebih diutamakan daripada menarik maslahat.Menimbang, bahwa fakta hukum tersebut telah juga memenuhi normahukum pada Pasal 39 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 Jo. Pasal 19 huruff Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo.
14 — 9
:Wlas!
7 — 3
memuncak kebenciannya terhadap suaminyamaka Hakim diperkenankan menjatuhkan talaknya suami.Menimbang, bahwa terjadinya perselisihnan dan pertengkaran yangberakhir dengan perpisahan tempat tinggal, tidak ada maksud untuk kembalihidup rukun, jika perkawinan keduanya dipaksakan untuk diteruskan, makaakan membawa mafsadat lebih besar daripada maslahatnya yaituPenggugat dan Tergugat akan terus menerus dalam penderitaan lahir batin,hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi :Wlas
24 — 7
maupun bagi anak Penggugat danTergugat, meskipun perkawinan adalah sunnah Rasulullah SAW. yang harus diikuti(mashlahat), akan tetapi apabila kKemudian ternyata dalam rumah tangga para pihaksudah tidak ada rasa kasih sayang lagi diantara mereka, bahkan yang ada rasa benci,takut dan trauma hal tersebut tidak dapat dihilangkan kecuali dengan perceraian, makaperceraian sebagai upaya menghilangkan mudharat tersebut harus didahulukandaripada mengambil manfaat, sesuai dengan kaedah fikih yang berbunyi :Wlas
16 — 3
telah memenuhi ketentuanhukum Islam, maka dengan didasarkan kepada ketentuan pasal 2 ayat (1) danpasal 64 Undangundang nomor 1 tahun 1974 sejalan dengan ketentuanHukum Islam sebagaimana tersebut pada Pasal 4 KHI, permohonan Pemohonagar perkawinannya yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 1987 dalamwilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serangditetapkan keabsahannya patut diterima dan dikabulkan;Menimbang, bahwa majelis sependapat dan mengambil alih kaidah figihyang menyatakan :Wlas
15 — 9
Pdt.G/2020/PA.Mkskeutuhan rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat tidak dapatdipertahankan lagi, sehingga dipandang adil untuk menyelesaikankemaslahatan kedua belah pihak adalah dengan perceraian.Menimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian apabiladipaksakan untuk diteruskan, maka akan membawa mafsadat lebih besardaripada maslahatnya yaitu Penggugat dan Tergugat akan terus menerusdalam penderitaan lahir batin, hal ini perlu dihindari sesuai dengan kaidahfighiyah yang berbunyi :Wlas
24 — 10
maupun bagi anak Penggugat dan Tergugat, meskipunperkawinan adalah sunnah Rasulullah SAW. yang harus diikuti (mash/ahat), akan tetapiapabila kemudian ternyata dalam rumah tangga para pihak sudah tidak ada rasa kasihsayang lagi diantara mereka, bahkan yang ada rasa benci, takut dan trauma hal tersebuttidak dapat dihilangkan kecuali dengan perceraian, maka perceraian sebagai upayamenghilangkan mudharat tersebut harus didahulukan daripada mengambil manfaat,sesuai dengan kaedah fikih yang berbunyi :Wlas
12 — 6
Putusan Nomor 0192/Pdt.G/2015/PA.Bb.didasarkan pada bukti yang cukup untuk itu, maka hal tersebut merupakanindikasi bahwa perkawinan tersebut telah pecah, sehingga apabila dipaksakanuntuk dipertahankan maka diyakini akan menimbulkan mafsadat yang lebihbesar daripada maslahatnya, padahal menolak mafsadat lebin utama daripadamencari maslahatnya sesuai dengan qaidah fighiyah yang berbunyi := 2 oe = 9 a = 2 Owl > un le pe Ro wlas il $y= = Artinya : Mencegah kerusakan itu lebih diutamakan daripada Tnendatangkankemanftaatan
10 — 5
:Wlas!