Dalam perkawinan, Islam menghendaki dan memandang bahwahubungan suami isteri adalan hubungan suci dan mullia; Menimbang, bahwa UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentangPerkawinan Pasal 1 , perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang priadengan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, olehkarenanya perkawinan memiliki hubungan yang erat dengan agama / rohani,sehingga perkawinan bukan saja memiliki

MboMahkamah Syariah Meulaboh c/g Majelis Hakim yang Mullia yangbersidang agar kiranya dapat memberikan putusan sebagai berikut:Primer:1. Mengabulkan gugatan Penggugat;2. Menjatuhkan Talak satu Bain Sughra Tergugat (aHE) terhadap Penggugat as:3.

dan mencintai, saling membantu, menghargaldan menghormati satu sama lain, baik dalam suasana suka maupun duka;Menimbang, bahwa selain dari pada itu, untuk membangun rumahtangga yang mullia itu, bukan hanya tugas suami dan bukan pula kewajiban istrisemata, melainkan tugas dan tanggungjawab bersama suami istri, untuksecara bersungguhsungguh membina, memupuk, menumbuhsuburkan danmemelihara cinta kasih serta berusaha meminimalisir setiap perbedaan yangterjadi, agar tidak meruncing dan membesar sehingga

Hakim pun berpendapat tidakditentukannya batas umur pernikahan dalam syariat Islam, bukan suatukealpaan dalam hukum Islam, melainkan karena pernikahan bagi manusiadipandang sebagai kebutuhan biologis setiap makhluk hidup, yang sematamata tidak didasarkan atas kematangan dan kecerdasan berfikir, melainkanmerupakan dorongan biologis, yang antara satu dengan yang lainnya berbeda,dan hal tersebut hanya dapat dilihat tandatanda alamiyah bagi anak,dengan tidak menafikan tujuan perkawinan yang sakral dan mullia

Bahwa tindakan Tergugat berbuat zinah dan pergi meninggalkanPenggugat selama 10 (sepuluh) tahun membuat penggugat tidakdapat lagi mempertahankan perkawinan Penggugat dan Tergugat.Maka oleh karena itu Penggugat mohon dari Ketua Pengadilan NegeriAmbon cq Yang Mullia Majelis Hakim yang ditunjuk untuk memeriksadan mengadili perkara ini agar berkenaan menjatuhkan putusan sebagaiberikut:PRIMAIR1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;2.

lebin besar pada keduanya, karenanya harusmendapatkan perlindungan hukum;Menimbang bahwa keinginan anak Pemohon untuk segera menikahdengan maksud untuk menghindarkan dirinya dari perbuatan yang melanggarnorma agama dan hukum, Majelis Hakim berpendapat selaras denganketentuan Pasal 19 huruf d dan e UndangUndang Nomor 22 Tahun 2002tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berkewajibanuntuk (d) menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan (e)melaksanakan etika dan akhlak yang mullia

Bukti P4B : Fotocopy sesuai aslinya Distributorship and Trademark LicenseAgreement Tahun 2011 (1 Januari 201031 Desember 2010) antaraZhejiang Cereal Oils and Foodstuff Importer Exporter Co.Ltd. danPT.Cakra Eka Mullia;6. Bukti P4C : Fotocopy sesuai aslinya Distributorship and Trademark LicenseAgreement Tahun 2011 (1 Januari 2011 31 Desember 2011) antaraHal 9 dari 18 hal Put. No.21 Merek/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst107. Bukti P4D :8. Bukti P59.

tanggal 13 Februari 2015, Majelis Hakimmempertimbangkannya sebagai berikut:Menimbang, bahwa pemeliharaan anak pada dasarnya untuk kepentingananak, baik untuk pertumbuhan jasmani, rohani, kecerdasan intelektual danagamanya dan untuk menjamin terpenuhinya hakhak anak agar dapat hidup,tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat danmartabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dandiskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mullia

Hakim pun berpendapat tidakditentukannya batas umur pernikahan dalam syariat Islam, bukan suatukealpaan dalam hukum Islam, melainkan karena pernikahan bagi manusiadipandang sebagai kebutuhan biologis setiap makhluk hidup, yang sematamata tidak didasarkan atas kematangan dan kecerdasan berfikir, melainkanmerupakan dorongan biologis, yang antara satu dengan yang lainnya berbeda,dan hal tersebut hanya dapat dilihat tandatanda alamiyah bagi anak,dengan tidak menafikan tujuan perkawinan yang sakral dan mullia

yang lebin besar pada keduanya, karenanya harusmendapatkan perlindungan hukum;Menimbang, bahwa keinginan anak Pemohon untuk segera menikahdengan maksud untuk menghindarkan dirinya dari perbuatan yang melanggarnorma agama dan hukum, Hakim berpendapat selaras dengan ketentuan Pasal19 huruf d dan e UndangUndang Nomor 22 Tahun 2002 tentang PerlindunganAnak yang menyatakan bahwa setiaop anak berkewajiban untuk (d)menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan (e) melaksanakanetika dan akhlak yang mullia

Dalam perkawinan, islam menghendaki dan memandang bahwahubungan suami isteri adalan hubungan suci dan mullia; Menimbang, bahwa UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentangPerkawinan pasal 1 perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang priadengan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, olehkarenanya perkawinan memiliki hubungan yang erat dengan agama / rohani,LO dari 16 halaman Putusan Nomor 0011/Pdt.G

Hakim pun berpendapat tidakditentukannya batas umur pernikahan dalam syariat Islam, bukan suatukealpaan dalam hukum Islam, melainkan karena pernikahan bagi manusiadipandang sebagai kebutuhan biologis setiap makhluk hidup, yang sematamata tidak didasarkan atas kematangan dan kecerdasan berfikir, melainkanmerupakan dorongan biologis, yang antara satu dengan yang lainnya berbeda,dan hal tersebut hanya dapat dilihat tandatanda alamiyah bagi anak,dengan tidak menafikan tujuan perkawinan yang sakral dan mullia

Hakim pun berpendapat tidakditentukannya batas umur pernikahan dalam syariat Islam, bukan suatukealpaan dalam hukum Islam, melainkan karena pernikahan bagi manusiadipandang sebagai kebutuhan biologis setiap makhluk hidup, yang sematamata tidak didasarkan atas kematangan dan kecerdasan berfikir, melainkanmerupakan dorongan biologis, yang antara satu dengan yang lainnya berbeda,dan hal tersebut hanya dapat dilihat tandatanda alamiyah bagi anak,dengan tidak menafikan tujuan perkawinan yang sakral dan mullia

Exceptio Subjectum Litis.Bahwa gugatan Penggugat kurang pihak, karena gugatan Penggugatkekurangan subjek yang mutlak harus digugat oleh Penggugat (subjectum litis);Majelis Hakim yang mullia,Halaman 17 dari 33 hal. Put.

ratuslima puluh ribu rupiah);Akan tetapi Penggugat secara tidak fair tidak memberitahu Para Tergugatbahwa block plan sudah setesai, dan Para Tergugat baru mengetahuikemudian dari orang lain, seharusnya Penggugat memenuhi prestasinyaatas janji yang telah disepakati bersama sebagaimana dimaksud dalamPasal 4 angka 3 Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan PengelolaanApartemen Nomor 06, tanggal 11 Maret 2011 tersebut, dan hal ini akan ParaTergugat buktikan nantinya pada saat pembuktian;Majelis Hakim yang mullia

An Nisa 4: 34);Semua itu adalah syariat Allah yang sarat dengan hikmah dan hikmah darimelaksanakan dengan tulus semua ketetapan Allah di atas adalahberlansungnya bahtera rumah tangga yang harmonis dan penuh dengankenyamanan;Bahwa berdasarkan segala apa yang terurai tersebut, Tergugat memohondengan horamat, sudilah kiranya agar Yang Mullia Majelis hakim PengadilanAgama Cianjur yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untukmemutuskan:PRIMAIR :1.

dan mencintai, saling membantu, menghargaldan menghormati satu sama lain, baik dalam suasana suka maupun duka;Menimbang, bahwa selain dari pada itu, untuk membangun rumahtangga yang mullia itu, bukan hanya tugas suami dan bukan pula kewajiban istrisemata, melainkan tugas dan tanggungjawab bersama suami istri, untuksecara bersungguhsungguh membina, memupuk, menumbuhsuburkan danHal. 13 dari 17 Hal. Putusan No.

Hakim pun berpendapat tidakditentukannya batas umur pernikahan dalam syariat Islam, bukan suatukealpaan dalam hukum Islam, melainkan karena pernikahan bagi manusiadipandang sebagai kebutuhan biologis setiap makhluk hidup, yang sematamata tidak didasarkan atas kematangan dan kecerdasan berfikir, melainkanmerupakan dorongan biologis, yang antara satu dengan yang lainnya berbeda,dan hal tersebut hanya dapat dilihat tandatanda alamiyah bagi anak,dengan tidak menafikan tujuan perkawinan yang sakral dan mullia

tanggal 13 Februari 2015, Majelis Hakimmempertimbangkannya sebagai berikut:Menimbang, bahwa pemeliharaan anak pada dasarnya untuk kepentingananak, baik untuk pertumbuhan jasmani, rohani, kecerdasan intelektual danagamanya dan untuk menjamin terpenuhinya hakhak anak agar dapat hidup,tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat danmartabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dandiskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mullia

Hakim pun berpendapat tidakditentukannya batas umur pernikahan dalam syariat Islam, bukan suatukealpaan dalam hukum Islam, melainkan karena pernikahan bagi manusiadipandang sebagai kebutuhan biologis setiap makhluk hidup, yang sematamata tidak didasarkan atas kematangan dan kecerdasan berfikir, melainkanmerupakan dorongan biologis, yang antara satu dengan yang lainnya berbeda,dan hal tersebut hanya dapat dilihat tandatanda alamiyah bagi anak,dengan tidak menafikan tujuan perkawinan yang sakral dan mullia

tanggal 6 Maret 2018, Majelis Hakimmempertimbangkannya sebagai berikut:Menimbang, bahwa pemeliharaan anak pada dasarnya untuk kepentingananak, baik untuk pertumbuhan jasmani, rohani, kecerdasan intelektual danagamanya dan untuk menjamin terpenuhinya hakhak anak agar dapat hidup,tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat danmartabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dandiskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mullia