Ditemukan 972 data
158 — 39
Sebagaimana yang disampaikan, bahwapengalokasian dana terikat pada prinsip spesialitas yang menyatakan bahwabesaran alokasi jumlahnya adalah tertentu, digunakan untuk tujuan tertentu,dan akan menghasilkan manfaat tertentu. Oleh karena itu, penggunaanalokasi dana yang tidak sesuai dengan peruntukkannya sebagaimanadituangkan dalam undangundang APBN tidak dapat dibenarkan.Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa anggaran yang bersifat khususdiperlakukan penyalurannya dengan cara khusus.
88 — 26
berbeda dengan Pasal 2 ayat (1) yang bersifat umum dandengan unsur secara melawan hukum yang umum pula;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur "setiap orang" yang termaktubdalam pasal 3 memiliki sifat kekhususan, yang tidak terdapat dalam ketentuan pasal 2ayat (1) UndangUndang Nomor : 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah denganUndangUndang Nomor : 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UndangUndangNomor : 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;Menimbang, bahwa sesuai dengan azas spesialitas
94 — 23
yangdipertimbangkan tersebut diatas diatur dan terdapat dalam Pasal 2 ayat (1)UndangUndang Nomor. 31 Tahun 1999 bersifat umum dengan sifat melawanhukum yang terdapat dalam Pasal 3 UndangUndang Nomor. 31 Tahun 1999tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang memiliki sifatHal 321 dari 456 halaman putusan Nomor . 03/Pid.SusTPK/2015/PN.PDG.kekhususan tersendiri (Spesifikasi) yang tidak dimaksud Pasal 2 ayat (1)UndangUndang Nomor. 31 Tahun 1999 yakni adanya jabatan dankewenangan dan sesuai dengan azaz Spesialitas
305 — 75
Berbeda dengan kalau liftyang dibelikan benar lift untuk pasien tetapi pengerjaannya baru 90%maka, kontraktor akan dikenakan denda karena manfaat yang akandiperoleh Pemerintah adalah sesuai dengan asas Spesialitas;Dimana asas Spesialitas adalah alokasi yang diturunkan untukmemperoleh barang sesuai seperti yang dibutuhkan.Barang yang adaharus tetap dihitung tetapi dengan catatan bahwa itu sesuai denganmanfaatnya.
HEDNRA HIDAYAT, SH
Terdakwa:
ANITA YULIARTININGSIH
217 — 107
berbeda dengan Pasal 2 ayat (1) yangbersifat umum dan dengan unsur delik secara melawan hukum yang bersifatgeneral;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur setiap orang yang termaktubdalam Pasal 3 memiliki sifat kekhususan yang tidak terdapat didalam Pasal 2 ayat (1)UndangUndang Nomor : 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah denganUndangUndang Nomor : 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UndangUndangNomor : 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;Menimbang, bahwa sesuai dengan azas spesialitas
FARRIMAN ISANDI SIREGAR, S.H, M.H
Terdakwa:
Drs.Robiq Yunianto, M.AP
147 — 61
berbeda dengan Pasal 2ayat (1) yang bersifat umum dan dengan unsur delik Secara melawan hukumyang bersifat general;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur setiap orang yangtermaktub dalam Pasal 3 memiliki sifat kekhususan yang tidak terdapat didalamPasal 2 ayat (1) UndangUndang Nomor: 31 Tahun 1999 sebagaimana telahdiubah dengan UndangUndang Nomor: 20 Tahun 2001 tentang PerubahanAtas UndangUndang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan TindakPidana Korupsi;Menimbang, bahwa sesuai dengan azas spesialitas
45 — 8
Menimbang, bahwa jabatan atau kedudukan yang dimiliki oleh seseorangberarti subyek hukum ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi hanya berlakubagi orang yang memiliki jabatan atau kedudukan tertentu ;Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian unsur setiap orang tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pengertian unsur setiap orangdalam Pasal 3 memiliki sifat kekhususan tersendiri yang tidak terdapat dalamPasal 2 ayat (1) UU No.31 Tahun 1999 ;Menimbang, bahwa dengan demikian sesuai asas Spesialitas
434 — 281 — Berkekuatan Hukum Tetap
Udar Pristono MT sebagaiKepala Dinas Pemda Provinsi DKI Jakarta;Bahwa, pengertian unsur setiap orang dalam Pasal 3 memiliki sifat kekhususantersendiri jika dibanding dengan pasal 2 sehingga tidak terdapat dalam pasal 2ayat (1) UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubahdengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001;Bahwa, sesuai dengan asas spesialitas, apabila dalam waktu, tempat dan objekyang sama sating diperhadapkan antara ketentuan yang bersifat umum denganketentuan yang bersifat knusus
48 — 6
Wiyono,Pembahasan UndangUndang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Penerbit Sinar Grafika,Jakarta 2005, halaman 37); 72722222222 ooo nnnMenimbang, bahwa dengan demikian unsur setiap orang yang termaktub dalam Pasal 3memiliki sifat kekhususan tersendiri, yang tidak terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) UndangUndangNo. 31 Tahun 1999; 22727 22222 nnn nnn nnn nnn nnn nnn nnn anneMenimbang, bahwa dengan demikian, sesuai dengan asas spesialitas, apabila dalamwaktu, tempat dan obyek yang sama saling dihadapkan
107 — 31
berbeda dengan Pasal 2 ayat (1) yang bersifat umum dan dengan unsur secaramelawan hukum yang umum pula ;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur "setiap orang" yang termaktub dalampasal 3 memiliki sifat kekhususan, yang tidak terdapat dalam ketentuan pasal 2 ayat (1)UndangUndang Nomor : 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UndangUndangNomor : 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor : 31 Tahun 1999tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;Menimbang, bahwa sesuai dengan azas spesialitas
HERPIN HADAT, SH.
Terdakwa:
KOKO ANDRYANTO, ST Bin H. SUBANDRIO.
85 — 29
)halaman 546 dari 621 halamanyang bersifat umum dan dengan unsur delik secara melawan hukum yangbersifat general;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur setiap orang yang termaktubdalam Pasal 3 memiliki sifat kekhususan yang tidak terdapat didalam Pasal 2 ayat(1) UndangUndang Nomor : 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah denganUndangUndang Nomor : 20 Tahun 2001 tentang Perubahan AtasUndangUndang Nomor : 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi;Menimbang, bahwa sesuai dengan azas spesialitas
219 — 277
atau kedudukan, berbeda dengan Pasal 2ayat (1) yang bersifat umum dan dengan unsur secara melawan hukum yangumum pula;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur setiap orang yangtermaktub dalam Pasal 3 memiliki sifat kekhususan yang tidak terdapat didalam Pasal 2 ayat (1) UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimanatelah diubah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentangPerubahan Atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi;Menimbang, bahwa sesuai dengan azas spesialitas
91 — 12
Menimbang, bahwa jabatan atau kedudukan yang dimiliki oleh seseorangberarti subyek hukum ini tidak berlaku untuk semua orang, tetapi hanya berlakubagi orang yang memiliki jabatan atau kedudukan tertentu ;Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian unsur setiap orang tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pengertian unsur setiap orangdalam Pasal 3 memiliki sifat kekhususan tersendiri yang tidak terdapat dalamPasal 2 ayat (1) UU No.31 Tahun 1999 ;Menimbang, bahwa dengan demikian sesuai asas Spesialitas
123 — 30
atau kedudukan, berbeda dengan Pasal 2ayat (1) yang bersifat umum dan dengan unsur secara melawan hukum yangumum pula;Menimbang, bahwa dengan demikian unsur setiap orang yangtermaktuob dalam Pasal 3 memiliki sifat kekhususan yang tidak terdapat didalam Pasal 2 ayat (1) UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimanatelah diubah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentangPerubahan Atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi;Menimbang, bahwa sesuai dengan azas spesialitas
175 — 346
UU No. 20 Tahun 2001.Tindak Pidana Korupsi adalah perbuatanperbuatan yang bertentangandengan UU No. 31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU No. 20 Tahun2001.Penyalahgunaan wewenang adalah perbuatan yang bertentangan dengantujuan kewenangan itu diberikan (asas spesialitas).Ahli menerangkan bahwa pengertian Pegawai Negeri sebagaimana dimaksuddalam ketentuan Pasal 1 angka 2 UU No. 31 Tahun 1999 jo.
227 — 144
Dalam unsur melawanhukum parameter yang digunakan adalah peraturan perundangundangan (asaslegalitas/melawan hukum formil), sedangkan parameter yang digunakan dalampenyalahgunaan wewenang adalah asas legalitas, asas spesialitas dan asasasasumum pemerintahan yang baik.Menimbang, bahwa apa yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1)dapat diartikan bahwa pelaku tindak pidana adalah orang perseorangan yang padasaat melakukan perbuatan tindak pidana tidak ditemui adanya kewenangan yaituhak dan kekuasaan
1.MGS RUDY APRIANSYAH, S.H.
2.KURNIAWAN HARAHAP, S.H.
Terdakwa:
Dra. ENDANG KRISTINAWATI, MM Binti ARSAD
299 — 642
untuk pekerjaan makanan dan minuman dimana Terdakwa memilikikewenangan atau hak untuk melaksanakan perbuatanperbuatan tertentuuntuk melaksanakan tugastugasnya;Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian unsur setiap orangtersebut di atas, maka Majelis hakim berpendapat bahwa pengertian unsursetiap orang dalam Pasal 3 tersebut memiliki sifat kekhususan tersendiri,yang tidak terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) Undangundang No. 31 Tahun1999 jo Undang Undang No. 20 tahun 2001, dengan demikian sesuaidengan asas spesialitas
442 — 132
atau kedudukan dapat diartikan jugatermasuk orang yang memiliki jabatan atau kedudukan dalam hukum privat dandia memiliki kKewenangan atau hak untuk melaksanakan perbuatanperbuatantertentu dalam melaksanakan tugastugasnya;Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian unsur setiap orang dalamPasal 2 dan Pasal 3 tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa pengertianunsur setiap orang dalam Pasal 3 memiliki sifat kKeknususan tersendiri, yangtidak terdapat dalam Pasal 2;Menimbang, bahwa sesuai dengan asas spesialitas
1.MGS RUDY APRIANSYAH, S.H.
2.KURNIAWAN HARAHAP, S.H.
Terdakwa:
SUWANDI, A.KS Bin ATET MUHAMAD
166 — 34
pekerjaan makanandan minuman dimana Terdakwa memiliki kKewenangan atau hak untukmelaksanakan perbuatanperbuatan tertentu untuk melaksanakan tugastugasnya;Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian unsur setiap orangtersebut di atas, maka Majelis hakim berpendapat bahwa pengertian unsursetiap orang dalam Pasal 3 tersebut memiliki sifat kekhususan tersendiri,yang tidak terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) Undangundang No. 31 Tahun1999 jo Undang Undang No. 20 tahun 2001, dengan demikian sesuaidengan asas spesialitas
144 — 25
Oleh karena itu memangku suatujabatan atau kedudukan dapat diartikan juga termasuk orang yang memiliki jabatanatau kedudukan dalam hukum Privat, karena jabatan atau kedudukan itu, dia memilikikewenangan atau hak untuk melaksanakan perbuatanperbuatan tertentu dalam haldan untuk melaksanakan tugastugasnya.Menimbang, bahwa dengan demikian, sesuai dengan asas spesialitas, apabiladalam waktu, tempat dan obyek yang sama saling diperhadapkan antara ketentuanyang bersifat umum dengan ketentuan yang bersifat