Ditemukan 197470 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 11-03-2016 — Putus : 20-04-2016 — Upload : 13-06-2019
Putusan PA Pasarwajo Nomor 0061/Pdt.G/2016/PA.Pw
Tanggal 20 April 2016 — Penggugat melawan Tergugat
125
  • gl igog jl a>g Jl arc, prc riuul lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka hakimdapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telahberada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanya sudahtidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri,sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jikatetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islam dalam kitab Al Qawaadal Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambilalin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Lom saul LosY Gy yg poll esl US,Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasus ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankanrumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yangterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan
    Oleh karenanya mempertahankan rumahtangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yang lebih besarbagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalah memutuskan ikatanperkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwa terbuktiadanya perselisihan dan pertengkaran yang bersifat terus menerus yangmengakibatkan tidak ada harapan bagi penggugat dengan tergugat untuk hiduprukun lagi dalam rumah tangga.
Register : 03-12-2019 — Putus : 18-12-2019 — Upload : 18-12-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 221/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 18 Desember 2019 — Penggugat melawan Tergugat
9627
  • oll lero) amg JI ac, pre rail IslwallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Ssehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    G/2019/PA BitgArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif
    yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan untuk dirukunkan kembali, telah terpenuhi, oleh karena tujuanperkawinan demi membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekalberdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana
Register : 04-09-2019 — Putus : 24-09-2019 — Upload : 25-09-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 169/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 24 September 2019 — Penggugat melawan Tergugat
117
  • sll iIg>gjJ) arg jJI acy ere riaul lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Ssehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom saul LasY pu y9 poll asi USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Halaman 11 dari 14 HalamanPutusan Nomor 169/Pdt.
Register : 06-05-2013 — Putus : 23-10-2013 — Upload : 26-12-2013
Putusan PA SIDOARJO Nomor 1384/Pdt.G/2013/PA Sda
Tanggal 23 Oktober 2013 — 'PENGGUGAT' dan 'TERGUGAT'
70
  • menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untukbercerai dengan pihak lainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidakmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, karena itu) Majelis Hakimberkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), Keduanya sudah sangatsulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tangga keduanyasangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    Putusan No. 1384/Pdt.G/2013/PA.Sda.Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudaratan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara penggugat dan tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumahtangga seperti itu hanya akan menimbulkan
    akibat negatif yang lebin besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yangterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan penggugat dan tergugatadalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan di atas, makaPengadilan berpendapat bahwa alasan Penggugat untuk bercerai denganTergugat telah terbukti menurut hokum dan telah memenuhi ketentuan Pasal 39ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 juncto.
Register : 12-11-2021 — Putus : 25-11-2021 — Upload : 25-11-2021
Putusan PA Tutuyan Nomor 113/Pdt.G/2021/PA.Tty
Tanggal 25 Nopember 2021 — Penggugat melawan Tergugat
5929
  • lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), Keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat yanglebih besar bagi keduanya
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islam dalamkitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaimin yangHakim Tunggal ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyisebagai berikut:Artinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini,maka jalan
    keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Halaman 10 dari 13 HalamanPutusan Nomor 113/Pdt.
Register : 15-06-2020 — Putus : 02-07-2020 — Upload : 08-07-2020
Putusan PA BITUNG Nomor 95/Pdt.G/2020/PA.Bitg
Tanggal 2 Juli 2020 — Penggugat melawan Tergugat
215
  • oll lero 5) amo Jac, ere rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasY pyr yg pol asl USArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Halaman 10 dari 13 HalamanPutusan Nomor 95/Pdt.
    G/2020/PA BitgMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan
Register : 13-07-2016 — Putus : 04-08-2016 — Upload : 07-09-2016
Putusan PA Pasarwajo Nomor 0153/Pdt.G/2016/PA.Pw
Tanggal 4 Agustus 2016 — Perdata: Penggugat Tergugat
168
  • Majdiyang berbunyi:aall UH U OU O Ho U Ud dUArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka hakimdapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telahberada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), Keduanya sudahtidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri,sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jikatetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islam dalam kitab A/ Qawaadal Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambilalih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Uo UU Um auidoArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus
    ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankanrumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yangterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan dan pertengkaran
    Oleh karenanya mempertahankan rumahtangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yang lebih besarbagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalah memutuskan ikatanperkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwa terbuktiadanya perselisinan dan pertengkaran yang bersifat terus menerus yangmengakibatkan tidak ada harapan bagi penggugat dengan tergugat untuk hiduprukun lagi dalam rumah tangga.
Register : 17-10-2016 — Putus : 09-11-2016 — Upload : 23-02-2017
Putusan PA Pasarwajo Nomor 0205/Pdt.G/2016/PA.Pw
Tanggal 9 Nopember 2016 — penggugt tergugat
3918
  • clit) dale gl gag ildagW de) ate sil lilyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qavead al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lad teil LEY og mel dd) SI yArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
Register : 30-01-2018 — Putus : 01-03-2018 — Upload : 10-04-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0012/Pdt.P/2018/PA.TDN
Tanggal 1 Maret 2018 — Pemohon melawan Termohon
112
  • belum mencapai umur 19 tahun;Menimbang, bahwa rencana pernikahan anak Pemohon tersebut telahdidaftarkan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Dendang Kabupaten Belitung Timurtetapi Kapala Kantor Urusan Agama tersebut menolak untuk melaksanakanpernikahannya dengan alasan bahwa anak Pemohon (calon mempelai lakilaki)belum mencapai usia 19 tahun sebagaimana surat Penolakan Pernikahan (P.1);Dan kehendak untuk melangsungkan pernikahan telah sedemikan kuatnya,sehingga para orangtua mengkhawatirkan akan terjadi mudharat
    No. 0012/Pat.P/2018/PA.TDN.Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih di bawah umurakan mendatangkan mudharat.
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua,apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagidimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apalagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, dimana nantinya ketika ia lahir tanpoa ayah, akanmerasakan dampak psikologis berkepanjangan;Menimbang, bahwa orangtua masingmasing
Register : 15-07-2021 — Putus : 22-07-2021 — Upload : 22-07-2021
Putusan PA WONOSARI Nomor 156/Pdt.P/2021/PA.Wno
Tanggal 22 Juli 2021 — Pemohon melawan Termohon
1333
  • memenuhi ketentuan Pasal 6,Pasal 8 s/d 11 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974, serta ketentuan Pasal 39s/d 44 Kompilasi Hukum Islam;Menimbang, bahwa Hakim sependapat dan mengambil alin sebagaipendapat Hakim terhadap kaidah ushul figh dalam kitab Asybah WanNazhairhalamani28 yang berbunyi :arbadh boyio as JI Je pL Yl 9 faiArtinya :"Pemerintah mengurus rakyatnya sesual dengan kemaslahatan "Menimbang, bahwa syarat usia minimal untuk menikah yang ditentukanoleh UndangUndang adalah demi mencegah potensi mudharat
    Sedangkan di satu sisi, tidak memberi dispensasi dalam kasuskasus tertentu akan pula menimbulkan mudharat berupa terbukanya pintuperzinahan, hamil di luar nikah, meningkatnya angka pernikahan bawah tangan,yang justru bisa memporak poranda tatanan sosial masyarakat sehinggamenimbulkan mudharat yang lebih besar dan lebih asasi.
    Oleh karenanya,sebagaimana kasus posisi dalam perkara ini, menghindari mudharat yang lebihbesar, lebin utama meskipun dengan menempuh mudharat yang lebih kecil,sebagai mana kaidah fikih dalam alAsybah wa anNazhair oleh ImamJalaluddin AsSuyuthi (Beirut: Dar alKutub alIlmiyyah, 1983, hal. 87) yangdiambil alin sebagai pendapat Hakim berbunyi:lagds WISESL 15 uo logalatl neg) Wliaumac yo ler lsArtinya: Apabila ada dua hal yang samasama mengandung madharat, makaharus dihilangkan madharat yang lebih besar
Register : 14-10-2019 — Putus : 12-11-2019 — Upload : 12-11-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 195/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 12 Nopember 2019 — Penggugat melawan Tergugat
338
  • lero js) amo JI ac, pre rail llywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si Ssuami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, Sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lom suisl LasV pyr yg pol asl USiArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Halaman 10 dari 13 HalamanPutusan Nomor 195/Pdt.
    G/2019/PA BitgMenimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kKemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan
Register : 24-07-2019 — Putus : 24-09-2019 — Upload : 25-09-2019
Putusan PA BITUNG Nomor 144/Pdt.G/2019/PA.Bitg
Tanggal 24 September 2019 — Penggugat melawan Tergugat
1811
  • oll lero 5) amg JI ac, pre rail lilywallArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    asl USiArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikHalaman 10 dari 13 HalamanPutusan Nomor 144/Pdt.
    G/2019/PA Bitgperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan dan pertengkaran, bersifat terus menerus dan tidakada harapan untuk dirukunkan
Register : 23-01-2017 — Putus : 20-02-2017 — Upload : 22-10-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0012/Pdt.P/2017/PA.TDN
Tanggal 20 Februari 2017 — Pemohon melawan Termohon
111
  • dengan bukti (P.9) dan kehendak untuk melangsungkan pernikahantelah sedemikan kuatnya, sehingga para orang tua mengkhawatirkan akan terjadimudharat lebih besar apabila pernikahan mereka tidak segera dilaksanakan;Menimbang, berdasarkan Qaidah fighiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipelihara yang lebih beratmudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak para Pemohon yang masih di bawahumur akan mendatangkan mudharat
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua, apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagi dimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apa lagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, di mana nantinya ketika ia lahir tanoa ayah, akanmerasakan dampak psikologis serta dampak sosial berkepanjangan;Menimbang
    Hal ini akan menjadi pertimbanganpula untuk Majelis memutus perkara ini;Menimbang, bahwa menikahkan anak para Pemohon adalah mudharat,sedangkan tidak menikahkan akan lebih mudharat lagi;Menimbang, bahwa keterangan orang tua calon mempelai lakilaki dan orangtua calon mempelai wanita bahwa antara calon mempelai lakilaki dan calonmempelai wanita tidak ada hubungan darah atau pun sesusuan, yangmengakibatkan dilarangnya untuk melangsungkan pernikahan;Hal. 10 dari 13 Penetapan.
Register : 03-02-2016 — Putus : 22-02-2016 — Upload : 27-09-2019
Putusan PA TANJUNG PANDAN Nomor 0012/Pdt.P/2016/PA.TDN
Tanggal 22 Februari 2016 — Pemohon melawan Termohon
172
  • dengan bukti (P.9) dan kehendak untuk melangsungkan pernikahantelah sedemikan kuatnya, sehingga para orang tua mengkhawatirkan akan terjadimudharat lebih besar apabila pernikahan mereka tidak segera dilaksanakan;Menimbang, berdasarkan Qaidah fighiyah sebagai berikut : Apabila duakerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipelihara yang lebih beratmudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan daripadanya.Menimbang, bahwa menikahkan anak para Pemohon yang masih di bawahumur akan mendatangkan mudharat
    Namun berdasarkan keterangan para orangtua, apabila tidak dinikahkan, akan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagi dimana anak Pemohon dan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa lebih besarlagi, apa lagi ketika calon mempelai wanita telah hamil, kalau tidak dinikahkan, akanmendatangkan mudharat tidak hanya kepada kedua belah pihak, tapi juga kepadaanak yang tidak berdosa, di mana nantinya ketika ia lahir tanoa ayah, akanmerasakan dampak psikologis serta dampak sosial berkepanjangan;Menimbang
    Hal ini akan menjadi pertimbanganpula untuk Majelis memutus perkara ini;Menimbang, bahwa menikahkan anak para Pemohon adalah mudharat,sedangkan tidak menikahkan akan lebih mudharat lagi;Menimbang, bahwa keterangan orang tua calon mempelai lakilaki dan orangtua calon mempelai wanita bahwa antara calon mempelai lakilaki dan calonmempelai wanita tidak ada hubungan darah atau pun sesusuan, yangmengakibatkan dilarangnya untuk melangsungkan pernikahan;Hal. 10 dari 13 Penetapan.
Register : 13-08-2018 — Putus : 27-08-2018 — Upload : 12-01-2019
Putusan PA JAMBI Nomor 71/Pdt.P/2018/PA.Jmb
Tanggal 27 Agustus 2018 — Pemohon:

71
  • tersebut menolak untukmelaksanakan pernikahan dengan alasan bahwa anak Pemohon (calonmempelai lakilaki) belum mencapai usia 19 tahun, sebagaimana suratPenolakan Pernikahan tertanggal tanggal 09 Agustus 2018 (P. 4);Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan kedua calonmempelai, maka telah ternyata bahwa hubungan antara kedua calonmempelai telah sedemikian akrabnya, sehingga kehendak untukmelangsungkan pernikahan telah sedemikian kuatnya, sehingga para orangtua mengkhawatirkan akan terjadi mudharat
    o9) Yliuuse Yoylsi IslArtinya : Apabila dua kerusakan saling berlawanan, maka haruslah dipeliharayang lebih berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebihringan dari padanya;Menimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawahumur akan mendatangkan mudharat, namun berdasarkan keteranganPemohon dan pengakuan kedua calon mempelai, apabila tidak dinikahkanakan mendatangkan mudharat yang lebih besar lagi dimana anak Pemohondan calon isterinya akan terjerumus kepada dosa yang lebih besar lagi
    ;Menimbang, bahwa orang tua masingmasing calon mempelai telahmemberikan persetujuan dan telah berjanji akan mendidik, membimbing danmembantu rumah tangga anak mereka nantinya, hal ini menjadi pertimbanganbagi Majelis dalam memutus perkara ini;Hal 6 dari 9 halaman Penetapan No.71/Pdt.P/2018/PA.JmbMenimbang, bahwa menikahkan anak Pemohon yang masih dibawahumur adalah mudharat, sedangkan tidak menikahkan akan lebih mudharatlagi;Menimbang, bahwa keterangan Pemohon dan pengakuan kedua calonmempelai bahwa
Register : 23-07-2015 — Putus : 17-09-2015 — Upload : 19-05-2016
Putusan PA Pasarwajo Nomor 83/Pdt. G/2015/PA Pw
Tanggal 17 September 2015 — Penggugat melawan Tergugat
186
  • dil ali dub gh gag dag WA ate shi) siLyArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, makahakim dapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah berada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanyasudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagaisuami istri, sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untukdipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu, berdasarkan teori hukum Islamdalam kitab A/ Qavaad al Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaiminyang Majelis Hakim ambil alin sebagai pertimbangan pada halaman 2 yangberbunyi sebagai berikut:Lad ell LEY Cy po ml) dd SyArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum lslam tersebut di atas,untuk menghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebih besar (mudharat) terutama kepada para pihak berperkara,sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflikperkawinan Penggugat dan Tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, majelis hakim menyimpulkanbahwa unsur perselisihan
    Oleh karenanya mempertahankanrumah tangga terhadap perkara ini justrtu akan memberikan mudharat yanglebih besar bagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalahmemutuskan ikatan perkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwaterbukti adanya perselisihan dan pertengkaran yang bersifat terus menerusyang mengakibatkan tidak ada harapan bagi penggugat dengan tergugat untukhidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Register : 27-01-2016 — Putus : 07-03-2016 — Upload : 30-05-2016
Putusan PA Pasarwajo Nomor 0029/Pdt.G/2016/PA.Pw
Tanggal 7 Maret 2016 — PENGGUGAT melwan TERGUGAT
134
  • yangberbunyi:aalls UH U dO o UH U U duArtinya: Dan jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka hakimdapat menjatuhkan talak si suami dengan talak satuMenimbang, bahwa keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telahberada pada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), Keduanya sudahtidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri,sehingga rumah tangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jikatetap dipertahankan dapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena itu berdasarkan teori hukum Islam dalam kitab A/ Qawaadal Fighiyyah li al Syekh Muhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambilalih sebagai pertimbangan pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:HU UU UH WwW addArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana dalam kasus
    ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara Penggugat dan Tergugat adalah perceraian karena mempertahankanrumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yangterbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, Majelis Hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan dan pertengkaran
    Oleh karenanya mempertahankan rumahtangga terhadap perkara ini justru akan memberikan mudharat yang lebih besarbagi mereka yang menjalaninya, dan jalan terbaik adalah memutuskan ikatanperkawinan tersebut;Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan di atas bahwa terbuktiadanya perselisihnan dan pertengkaran yang bersifat terus menerus yangmengakibatkan tidak ada harapan bagi Penggugat dengan Tergugat untuk hiduprukun lagi dalam rumah tangga.
Register : 17-06-2020 — Putus : 27-10-2020 — Upload : 27-10-2020
Putusan PA BIMA Nomor 815/Pdt.G/2020/PA.Bm
Tanggal 27 Oktober 2020 — Penggugat melawan Tergugat
146
  • itu Pemohon sudah tidak mempunyai harapan lagi bersamaTermohonterlebih lagi dengan sikap Termohon selama ini yang sama sekalitidak mempedulikan kebutuhan rumah tangganya, sehingga Majelis Hakimberkesimpulan bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), kKeduanya sudah sangatsulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami Istri, Ssehingga rumah tanggakeduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudharat
    yang lebih besar bagi keduanya, oleh karena ituyang Majelis Hakim mengambil alin pendapat sebagai pertimbangan atasTeori Hukum Islam dalam kitab Al Qawa'id Al Fiqhiyyah Li Syekh MuhammadHalim Al Utsaimin pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Laeasl WY Gaypall as) 55Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan Teori Hukum Islam tersebut di atas,untuk menghindari kemudlaratan
    yang lebih besar sebagaimana dalam kasusini, maka jalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflikperkawinan antara Pemohon dan Termohon adalah perceraian karenamempertahankan rumah tangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibatnegatif yang lebin besar (mudharat) terutama kepada para pihak yangberperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (maslahah) bagi penyelesaiankonflik perkawinan Pemohon dan Termohon adalah perceraian.Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Majelis Hakim sependapatpula
Register : 21-05-2013 — Putus : 25-06-2013 — Upload : 08-01-2014
Putusan PA Pasarwajo Nomor 57/Pdt. G/2013/PA. Pw
Tanggal 25 Juni 2013 — -Penggugat -Tergugat
689
  • keluarga tergugat, juga tidakberhasil, meskipun usaha tersebut sudah sering dilakukan sehingga perselisihan danpertengkaran tidak bisa sirna ataupun meminimalisirkannya.Menimbang, bahwa keadaan rumah tangga penggugat dan tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudah tidak adaharapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sebagai suami istri, sehingga rumahtangga keduanya sangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankandapat menimbulkan mudharat
    Oleh karena ituberdasarkan teori hukum Islam dalam kitab Al Qawaad al Fighiyyah li al SyekhMuhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambil alih sebagai pertimbanganpada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:bad etl LEY Cy pg nll dd ST yArtinya: bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisa dilakukan(diprioritaskan) demi menjaga mudharat yang lebih besar.Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kemudharatan yang cukup besar sebagaimana
    dalam kasus ini, maka jalankeluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinan antarapenggugat dan tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumah tangga sepertiitu. hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar (mudharat) terutamakepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yang terbaik (mashlahah) bagipenyelesaian konflik perkawinan penggugat dan tergugat adalah perceraian;Menimbang, bahwa dengan demikian, majelis hakim menyimpulkan bahwaunsur perselisihan
Register : 04-04-2013 — Putus : 28-08-2013 — Upload : 24-12-2013
Putusan PA SIDOARJO Nomor 1074/Pdt.G/2013/PA Sda
Tanggal 28 Agustus 2013 — 'PENGGUGAT' dan 'TERGUGAT'
70
  • menyatakan tetap bersikukuh pada pendiriannya untukbercerai dengan pihak lainnya, maka telah terdapat cukup alasan untuk tidakmempertahankan ikatan perkawinan tersebut, karena itu Majelis Hakimberkesimpulan bahwa rumah tangga penggugat dengan tergugat telah beradapada tingkat pecahnya perkawinan (broken marriage), keduanya sudah sangatsulit untuk hidup rukun lagi sebagai suami istri, sehingga rumah tangga keduanyasangat sulit pula untuk dipertahankan, dan jika tetap dipertahankan dapatmenimbulkan mudharat
    yang lebih besar bagi keduanya, Oleh karena ituberdasarkan teori hukum Islam dalam kitab Al Qawa'd al Fiqhiyyah li al SyekhMuhammad Halim al Utsaimin yang Majelis Hakim ambil alin sebagaipertimbangan pada halaman 2 yang berbunyi sebagai berikut:Lopoil 195 V gappoll asl OS.Artinya: "bahaya (mudharat) yang lebih ringan di antara dua mudharat bisadilakukan (prioritas) demi menjaga mudharat yang lebih besar".Menimbang, bahwa berdasarkan teori hukum Islam tersebut di atas, untukmenghindari kKemudaratan
    yang cukup besar sebagaimana dalam kasus ini, makajalan keluar yang terbaik (mashlahah) dalam menyelesaikan konflik perkawinanantara penggugat dan tergugat adalah perceraian karena mempertahankan rumahtangga seperti itu hanya akan menimbulkan akibat negatif yang lebih besar(mudharat) terutama kepada para pihak berperkara, sehingga jalan keluar yang11terbaik (mashlahah) bagi penyelesaian konflik perkawinan Penggugat danTergugat adalah perceraian.Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanganpertimbangan