Ditemukan 197496 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 15-07-2021 — Putus : 22-07-2021 — Upload : 22-07-2021
Putusan PA WONOSARI Nomor 156/Pdt.P/2021/PA.Wno
Tanggal 22 Juli 2021 — Pemohon melawan Termohon
1323
  • memenuhi ketentuan Pasal 6,Pasal 8 s/d 11 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, serta ketentuan Pasal 39s/d 44 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa Hakim sependapat dan mengambil alin sebagaipendapat Hakim terhadap kaidah ushul figh dalam kitab Asybah WanNazhairhalamani28 yang berbunyi :arbadh boyio as JI Je pL Yl 9 faiArtinya :"Pemerintah mengurus rakyatnya sesual dengan kemaslahatan "Menimbang, bahwa syarat usia minimal untuk menikah yang ditentukanoleh UndangUndang adalah demi mencegah potensi mudharat
    Sedangkan di satu sisi, tidak memberi dispensasi dalam kasuskasus tertentu akan pula menimbulkan mudharat berupa terbukanya pintuperzinahan, hamil di luar nikah, meningkatnya angka pernikahan bawah tangan,yang justru bisa memporak poranda tatanan sosial masyarakat sehinggamenimbulkan mudharat yang lebih besar dan lebih asasi.
    Oleh karenanya,sebagaimana kasus posisi dalam perkara ini, menghindari mudharat yang lebihbesar, lebin utama meskipun dengan menempuh mudharat yang lebih kecil,sebagai mana kaidah fikih dalam alAsybah wa anNazhair oleh ImamJalaluddin AsSuyuthi (Beirut: Dar alKutub alIlmiyyah, 1983, hal. 87) yangdiambil alin sebagai pendapat Hakim berbunyi:lagds WISESL 15 uo logalatl neg) Wliaumac yo ler lsArtinya: Apabila ada dua hal yang samasama mengandung madharat, makaharus dihilangkan madharat yang lebih besar
Register : 14-10-2019 — Putus : 12-11-2019 — Upload : 12-11-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 195/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 12 Nopember 2019 — Penggugat melawan Tergugat
328
  • lero js) amo JI ac, pre rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Ssuami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasV pyr yg pol asl USiArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Halaman 10 dari 13 HalamanPutusan Nomor 195/Pdt.
    G/2019/PA BitgMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan
Register : 06-05-2015 — Putus : 08-06-2015 — Upload : 01-12-2015
Putusan PA Pasarwajo Nomor 0065/Pdt. G/2015/PA Pw
Tanggal 8 Juni 2015 — PENGGUGAT TERGUGAT
125
  • Majdiyang berbunyi:O UH U OU O UH UO UUaolArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:HU U U UH Wm uuArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini
    , maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan koniflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran
    Oleh karenanya mempertahankanrumah tangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yanglebih besar bagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalahmemutuskan ikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwaterbukti adanya perselisihan dan pertengkaran yang bersifat terus menerusyang mengakibatkan tidak ada harapan bagi penggugat dengan tergugat untukhidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Register : 08-03-2013 — Putus : 08-05-2013 — Upload : 20-12-2013
Putusan PA SIDOARJO Nomor 808/Pdt.G/2013/PA Sda
Tanggal 8 Mei 2013 — 'PENGGUGAT' dan 'TERGUGAT'
91
  • menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk bercerai dengan pihaklainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidak mempertahankan ikatan perkawinantersebut, karena itu Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga penggugat dengantergugat telah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah sangat sulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    Los V yaypoll os US.Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini, maka jalankeluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinan antarapenggugat dan tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga seperti ituhanya akan menimbulkan akibat negatif
    yang lebih besar (mudharat) terutama kepada parapihak berperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas, makapengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai dengan Tergugat telahterbukti berdasarkan dan atau tidak melawan hukum, memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2)UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 12-03-2018 — Putus : 02-04-2018 — Upload : 10-09-2018
Putusan PA BITUNG Nomor 35/Pdt.G/2018/PA Bitg
Tanggal 2 April 2018 — Penggugat: Mastin Yusuf binti Yusuf Jalali Tergugat: Roni Sui bin Rahim Sui
136
  • BitgArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), Keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat yanglebih besar bagi keduanya
    ods/ SyArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang
    lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan untuk dirukunkan kembali, telah terpenuhi, oleh karena tujuanperkawinan demi membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekalberdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana
Register : 21-08-2019 — Putus : 10-09-2019 — Upload : 11-09-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 162/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 10 September 2019 — Penggugat melawan Tergugat
157
  • oll lero) amo JI ac, pre rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Ssehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasY pyr yg pol asl USiyArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
Register : 07-10-2019 — Putus : 22-10-2019 — Upload : 22-10-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 187/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 22 Oktober 2019 — Penggugat melawan Tergugat
128
  • oll lero 5) amg JI ac, pre rail lilywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom sul LasY yryq pol asl USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
Register : 06-03-2019 — Putus : 04-04-2019 — Upload : 04-04-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 53/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 4 April 2019 — Penggugat melawan Tergugat
118
  • oll lero) amo JI ac, pre rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Ssehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasY pyr yg pol asl USiyArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
Register : 23-04-2013 — Putus : 21-05-2013 — Upload : 21-11-2013
Putusan PA Pasarwajo Nomor 044/Pdt. G/2013/PA PW.
Tanggal 21 Mei 2013 — -Penggugat -Tergugat
1711
  • dal ali ub gh gag dag W 46 jase shi lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka hakim dapatmenjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga penggugat dan tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudah tidak adaharapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri, sehingga rumahtangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena ituberdasarkan teori hukum Islam dalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al SyekhMuhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbanganpada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:bad etl LEY Cy pg nll dd ST yArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisa dilakukan(diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasus ini, maka jalankeluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinan antarapenggugat dan tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga sepertiitu. hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar (mudharat) terutamakepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagipenyelesaian konflik perkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, majelis hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan
Register : 08-03-2019 — Putus : 14-05-2019 — Upload : 26-06-2019
Putusan PA MANOKWARI Nomor 38/Pdt.G/2019/PA.Mw
Tanggal 14 Mei 2019 — Penggugat melawan Tergugat
119
  • menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untukbercerai dengan pihak lainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidakmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, karena itu) Majelis Hakimberkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telan beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanya sudah sangatsulit untuk hidup rukun lagi sebagai Ssuami istri, sehingga rumah tangga keduanyasangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    187 Y Usp pall asl USinArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankanrumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat
    negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yangterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas,maka pengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti serta memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975 jo Pasal
Register : 05-07-2019 — Putus : 05-11-2019 — Upload : 06-11-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 125/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 5 Nopember 2019 — Penggugat melawan Tergugat
2621
  • oll lero js) amg Jac, pre rail llyallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Ssehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lam aad LosY geo oll o> US,Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    G/2019/PA Bitgmempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan untuk dirukunkan kembali, telah terpenuhi, oleh karena tujuanperkawinan demi
Register : 12-06-2017 — Putus : 04-07-2017 — Upload : 11-04-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0056/Pdt.P/2017/PA.TDN
Tanggal 4 Juli 2017 — Pemohon melawan Termohon
132
  • No. 0056/Pdt.P/2017 /PA.TDN.telah sedemikan kuatnya, sehingga para orang tua mengkhawatirkan akan terjadimudharat lebih besar apabila pernikahan mereka tidak segera dilaksanakan;Menimbang, berdasarkan Qaidah fighiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipelihara yang lebih beratmudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak para Pemohon yang masih di bawahumur akan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua, apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagi dimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apa lagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, di mana nantinya ketika ia lahir tanopa ayah, akanmerasakan dampak psikologis serta dampak sosial berkepanjangan;Menimbang
    Hal ini akan menjadi pertimbanganpula untuk Majelis memutus perkara ini;Menimbang, bahwa menikahkan anak para Pemohon adalah mudharat,sedangkan tidak menikahkan akan lebih mudharat lagi;Menimbang, bahwa keterangan orang tua calon mempelai lakilaki dan orangtua calon mempelai wanita bahwa antara calon mempelai lakilaki dan calonmempelai wanita tidak ada hubungan darah atau pun sesusuan, yangmengakibatkan dilarangnya untuk melangsungkan pernikahan;Menimbang, bahwa berdasarkan halhal tersebut di atas
Register : 15-03-2016 — Putus : 21-04-2016 — Upload : 15-06-2019
Putusan PA Pasarwajo Nomor 0064/Pdt.G/2016/PA.Pw
Tanggal 21 April 2016 — Penggugat melawan Tergugat
165
  • ade gl igog jl a>g Jl acy prc rail lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka hakimdapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telahberada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudahtidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri,sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jikatetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islam dalam kitab A/ Qawaadal Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambilalin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Lom sal LOsY Gy yg poll esl US,Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasus ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankanrumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yangterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisinan
    Oleh karenanya mempertahankan rumahtangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yang lebih besarbagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalah memutuskan ikatanperkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwa terbuktiadanya perselisinan dan pertengkaran yang bersifat terus menerus yangmengakibatkan tidak ada harapan bagi penggugat dengan tergugat untuk hiduprukun lagi dalam rumah tangga.
Register : 03-08-2017 — Putus : 28-08-2017 — Upload : 15-04-2020
Putusan PA MANOKWARI Nomor 117/Pdt.G/2017/PA.Mw
Tanggal 28 Agustus 2017 — Penggugat melawan Tergugat
206
  • Majelis Hakimberkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudahsangat sulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumahtangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetapdipertahankan dapat menimbulkan mudharat yang lebih besar bagi keduanya,oleh karena itu yang Majelis Hakim mengambil alih pendapat sebagaipertimbangan atas Teori Hukum slam dalam kitab Al Qawa'id Al Fighiyyah LiSyekh
    Muhammad Halim Al Utsaimin pada halaman 2 yang berbunyi sebagaiberikut:Leach WEY sy) wzall Gaal OSGArtinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharatbisa dilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebihbesar".7 '0Menimbang, bahwa berdasarkan Teori Hukum Islam tersebut(40ZJ#N 1untuk menghindari kemudlaratan yang lebih besar sebagaimana dala@1asi1@,, )ini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalarn menyelesaikan.
    @i1 = '"@/7perkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian k@@p:mempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak yangberperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (maslahah) bagi penyelesaiankonflik perkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Majelis Hakim sependapatpula dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 44 K/AG/1999 tanggal19 Februari 1999 yang mengandung
Register : 15-05-2013 — Putus : 18-06-2013 — Upload : 30-07-2013
Putusan MS BANDA ACEH Nomor 16/Pdt.G/2013/MS-Bna
Tanggal 18 Juni 2013 — PENGGUGAT TERGUGAT,
3315
  • pihak dan telah melaporkan hasilnya kepada MajelisHakim sebagaimana maksud amar putusan sela tersebut tanggal 15 Mei 2013Miladiyah bertepatan dengan tanggal 5 Rajab 1434 Hijriyah yang intinya antarapihak tidak berhasil dirukunkan karena para pihak tetap pada pendirian masing masing dan penyelesaian selanjutnya mereka serahkan pada pertimbangan MajelisHakim ;Menimbang, bahwa berdasarkan laporan hakamain tersebut maka MajelisHakim perlu mempertimbangkan tujuan perkawinan dan manfaat serta mafsadah(mudharat
    penyebab timbulnya perselisihantersebut sehingga rasa kasih sayang antara mereka telah hilang malah menimbulkanrasa kebencian, sedangkan upaya perdamaian yang dilakukan oleh Mediator danupaya ishlah yang dilakukan Hakamain telah tidak berhasil diwujudkan oleh karenaPenggugat tetap pada pendiriannya ingin diceraikan dengan Tergugat dan akibatdaripadanya antara para pihak telah tidak lagi tinggal bersama maka Majelis Hakimberpendapat mempertahankan perkawinan dalam keadaan demikian akanmendatangkan mudharat
    serta tidak dapat lagi menegakkan hududullah untukmenunaikan tanggung jawab berupa hak dan kewajiban masingmasing oleh karenaitu sesuai dengan qaidah fiqhiyah yang berbunyi : (P20 du looJ 2aw Lae) ul> cate maksudnya " menolak mudharat lebih diutamakandari menarik manfaat ", maka perceraian adalah jalan yang tepat untuk keluar darikrisis rumah tangga yang berkepanjangan yang dialami oleh para pihak dan alasantersebut telah sesuai dengan penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf (f) UndangUndangNo. 1 tahun1974
Register : 13-03-2014 — Putus : 22-07-2014 — Upload : 16-10-2014
Putusan PA Pasarwajo Nomor 39/Pdt.G/2014/PA Pw
Tanggal 22 Juli 2014 — -Penggugat -Tergugat
5919
  • G/2014/PA PwMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudah tidak ada harapanakan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri, sehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat yang lebih besar bagi keduanya.
    Oleh karena itu berdasarkan teorihukum Islam dalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim alUtsaimin yang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lab tetl LEY oy 19 udall O88) Si yArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisa dilakukan(diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasus ini, maka jalankeluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinan antaraPenggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga sepertiitu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepadapara pihak berperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaiankonflik perkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa dengan demikian, majelis hakim menyimpulkan bahwa unsurperselisihan
    Oleh karenanya mempertahankan rumah tanggaterhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yang lebih besar bagi mereka yangmenjalaninya, dan jalan terbaik adalah memutuskan ikatan perkawinan tersebut;Hal.9 dari 11, Putusan Nomor 0039/Pdt.
Register : 15-07-2019 — Putus : 06-08-2019 — Upload : 12-08-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 133/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 6 Agustus 2019 — Penggugat melawan Tergugat
97
  • oll lero) amo JI ac, pre rail lilyallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Ssehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab A/ Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasY pyr yg pol asl USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Halaman 9 dari 12 HalamanPutusan Nomor 133/Pdt.
    G/2019/PA BitgMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan
Register : 02-04-2018 — Putus : 25-04-2018 — Upload : 10-09-2018
Putusan PA BITUNG Nomor 50/Pdt.G/2018/PA Bitg
Tanggal 25 April 2018 — Penggugat: Nurain Kairupan binti Hasan Sanni Kairupan Tergugat: Ridwan Sumolang bin Amir Sumolang
164
  • lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), Keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat yanglebih besar bagi keduanya
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lad eof LEY ps yg nce ods / SyArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
Register : 30-01-2018 — Putus : 01-03-2018 — Upload : 10-04-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0012/Pdt.P/2018/PA.TDN
Tanggal 1 Maret 2018 — Pemohon melawan Termohon
102
  • belum mencapai umur 19 tahun;Menimbang, bahwa rencana pernikahan anak Pemohon tersebut telahdidaftarkan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Dendang Kabupaten Belitung Timurtetapi Kapala Kantor Urusan Agama tersebut menolak untuk melaksanakanpernikahannya dengan alasan bahwa anak Pemohon (calon mempelai lakilaki)belum mencapai usia 19 tahun sebagaimana surat Penolakan Pernikahan (P.1);Dan kehendak untuk melangsungkan pernikahan telah sedemikan kuatnya,sehingga para orangtua mengkhawatirkan akan terjadi mudharat
    No. 0012/Pat.P/2018/PA.TDN.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih di bawah umurakan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpoa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orangtua masingmasing
Register : 21-02-2019 — Putus : 12-03-2019 — Upload : 12-03-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 43/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 12 Maret 2019 — Penggugat melawan Tergugat
107
  • oll lero 5) amg JI ac, pre rail lilywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom sul LasY yryq pol asl USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan