Ditemukan 197496 data
21 — 8
:dil ali ub gh gag dag WA ate shi/ siLyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga penggugat dan tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab A/ Qavaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lad ell LEY oy 9 ml) dd SyArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian koniflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, majelis hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisinan
Oleh karenanya mempertahankanrumah tangga terhadap perkara ini justrtu akan memberikan mudharat yanglebih besar bagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalahmemutuskan ikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwaterbukti adanya perselisihan dan pertengkaran yang bersifat terus menerusyang mengakibatkan tidak ada harapan bagi penggugat dengan tergugat untukhidup rukun lagi dalam rumah tangga.
10 — 5
Igojs olyArtinya : dan apabila seorang suami bertetap hati untuk menjatuhkantalak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi MahaMengetahuiMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon itu,telah berada pada pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudahtidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suamiistri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan,dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat yang lebih besarbagi keduanya
Oleh karena itu berdasarkan teori hukum islam dalam kitab A/Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim alUtsaimin pada halaman 2yang diambil alin oleh majelis hakim sebagai pertimbangan yang berbunyisebagai berikut:UH U U OU WwW UUArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam
kasusini, maka jalan keluar terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan koniflikperkawinan antara Pemohon dan Termohon adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan dampaknegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada pihak yang berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Pemohon dan Termohon adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran
Oleh karenanya mempertahankanrumah tangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yanglebih besar bagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalahmemutuskan ikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa adanya pisah tempat tinggal adalah bentuk sudahtidak saling peduli merupakan wujud perselisihan dan pertengkaran yangbersifat terusmenerus yang mengakibatkan tidak ada harapan bagi Pemohondan Termohon untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga. dikaitkan puladengan yurisprudensi Nomor
66 — 21
al Marom li syaikh al Majdi yang berbunyi:CATTArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga penggugat dan tergugat telahberada pada pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanya sudah tidakada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri,sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, danjika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
Oleh karena itu berdasarkan teori hukum islam dalam kitab AlQawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim alUtsaimin pada halaman 2yang diambil alih oleh majelis hakim sebagai pertimbangan yang berbunyisebagai berikut:Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari Kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka
jalan keluar terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara penggugat dan tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan dampaknegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada pihak yang berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa kehidupan sakinah, mawaddah dan rahmah, padaprinsipnya merupakan kebutuhan fitrawi setiap manusia
Oleh karenanya mempertahankanrumah tangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yang lebihbesar bagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalah memutuskanikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut diatas, maka telah cukup alasan bagi pengadilan untuk menyatakan bahwa rumahtangga penggugat dan tergugat telah pecah (brokendown marriage), sehinggagugatan penggugat beralasan hukum sesuai maksud dan ketentuan Pasal 19huruf (f) Peraturan
12 — 2
, akan sulit untuk mewujudkan rumah tanggabahagia yang penuh rahmah dan kasih sayang seperti yang diharapkan setiappasangan suami istri, justru sebaliknya mempertahankan perkawinan seperti itu(rumah tangga yang sudah pecah/retak) bisa menimbulkan dan mengakibatkanHIm. 11 dari 15 hlm.Putusan Nomor 1307/Pdt.G/2019/PA.Rap.akibat negatif bagi semua pihak dan kesemuanya itu bisa mendatangkanmudharat, oleh karena itu harus dicari kemaslahatan yang lebih ringan yanglebih mendatangkan kebaikan dari dua mudharat
Perceraian dan melanjutkanpernikahan adalah dua hal yang menjadi mudharat bagi Penggugat danTergugat, karena melanjutkan pernikahan bila tidak didasari cinta danmemaafkan kesalahan masa lalu, akan berdampak buruk bagi keduanya dimasa datang, sedangkan perceraian adalah sesuatu yang mesti dihindariwalaupun dibolehkan, hal ini yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim,sehingga Majelis Hakim mengambil alih gawaid fighiyah yang terdapat dalamkitab alAsybah wa anNazhair sebagai berikut:Logesl ISL Lo goles
Artinya: Apabila terjadi dua mudharat harus diambil mudharat yang lebih ringan.Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat, dengan meneruskanrumah tangga yang sudah tidak terjalin harmonis hanya akan membuat salahsatu pihak atau bahkan kedua belah pihak dalam keadaan teraniaya (dzulm),maka hal tersebut merupakan bukti adanya kemudharatan dalam rumahtangga Penggugat dan Tergugat, maka sudah sepatutnya kemadhorotantersebut dihilangkan.
13 — 1
No. 0087/Pdt.P/2016/PA.TDN.melangsungkan pernikahan telah sedemikan kuatnya, sehingga para orangtuamengkhawatirkan akan terjadi mucharat lebin besar apabila pernikahan mereka tidaksegera dilaksanakan;Menimbang, berdasarkan Qaidah fiqhiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipelihara yang lebih beratmudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawah umurakan mendatangkan mudharat.
Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpoa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orangtua masingmasing
Hal ini akan menjadi pertimbanganpula untuk Majelis memutus perkara ini;Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon adalah mudharat, sedangkantidak menikahkan akan lebih mudharat lagi;Menimbang, bahwa keterangan orangtua calon mempelai lakilaki dan orangtuacalon mempelai wanita bahwa antara calon mempelai lakilaki dan calon mempelaiwanita tidak ada hubungan darah atau pun sesusuan, yang mengakibatkandilarangnya untuk melangsungkan pernikahan;Hal. 9 dari 12 Pen.
17 — 7
Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim berpendapat,perkawinan keduanya telah kehilangan hakikat dan makna, sebagaimanadimaksudkan dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 yaitumembentuk rumah tangga yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,Jo. pasal 3 Kompilasi Hukum Islam oleh karena kondisi rumah tanggaPenggugat dan Tergugat demikian, maka tidak dapat dipertahankan lagi,karena mempertahankan suatu ikatan perkawinan seperti itu tidak akanmembawa maslahat, bahkan akan mendatangkan mudharat
belah pihak;Menimbang bahwa relevant dengan perkara ini, dapat diambil sebuahtuntunan dari Hadits Nabi SAW., yang diriwayatkan oleh Imam Malikmenegaskan :waale alll g.u gu Yog all opie po Yo jl io Vg 5 ioArtinya : Tidak boleh memudharatkan dan dimudharatkan, barangsiapa yangmemudharatkan maka Allah akan memudharatkannya dan siapa sajayang menyusahkan maka Allah akan menyusahkannya,Menimbang bahwa bertolak dari hadis tersebut dan dihubungkan dengankasus ini, maka seorang suami tidak boleh memberi mudharat
kepada isterinyabegitu juga sebaliknya, seorang isteri tidak boleh memberi mudharat kepadaSuaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang, bahwa dalam perkara ini Majelis Hakim sependapat danmengambil alih pendapat pakar hukum Islam Sayyid Sabiq dalam Kitab Fighuas Sunnah, Juz Il, halaman 249 :ol ll jou eel ow duisall ply> ano ella, Y lg toill sLiol azo sl coolOF jab yall cul 3 asl aalle Qolall lgally stag g. 98!
49 — 13
Abel Febrianti binti Muzakir didepan persidangan telah memberikan keterangan sebagai berikut: Bahwa, benar ia adalah anak Para Pemohon, sekarang berusia 17 tahun 5bulan, terakhir sekolah SD, dan masih berstatus gadis; Bahwa, ia telah menjalin hubungan serius dengan calon suaminya bernamaHadrianto bin Maini (ibu) sejak 3 tahun dan telah bertunangan sejak 3 bulanyang lalu dan hubungannya semakin dekat jika tidak segera menikahkhawatir terjadi halhal yang melanggar norma agama yang akanmenimbulkan mudharat
tahun 7 bulan dan iamenyadari dan mengetahui pula umur calon istrinya masih 17 tahun 5bulan;Bahwa, ia telah mengenal dan menjalani hubungan serius dengan calonistrinya tersebut sejak 3 tahun;Bahwa, ia sangat mencintai anak Para Pemohon dan berharap bisamenikahinya segera karena telah menjalin hubungan yang sangat dekatdan keduanya telah bertunangan sejak 3 bulan yang lalu dan hubungannyasemakin dekat jika tidak segera menikah khawatir terjadi halhal yangmelanggar norma agama yang akan menimbulkan mudharat
bernama Abel Febrianti binti Muzakir karena salingmencintai dan tidak ada paksaan dari siapapun baik secara psikis, fisik,seksual maupun ekonomi terhadap anak maupun keluarga kedua belahpihak; Bahwa, keduanya mengetahui umur calon istri anaknya tersebut masih 17tahun 5 bulan; Bahwa keduanya harus segera dinikahkan karena keduanya telahbertunangan sejak 3 bulan yang lalu dan hubungan keduanya semakindekat jika tidak segera menikah khawatir terjadi halhal yang melanggarnorma agama yang akan menimbulkan mudharat
Sedangkan di satu sisi, tidak memberi dispensasi dalam kasusHalaman 15 dari 18 halaman Penetapan Nomor 54/Pat.P/2021/PA.Dbskasus tertentu akan pula menimbulkan mudharat berupa terbukanya pintuperzinahan, hamil di luar nikah, meningkatnya angka pernikahan bawah tangan,yang justru bisa memporak poranda tatanan sosial masyarakat sehinggamenimbulkan mudharat yang lebih besar dan lebih asasi.
Oleh karenanya,sebagaimana kasus posisi dalam perkara ini, menghindari mudharat yang lebihbesar, lebin utama meskipun dengan menempuh mudharat yang lebih kecil,sebagai mana kaidah fikin dalam alAsybah wa anNazhair oleh ImamJalaluddin AsSuyuthi (Beirut: Dar alKutub alIlmiyyah, 1983, hal. 87) yangdiambil alin sebagai pendapat Hakim Tunggal berbunyi:GILG 5L lj io logolatl 69) ylixumeao yo ylsi BYLogeArtinya: Apabila ada dua hal yang samasama mengandung madharat, makaharus dihilangkan madharat yang lebih
33 — 11
lakilaki) belummencapai usia 19 tahun, sebagaimana surat Penolakan Pernikahan tertanggal 11Nopember 2016 (P. 3 dan P. 7);Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai danpara orang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya, sehingga calon mempelai wanita telahhamil 3 bulan dan telah dikuatkan dengan bukti (P. 8) dan kehendak untukmelangsungkan pernikahan telah sedemikian kuatnya, sehingga para orang tuamengkhawatirkan akan terjadi mudharat
Artinya : Apabila dua kerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipeliharayang lebih berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringandari padanya;Menimbang, bahwa menikahkan anak para Pemohon yang masih dibawahumur akan mendatangkan mudharat, namun berdasarkan keterangan para orangtua, apabila tidak dinikahkan akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagiHalaman 9 dari 12 halaman Penetapan No.022/Pdt.P/2016/PA.Pkpdimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa yanglebih
besar lagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidakdinikahkan akan mendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak,tetapi juga kepada anak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpaayah, akan merasakan dampak psychologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orang tua masingmasing calon mempelai telahmemberikan persetujuan dan telah berjanji akan mendidik, membimbing danmembantu rumah tangga anak mereka nantinya, hal ini menjadi pertimbanganbagi Majelis
dalam memutus perkara ini;Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon adalah mudharat,sedangkan tidak menikahkan akan lebih mudharat lagi;Menimbang, bahwa keterangan orang tua calon mempelai lakilaki danorang tua calon mempelai wanita bahwa antara calon mempelai lakilaki dan calonmempelai wanita tidak ada hubungan darah ataupun sesusuan, yangmengakibatkan dilarangnya untuk melangsungkan pernikahan;Menimbang, bahwa berdasarkan halhal tersebut diatas maka Majelisberpendapat bahwa pernikahan anak Pemohon
11 — 5
gl igog jl a>g Jl arc, prc riuul lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka hakimdapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telahberada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanya sudahtidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri,sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jikatetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islam dalam kitab Al Qawaadal Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambilalin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Lom saul LosY Gy yg poll esl US,Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
dalam kasus ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankanrumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yangterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan
Oleh karenanya mempertahankan rumahtangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yang lebih besarbagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalah memutuskan ikatanperkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwa terbuktiadanya perselisihan dan pertengkaran yang bersifat terus menerus yangmengakibatkan tidak ada harapan bagi penggugat dengan tergugat untuk hiduprukun lagi dalam rumah tangga.
12 — 5
Majdiyang berbunyi:O UH U OU O UH UO UUaolArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:HU U U UH Wm uuArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini
, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan koniflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran
Oleh karenanya mempertahankanrumah tangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yanglebih besar bagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalahmemutuskan ikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwaterbukti adanya perselisihan dan pertengkaran yang bersifat terus menerusyang mengakibatkan tidak ada harapan bagi penggugat dengan tergugat untukhidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Sutarmina Binti H. Tamis
15 — 7
lakilaki) belum mencapai usia 19 tahun, sebagaimana suratPenolakan Pernikahan tertanggal 23 November 2017 (P. 5);Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua calon mempelai danpara orang tua mereka maka telah ternyata bahwa hubungan antara keduacalon mempelai telah sedemikian akrabnya, sehinggacalon mempelai wanitatelah hamil 22 minggu dan telah dikuatkan dengan bukti (P. 7) dan kehendakuntuk melangsungkan pernikahan telah sedemikian kuatnya, sehingga paraorang tua mengkhawatirkan akan terjadi mudharat
Artinya : Apabila dua kerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipeliharayang lebih berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebihringan dari padanya;Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawahumur akan mendatangkan mudharat, namun berdasarkan keterangan paraorang tua, apabila tidak dinikahkan akan mendatangkan mudharat yang lebihbesar lagi dimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepadadosa yang lebih besar lagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil
,kalau tidak dinikahkan akan mendatangkan mudharat tidak hanya kepadakedua belah pihak, tetapi juga kepada anak yang tidak berdosa, dimananantinya ketika ia lahir tanpa ayah, akan merasakan dampak psychologisberkepanjangan;Hal 7 dari 10 halaman Perkara No.0031/Pdt.P/2017/PA.PkpMenimbang, bahwa orang tua masingmasing calon mempelai telahmemberikan persetujuan dan telah berjanji akan mendidik, membimbing danmembantu rumah tangga anak mereka nantinya, hal ini menjadi pertimbanganbagi Majelis dalam memutus
perkara ini;Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon adalah mudharat,sedangkan tidak menikahkan akan lebih mudharatlagi;Menimbang, bahwa keterangan orang tua calon mempelai lakilaki danorang tua calon mempelai wanita bahwa antara calon mempelai lakilaki dancalon mempelai wanita tidak ada hubungan darah atau pun susuan, yangmengakibatkan dilarangnya untuk melangsungkan pernikahan;Menimbang, bahwa berdasarkan halhal tersebut diatas maka Majelisberpendapat bahwa pernikahan anak Pemohon bernama Ari
9 — 5
olehkeluarga, akan tetapi tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta di atas dapat diketahulbahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah hancur berantakan, jikadipertahankan akan menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan yang terusmenerus, hati Penggugat akan selalu diselimuti kesedihan, rumah bagaikanpenjara kehidupan yang tidak jelas batas akhirnya, tiada bertambahnya hariselain bertambahnya kehancuran hati dan pahitnya penderitaan, dan kondisikehidupan yang demikian bisa menimbulkan mudharat
gunamenghilangkan kemafsadatan;Menimbang, bahwa tujuan inti hukum Islam dapat dirumuskan dengankalimat * 's2>s = +="""= (mencapai maslahat dan menolak mafsadat)mengandung pengertian tujuan disyariatkannya hukum termasuk di dalamnyaPutusan nomor 999/Pdt.G/2020/PA.Tbn, halaman 8 dari 11 halamanhukum perkawinan, adalah untuk kemaslahatan dalam arti untuk kebaikan,keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat;Menimbang, bahwa oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuantersebut, karena mudharat
;Menimbang, bahwa bertolak dari hadits tersebut dan dihubungkandengan kasus ini, maka seorang suami tidak boleh memberi mudharat kepadaisterinya begitu juga sebaliknya, Seorang isteri tidak boleh memberi mudharatkepada suaminya, karena perbuatan yang demikian dilarang oleh syariat;Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, telah terbuktirumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun dan harmonis,bahkan sudah diupayakan untuk dirukunkan, namun tetap tidak berhasil.Kondisi rumah tangga
12 — 4
yangberbunyi:aalls UH U dO o UH U U duArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka hakimdapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telahberada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), Keduanya sudahtidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri,sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jikatetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islam dalam kitab A/ Qawaadal Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambilalih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:HU UU UH WwW addArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus
ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankanrumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yangterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan dan pertengkaran
Oleh karenanya mempertahankan rumahtangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yang lebih besarbagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalah memutuskan ikatanperkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwa terbuktiadanya perselisihnan dan pertengkaran yang bersifat terus menerus yangmengakibatkan tidak ada harapan bagi Penggugat dengan Tergugat untuk hiduprukun lagi dalam rumah tangga.
9 — 11
oll lero) amo JI ac, pre rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Ssuami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasY pyryq pol asl USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana
G/2019/PA Bitgperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan untuk dirukunkan
33 — 15
pihak dan telah melaporkan hasilnya kepada MajelisHakim sebagaimana maksud amar putusan sela tersebut tanggal 15 Mei 2013Miladiyah bertepatan dengan tanggal 5 Rajab 1434 Hijriyah yang intinya antarapihak tidak berhasil dirukunkan karena para pihak tetap pada pendirian masing masing dan penyelesaian selanjutnya mereka serahkan pada pertimbangan MajelisHakim ;Menimbang, bahwa berdasarkan laporan hakamain tersebut maka MajelisHakim perlu mempertimbangkan tujuan perkawinan dan manfaat serta mafsadah(mudharat
penyebab timbulnya perselisihantersebut sehingga rasa kasih sayang antara mereka telah hilang malah menimbulkanrasa kebencian, sedangkan upaya perdamaian yang dilakukan oleh Mediator danupaya ishlah yang dilakukan Hakamain telah tidak berhasil diwujudkan oleh karenaPenggugat tetap pada pendiriannya ingin diceraikan dengan Tergugat dan akibatdaripadanya antara para pihak telah tidak lagi tinggal bersama maka Majelis Hakimberpendapat mempertahankan perkawinan dalam keadaan demikian akanmendatangkan mudharat
serta tidak dapat lagi menegakkan hududullah untukmenunaikan tanggung jawab berupa hak dan kewajiban masingmasing oleh karenaitu sesuai dengan qaidah fiqhiyah yang berbunyi : (P20 du looJ 2aw Lae) ul> cate maksudnya " menolak mudharat lebih diutamakandari menarik manfaat ", maka perceraian adalah jalan yang tepat untuk keluar darikrisis rumah tangga yang berkepanjangan yang dialami oleh para pihak dan alasantersebut telah sesuai dengan penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf (f) UndangUndangNo. 1 tahun1974
9 — 2
alasan bahwa anak Pemohon (calon mempelai lakilaki)belum mencapai usia 19 tahun, sebagaimana surat Penolakan Pernikahantertanggal tanggal 16 April 2019 (P. 4);Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan kedua calonmempelai, maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya apalagi calon mempelai perempuansudah hamil 7 bulan, sehingga kehendak untuk melangsungkan pernikahantelah sedemikian kuatnya, sehingga para orang tua mengkhawatirkan akanterjadi mudharat
lebih besar apabila pernikahan mereka tidak segeradilaksanakan;Menimbang, bahwa berdasarkan Qaidah fiqhiyah sebagai berikut :Artinya : Apabila dua kerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipeliharayang lebih berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebihringan dari padanya;Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawahumur akan mendatangkan mudharat, namun berdasarkan keteranganPemohon dan pengakuan kedua calon mempelai, apabila tidak dinikahkanakan mendatangkan mudharat yang lebih
besar lagi dimana anak Pemohondan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa yang lebih besar lagi,apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tetapi jugakepada anak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpa ayah,akan merasakan dampak psychologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orang tua masingmasing calon mempelai telahmemberikan persetujuan dan telah berjanji akan mendidik, membimbing
JmbMenimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawahumur adalah mudharat, sedangkan tidak menikahkan akan lebih mudharatlagi;Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan pengakuankedua calon mempelai bahwa antara calon mempelai lakilaki dan calonmempelai wanita tidak ada hubungan darah atau pun susuan, yangmengakibatkan dilarangnya untuk melangsungkan pernikahan;Menimbang, bahwa berdasarkan halhal tersebut diatas maka Majelisberpendapat bahwa pernikahan anak Pemohon bernama Deva
xxxxxx
15 — 2
calonmempelai lakilaki) belum mencapai usia 19 tahun, sebagaimana suratPenolakan Pernikahan tertanggal 07 Agustus 2018 (P. 4);Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan keterangankedua calon mempelai maka telah ternyata bahwa hubungan antara keduacalon mempelai telah sedemikian akrabnya, sehingga kalau tidak dinikahkandikhawatirkan akan terjadi halhal yang tidak diinginkan dan kehendak untukmelangsungkan pernikahan telah sedemikian kuatnya, sehingga para orangtua mengkhawatirkan akan terjadi mudharat
lebin besar apabila pernikahanmereka tidak segera dilaksanakan;Menimbang, bahwa berdasarkan Qaidah fiqhiyah sebagai berikut :Artinya : Apabila dua kerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipeliharayang lebih berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebihringan dari padanya;Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawahumur akan mendatangkan mudharat, namun berdasarkan keterangan paraorang tua dan para saksi, apabila tidak dinikahkan akan mendatangkanmudharat yang lebih besar lagi
Jmbmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua calon mempelai, tetapijuga kepada keluarga kedua belah pihak;Menimbang, bahwa orang tua masingmasing calon mempelai telahmemberikan persetujuan dan telah berjanji akan mendidik, membimbing danmembantu rumah tangga anak mereka nantinya, hal ini menjadi pertimbanganbagi Majelis dalam memutus perkara ini;Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawahumur adalah mudharat, sedangkan tidak menikahkan akan lebih mudharatlagi;Menimbang, bahwa
17 — 10
oll lero 5) amg JI ac, pre rail lilywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
asl USiArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikHalaman 10 dari 13 HalamanPutusan Nomor 144/Pdt.
G/2019/PA Bitgperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan untuk dirukunkan
31 — 8
lero js) amo JI ac, pre rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Ssuami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasV pyr yg pol asl USiArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Halaman 10 dari 13 HalamanPutusan Nomor 195/Pdt.
G/2019/PA BitgMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan
132 — 3
memenuhi ketentuan Pasal 6,Pasal 8 s/d 11 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, serta ketentuan Pasal 39s/d 44 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa Hakim sependapat dan mengambil alin sebagaipendapat Hakim terhadap kaidah ushul figh dalam kitab Asybah WanNazhairhalamani28 yang berbunyi :arbadh boyio as JI Je pL Yl 9 faiArtinya :"Pemerintah mengurus rakyatnya sesual dengan kemaslahatan "Menimbang, bahwa syarat usia minimal untuk menikah yang ditentukanoleh UndangUndang adalah demi mencegah potensi mudharat
Sedangkan di satu sisi, tidak memberi dispensasi dalam kasuskasus tertentu akan pula menimbulkan mudharat berupa terbukanya pintuperzinahan, hamil di luar nikah, meningkatnya angka pernikahan bawah tangan,yang justru bisa memporak poranda tatanan sosial masyarakat sehinggamenimbulkan mudharat yang lebih besar dan lebih asasi.
Oleh karenanya,sebagaimana kasus posisi dalam perkara ini, menghindari mudharat yang lebihbesar, lebin utama meskipun dengan menempuh mudharat yang lebih kecil,sebagai mana kaidah fikih dalam alAsybah wa anNazhair oleh ImamJalaluddin AsSuyuthi (Beirut: Dar alKutub alIlmiyyah, 1983, hal. 87) yangdiambil alin sebagai pendapat Hakim berbunyi:lagds WISESL 15 uo logalatl neg) Wliaumac yo ler lsArtinya: Apabila ada dua hal yang samasama mengandung madharat, makaharus dihilangkan madharat yang lebih besar