Ditemukan 30953 data
5 — 0
tangga yang bahagia, kekal dan sejahteraakan terwujud jika antara suami isteri saling mencintai dan menyayangi satusama lain, namun apabila salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dankasih sayangnya, maka cita ideal bagi suatu kehidupan rumah tanggatersebut tidak akan pernah menjadi kenyataan bahkan kehidupan perkawinanitu akan menjadi belenggu kehidupan dan kesengsaraan berkepanjanganbagi kedua belah pihak ;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, kedua belahpihak telah kehilangan hakikat
18 — 4
sayang menyayangi satu sama lainnya jika salahsatu pihak telah kehilangan rasa cinta seperti yang dialami Penggugat saat inimaka citacita ideal suatu perkawinan akan menjadi anganangan yang tidakmungkin dapat diraih bahkan kehidupan rumah tangga seperti itu akan menjadibelenggu kehidupan bagi kedua belah pihak.Menimbang, bahwa kondisi obyektif kehidupan rumah tangga Penggugatdan Tergugat seperti terurai diatas maka majelis hakim berpendapat bahwaPenggugat dan Tergugat telah kehilangan makna dan hakikat
10 — 1
Pasal 3Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991;Menimbang, bahwa dengan melihat secara objektif kondisi kehidupanrumah tangga Penggugat dan Tergugat sebagaimana terurai di atas, MajelisHakim menilai bahwa rumah tangga seperti itu tidak mencerminkan sebagaisebuah rumah tangga yang harmonis dan bahagia karena masingmasing pihaktelah hidup secara terpisah yang pada gilirannya kedua belah pihak telahkehilangan hakikat dan makna perkawinan yang ideal.
10 — 4
No. 692/Pdt.G/2020/PA.MksMenimbang, bahwa berdasarkan fakta sebagaimana telah diuraikan diatas, terbukti kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonislagi, kKeduanya sudah tidak saling mencintai, sehingga hakikat dan tujuanpernikahan, yaitu adanya ikatan lahir batin suami istri guna menciptakan rumahtangga bahagia dan kekal, rumah tangga sakinah, mawaddah, dan rahmahsebagaimana maksud ketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974dan Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, tidak terwujud lagi
12 — 6
rukunkembali ;Menimbang, bahwa Penggugat didepan sidang telah memperlihatkan rasakebenciannya terhadap ulah Tergugat yang, sehingga dengan demikian Majelis Hakimmendasarkan pertimbangannya dengan Hujjah Syariah sebagai berikut:Artinya: Apabila isteri sangat memuncak kebenciannya pada suami,maka hakim bolehmenjatuhkan talak satu.Menimbang bahwa dengan kondisi rumah tangga yang demikian, maka telahnyata rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat telah tidak sesuai danmenyimpang dari tujuan dan hakikat
10 — 1
membina rumahtangganya dan dipertahankannya rumah tangga Penggugat dan Tergugat dalamkondisi sebagaimana tersebut diatas dapat diduga akan lebih besar madlorot nyadari pada manfaatnya;Menimbang bahwa, perkawinan pada hakikatnya adalah suatu ikatan lahirbathin yang sangat kuat (Mitsaqon Ghalidho) antara seorang pria dangan wanitauntuk membentuk rumah tangga yang bahagia sakinah mawaddah warrahmahsebagaimana dimaksud dalam pasal 1 Undangundang Nomor 1 tahun 1974 danpasal 3 Kompilasi Hukum Islam, namun hakikat
9 — 0
No. 1517/Pdt.G/2019/PA Jr.sudah tidak harmonis lagi, sehingga hakikat dan tujuan pernikahan, yaituadanya ikatan lahir batin suami istri guna menciptakan rumah tanggabahagia dan kekal, rumah tangga sakinah, mawaddah, dan rahmahsebagaimana ketentuan Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974dan Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, sudah tidak terwujud lagi dalamrumah tangga penggugat dengan tergugat ;Menimbang, bahwa dengan memperhatikan penyebab perselisihandan pertengkaran antara penggugat dengan tergugat
6 — 2
1990/Pdt.G/2013/PA.JB.Pasal 1 UndangUndang Nomor Tahun 1974 jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islamdapat diwujudkan dalam kehidupan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat;Menimbang, bahwa dari kondisi rumah tangga Penggugat dan Tergugatsebagaimana tersebut diatas, jika dihubungkan dengan ketentuan dalam Pasal 1UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 dapat dipahami bahwa salah satu unsur utamadan terpenting utuhnya sebuah perkawinan adalah adanya ikatan batin dan apabilaunsur tersebut sudah tidak ada lagi, maka hakikat
9 — 2
keadaan rumah tanggapemohon dan termohon, hal mana berakibat keduanya telah berpisah tempat tidursejak bulan Mei 2014 sampai sekarang, meskipun majelis hakim selalumengusahakan perdamaian agar rukun kembali, bahkan para saksi tersebut jugatelah mengupayakan pemohon dan termohon untuk rukun kembali membinarumah tangganya, namun tidak berhasil, fakta mana telah membuktikan bahwakehidupan rumah tangga pemohon dengan termohon tidak harmonis lagi karenakeduanya sudah tidak saling mencintai sehingga hakikat
14 — 1
dan para saksi sudah berusahamengupayakan perdamaian antara Penggugat dan Tergugatnamun tidak berhasil;Menimbang, bahwa dengan melihat secara objektif kondisikehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat sebagaimanaterurai dalam fakta hukum tersebut di atas, Majelis Hakimmenilai bahwa rumah tangga seperti itu. sudah tidak lagimencerminkan sebagai sebuah rumah tangga yang rukun,harmonis dan bahagia karena masing masing pihak telah hidupsecara terpisah disebabkan kedua belah pihak telahkehilangan hakikat
Sri Damayanti binti Muhammad Nur
Tergugat:
faisal bin Syafar
9 — 5
Bahwa selama proses perkaranya berlangsung, Penggugatmenunjukkan sikap dan i'tikadnya untuk bercerai dengan Tergugat;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut, maka rumahtangga Penggugat dan Tergugat telah pecah, oleh karenanya Penggugatdan Tergugat telah kehilangan hakikat dan tujuan perkawinan membentukrumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YangMaha Esa sebagaimana dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan yang menyebutkan bahwa Perkawinan talahikatan
6 — 0
perkawinan sebagaimana maksudPasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islamdapat diwujudkan dalam kehidupan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat;Menimbang, bahwa dari kondisi rumah tangga Penggugat dan Tergugatsebagaimana tersebut diatas, jika dihubungkan dengan ketentuan dalam Pasal 1UndangUndang Nomor Tahun 1974 dapat dipahami bahwa salah satu unsur utamadan terpenting utuhnya sebuah perkawinan adalah adanya ikatan batin dan apabilaunsur tersebut sudah tidak ada lagi, maka hakikat
6 — 1
perkawinan sebagaimana maksud Pasal1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam dapatdiwujudkan dalam kehidupan rumah tangga Pemohon dengan Termohon;Menimbang, bahwa dari kondisi rumah tangga Pemohon dengan Termohonsebagaimana tersebut dimuka, jika dihubungkan dengan diktum Pasal 1 UndangUndangNomor 1 Tahun 1974 dapat dipahami bahwa salah satu unsur utama dan terpentingutuhnya sebuah perkawinan adalah adanya ikatan batin dan apabila unsur tersebut sudahtidak ada lagi, maka hakikat
13 — 12
tidak menjalankan kewajiban sebagai suami Istri;Menimbang, bahwa dengan melihat secara objektif kondisi kehidupanrumah tangga Pemohon dengan Termohon sebagaimana terurai dalam faktahukum tersebut di atas, Majelis Hakim menilai bahwa rumah tangga seperti itusudah tidak mencerminkan sebagai sebuah rumah tangga yang rukun,Halaman 7 dari 13 halaman, Putusan No 1051/Pdt.G/2019/PA.Togr.harmonis dan bahagia karena masingmasing pihak telah hidup secara terpisahdisebabkan kedua belah pihak telah kehilangan hakikat
8 — 5
satu pihak telah kehilangan rasa cinta seperti yang dialami Penggugatsaat ini maka citacita ideal suatu perkawinan akan menjadi anganangan yangtidak mungkin dapat dirain bahkan kehidupan rumah tangga seperti itu akanhal8 dari 11 hal Put NO.0123 /Pdt.G/2019/PA WSp menjadi belenggu kehidupan bagi kedua belah pihak.Menimbang, bahwa kondisi obyektif kehidupan rumah tanggaPenggugat dan Tergugat seperti terurai diatas maka Majelis Hakim berpendapatbahwa Penggugat dan Tergugat telah kehilangan makna dan hakikat
9 — 11
Bahwa selama proses perkaranya berlangsung, Penggugatmenunjukkan sikap dan i'tikadnya untuk bercerai dengan Tergugat;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut, maka rumahtangga Penggugat dan Tergugat telah pecah, oleh karenanya Penggugatdan Tergugat telah kehilangan hakikat dan tujuan perkawinan membentukrumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YangMaha Esa sebagaimana dalam Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan yang menyebutkan bahwa Perkawinan talahikatan
8 — 3
apabilatujuaan perkawinan sebagaimana maksudPasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam dapatdiwujudkan dalam kehidupan rumah tanggaPenggugat dan Tergugat;Menimbang, bahwa dari kondisi rumahtangga Penggugat dan Tergugat sebagaimanatersebut dimuka, jika dihubungkan dengandiktum Pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 dapat dipahami bahwa salah satuunsur utama dan terpenting utunnya sebuahperkawinan adalah adanya ikatan batin danapabila unsur tersebut sudah tidak ada lagi,maka hakikat
9 — 4
tidak berhasil;Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta tersebut dan melihat secaraobjektif kondisi kehidupan rumah tangga Penggugat dengan Tergugatsebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim menilai bahwa rumah tanggaseperti itu tidak mencerminkan sebagai rumah tangga yang rukun, harmonisHalaman 8 dari 12 putusan Nomor 205/Pdt.G/2019/PA.Bjrdan bahagia karena masingmasing pihak sudah hidup secara terpisah, dengandemikian dapat disimpulkan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugattelah kehilangan hakikat
12 — 0
hakim berpendapatkehidupan rumah tangga telah kehilangan makna sebuah perkawinan dan merupakanindikasi telah rapuhnya ikatan bathin antara kedua belah pihak, karena tegaknyasebuah perkawinan dalam satu rumah tangga apabila ditopang oleh kedua belah pihakyaitu suami dan istri yang saling menyayangi dan mencintai satu sama lain sebagaimamaksud pasal 1 Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 Jo pasal 3 Kompilasi HukumIslam;Menimbang, bahwa dari faktafakta tersebut diatas, kedua belah pihak telahkehilangan hakikat
14 — 6
Penggugat dan sebagaimana ternyata11upayaupaya Penggugat untuk merukunkan Penggugat dan Tergugat tidak berhasilkarena Penggugat menyatakan tetap ingin bercerai dengan Tergugat;Menimbang, bahwa dengan kondisi objektif kehidupan rumah tangga sepertiterurat di atas, majelis hakim menilai rumah tangga seperti itu tidak lagimencerminkan sebagai rumah tangga yang harmonis dan bahagia karena masingmasinghidup secara terpisah;Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta tersebut, kedua belah pihak telahkehilangan hakikat