DagangLEGGSWEAR di berbagai Negara tidaklah otomatis menjadikanMerek tersebut menjadi Merek Terkenal di Indonesia;Bahwa sebagai bahan referensi, dikutip dari buku yang berjudulTinjauan Secara Umum Hukum Merek di Indonesia oleh YahyaHarahap, SH pada halaman 56 yang menyebutkan: Merek Terkenalharus sangat akrab mulai dari lapisan atas, menengah sampaigolongan rendah yang tidak hanya diperhitungkan dari segi kualitasteknologi tapi sudah berpadu dengan gaya hidup masyarakat yangdisebabkan kekuatan mitos

Jika salah satu pihak, dalam konteks ini Suami atau isteri sudahtidak mempedulikan hak dan kewajibannya, tentulan kondisi sosial keluargaantara Pemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tidak berimbang danmengalami guncangan (trubulance);Menimbang, bahwa berdasarkan kajian antropologis, dalam penelitianHedi Sri Ahimsyah Putra yang dituangkan dalam buku berjudul StrukturalismeLevi Straus, Mitos dan Karya Sastra (Yogyakarta: Galang Press, 2001,halaman 3361) yang diambilalih menjadi pendapat Majelis, menyatakanbahwa

Suryadi);d Merek Harta Utama Perusahaan, lihat halaman 22 majalah SWA 25/XVI/11 17 Desember 2000);e Bahwa globalisasi ekonomi menyebabkan nilai jual merek (brandvalue) dan brand revenue (hasil pendapatan dari merek) tinggi,sebagaimana artikel di majalah Forbes Asia spesial issue Oktober2012, sebagai lampiran Nomor 2 dari gugatan ini, terlihat rankingBRAND VALUE (dalam bilangan milyar US $) dan BRANDREVENUE (juga dalam bilangan milyar US $) dari berbagai merekterkenal;Bahwa Merek juga mempunyai mitos

Pecahnya rumahPutusan Nomor 10/Pdt.G/2019/PA.SdwHalaman 18 dari 39 halamantangga Pemohon dan Termohon sangat mempengaruhi struktur eksternalPemohon maupun Termohon, dan jika tetap dipertahankan, bukan tidakmungkin, kahidupan ideal dan teratur keduanya, mustahil dapat tercapai, hal inisesuai dengan Teori yang dikemukan oleh antropolog Hedi Sri Ahimsyah Putradalam bukunya yang berjudul Strukturalisme Levi Straus, Mitos dan KaryaSastra (Yogyakarta: Galang Press, 2001, halaman 3361) yang menyatakanbahwa

Jika salah satu pihak, dalam konteks ini Suami atau isteri sudahtidak mempedulikan hak dan kewajibannya, tentulah kondisi sosial keluargaantara Penggugat dan Tergugat tidak berimbang dan mengalami guncangan(turbulence);Menimbang, bahwa berdasarkan kajian antropologis, dalam penelitianHedi Sri Ahimsyah Putra yang dituangkan dalam buku berjudul StrukturalismeLevi Straus, Mitos dan Karya Sastra, yang diambilalin menjadi pendapatMajelis, menyatakan bahwa terdapat keteraturan struktur luar (realitas yangtampak

Baru diketahui kemudian bahwa terdapat mitos yangdipercayai oleh Tergugat Rekopensi bahwa apabila seorang pasangan suami atauistri menyiram air selokan kepada pasangannya, maka dapat menyebabkanperpisahan antara suami dengan pasangan selingkuhannya;Tergugat Rekonpensi melakukan hal tersebut diduga karena terkait tuduhanperselingkuhan antara Penggugat Rekonpensi dengan Xxx (yang padahal tidakbenar);Kepercayaan terhadap halhal bersifat mistis tersebut bertentangan dengan ayatayat Alquran yang menyatakan

kemudian diberi tandabukti PR.6.b;1 Foto copy kwitansi berobat Penggugat dirumah Sakit Bhakti Mulya tanggal 25Oktober 2014 surat bukti tersebut telah dicocokan dan sesuai dengan aslinya sertabermaterai cukup, selanjutnya di beri tanda bukti PR 6.c;m Foto copy kertas kecil yang bertuliskan huruf arab yang ditemukan dicelana dalamPenggugat rekonvensi, bukti tersebut telah dicocokan dan sesuai dengan aslinya sertabermaterai cukup, selanjutnya di beri tanda bukti PR 7.a;n Foto copy artikel artikel tentang mitos

Jikasalah satu pihak, dalam konteks ini suami atau isteri sudah tidakmempedulikan hak dan kewajibannya, tentulah kondisi sosial keluarga antaraPemohon Konvensi dan Termohon Konvensi tidak berimbang dan mengalamiguncangan (turbulence);Menimbang, bahwa berdasarkan kajian antropologis, dalam penelitianHedi Sri Ahimsyah Putra yang dituangkan dalam buku berjudul StrukturalismeLevi Straus, Mitos dan Karya Sastra (Yogyakarta: Galang Press, 2001,halaman 3361) yang diambilalih menjadi pendapat Majelis, menyatakanbahwa

menjadi pendapatmajelis bahwa dilihat dari aspek epistimologi tentang tujuan perkawinan adalah upayafilosofis untuk memahami hakikat kebenaran dan pengetahuan yang dapat dicapai rasioPutusan No.28/Pdt.G/2016/PA TI Halaman 31 dari 39 Hal.manusia atas hukum keluarga dan perkawinan sehingga akan dapat dipelihara denganbaik sebagai sarana manusia untuk menunaikan kehidupannya di dunia;Menimbang, bahwa menurut antropolog Hedi Sri Ahimsyah Putra dalambukunya yang berjudul Strukturalisme Levi Straus, Mitos

Efek Jera Yang Ditimbulkan Hukuman Mati Hanya Mitos Belaka.Bahwa menurut Pandangan Konvensional, Hukuman Mati dianggapperlu untuk mencegah seseorang agar tidak melakukan kejahatan.Sebaliknya, Survey Komprehensif yang dilakukan oleh PBB, pada1988 dan 1996, menemukan Fakta tiadanya Bukti Ilmianh yangmenunjukan bahwa Eksekusi Hukuman Mati memiliki Efek Jerayang lebih besar dari Hukuman Penjara seumur hidup.

Jadi secara umum sabusabu tidak berhubungan langsung dengandoping, hal itu menurut ahli hanya mitos belaka;Bahwa secara harfiah, pecandu sama dengan korban.

Pecahnya rumahtangga Pemohon dan Termohon sangat mempengaruhi struktur eksternalPemohon maupun Termohon, dan jika tetap dipertahankan, bukan tidakmungkin, kahidupan ideal dan teratur keduanya, mustahil dapat tercapai, hal inisesuai dengan Teori yang dikemukan oleh antropolog Hedi Sri Ahimsyah Putradalam bukunya yang berjudul Strukturalisme Levi Straus, Mitos dan KaryaSastra (Yogyakarta: Galang Press, 2001, halaman 3361) yang menyatakanbahwa dalam kehidupan manusia terdapat keteraturan struktur dalam

Menebar Islam Rahmatan Lilalamin halaman 13 yang diambil alihmenjadi pendapat majelis bahwa dilihat dari aspek epistimologi tentang tujuanperkawinan adalah upaya filosofis untuk memahami hakikat kebenaran danpengetahuan yang dapat dicapai rasio manusia atas hukum keluarga danperkawinan sehingga akan dapat dipelihara dengan baik sebagai saranamanusia untuk menunaikan kehidupannya di dunia;Menimbang, bahwa menurut antropolog Hedi Sri Ahimsyah Putra dalambukunya yang berjudul Strukturalisme Levi Straus, Mitos

MITOS KERJA DAN BERKARYA :TIDAK ADA MANUSIA DIMANAPUN MAU BEKERJA KERAS SEDEMIKIANRUPA DAN SECARA PROFESIONAL SECARA GRATIS ATAU TIDAKMENGHARAPKAN SESUATU SEBAGAI IMBALAN HASIL KERJA DALAMHAL INI SUCCESS FEE MAUPUN DALAM BENTUK JANJI.DALAM KONPENSIBahwa Tergugat Konpensi membantah dan menolak secara jelas dan tegasserta tanpa dapat diartikan lain seluruh dalildalil yang diajukan dalamgugatan konpensi aquo, terkecuali dapat dibuktikan dengan buktibukti yangsah yang diajukan di depan persidangan untuk

Apa saja keteranganketerangan Tergugat tidakbisa kami penuhi dan dipercaya karena alasanalasan mereka para Tergugattidak mengaku pada silsilah keluarga dan surat buktibukti kepemilikan tanahkintal Almarhum Yunus Hamid dan keterangan mereka tidak bisa meniaditolak ukur menjadikan perubahan status tanah kintal tersebut menjadi kuasadan hak orang tua Tergugat dan pelawan menganggap semua keterangan dandalil Tergugat itu hanya mitos dan sifat egoisme belaka saja.Menimbang, bahwa Pelawan II telah pula

garapan orang tua saya kamu minta bagi, apalagi kamu dariManado datang main tunjung mo bagi sampai ditanah garapan ibu saya..enak saja.....Sedangkan kamu sudah tahu pasti orang tuamu tidak berjuang samasama dengan orang tuaku, kurang main main ukur, apalagi kita anak anak Fatmah yang mengetahui jelas keadaan ibu saya dalammempertahankan tanah warisan yang ingin direbut kembali.Apalagi sampai ditanah garapan ibu saya yang kalian minta tentulahkami berhak mempertahankan, enak saja bicara......Ini bukan mitos

Ineliana Sada;Bahwa hingga saat ini kelompok doa Alfa Omega masih tetap melaksanakanibadahnya meskipun kelompok doa Alfa Omega telah mendapatkan teguran dariGereja Kristen Injili (GKI) di tanah Papua;Bahwa kelompok doa Alfa Omega mempercayai Apus Manseren Kayan Byaksebagai Tuhan, bukan Tuhan Yesus, sementara dalam ajaran agama kristen padaGKI di tanah Papua menanggapi Apus Manseren Kayan Byak hanya sebagaicerita/mitos masalalu masyarakat Biak;Setahu Saksi sebelum Injil masuk di tanan Papua, kepercayaan

Terianus Rumsawir, dibawah janji pada pokoknya menerangkansebagai berikut:Bahwa Saksi merupakan orang Biak asli dan tahu mengenai kepercayaan Sukuorang biak, di kami orang biak dalam konteks adat, sebagaimana di ceritakan olehnenek moyang kami, kami mempercayai Apus Manseren Kayan Byak sebagaiTuhan allah orang biak, dia ada sebelum dunia ini ada, dan kami tahu dia adalahTuhan allah dari pergumulan doa kami;Bahwa Saksi awalnya tidak percaya pada Apus Manseren Kayan Byak, Saksimenggangap itu hanya mitos

pemeriksaan yangdilakukan ditemukan luka robek/tidak utuh dan robekan terjadi pada arahjarum jam 04 dan jam 08 yang merupakan luka lama ;Luka lama adalah luka yang lebih dari 24 jam ;Bahwa terjadinya robekan pada arah jarum jam tidak bisa disimpulkanpersetubuhan dilakukan suka sama suka ataupun dengan paksaan ;Bahwa setiap orang yang pertama kali melakukan hubungan suami istripasti ada luka, akan tetapi tidak setiap perempuan mengeluarkan darahketika pertama kali melakukan hubungan suami istri karena mitos

Majelis UlamaIndonesia dan Kementrian Agama akan tetapi selalu tidak terjadi ;Bahwa baliho terpasang di perempatan Monjali, Perempatan Gamping,perempatan Condongcatur, perempatan Jalan Palagan dan JalanKaliurang;Halaman 29 dari 53 Putusan Nomor 352/Pid.B/2019/PN SmnBahwa terdakwa pernah meminta untuk bedah buku akan tetapi setiapakan mengajukan untuk bedah buku tersebut tidak pernah terjadi tanpaalasan yang jelas;Bahwa keinginan terdakwa tentang isi buku terdakwa inginmengungkapkan kebenaran dari Mitos

Efek Jera yang di timbulkan hukuman mati hanya mitos belaka.Menurut pandangan konvensional, hukuman mati dianggap perlu untukmencegah seseorang agar tidak melakukan kejahatan.

Akan tetapi hal tersebut masih dapat disimpangdalam hal si Ibu mempunyai tabiat buruk dan tidak perhatian pada si anak,maka Hak Asuh dapat dipegang oleh seorang ayah;Analisis dan anggapan bahwa faktor biologis yang membedakan peran ayahdengan ibu, kini tidak dianggap serius lagi dan hanya sebagai mitos saja.Rosss De Parke (1981: 15) bahkan menegaskan Faktor biologis itu tidak dapatlagi digunakan sebagai argumentasi untuk menjelaskan perbedaan ayah danibu dalam kehidupan keluarga.

Putusan Nomor 1589 K/Pid.Sus/2017komentarnya Lengkap Pasal demi pasal yang mengatakan bahwa yangdimaksud dengan segala perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan)atau perbuatan yang keji, semuanya itu dalam lingkungan nafsu birahi kelamin,misalnya: ciumciuman, meraba raba anggota kemaluan, merabaraba buahdada, dsb (hal. 212);Menimbang, sebagaimana juga dijelasakan dalam artikel Pasal untukmenjerat Anak yang Lakukan Pencabulan, oleh Rama Batara Munti dalamartikel kekerasan Seksual: Mitos dan Realitas