Ditemukan 76144 data
40 — 5
Sedangkan nyata benar menurut kaidah hukum bahwasesuatu yang dapat menimbulkan bahaya penderitaan (madlorot) itu harus segeradihilangkan, sebagaimana tersebut dalam qoidah fighiyyah yang berbunyi ;Artinya ; Bahwa bahaya itu harus di hilangkan ;Menimbang, bahwa berdasar atas pertimbangan dan halhal sebagaimana tersebutdiatas, maka alasan perceraian sebagai mana diatur dalam pasal 19 huruf (f) PeraturanPemerintah R.I. nomor 9 tahun 1975.
11 — 0
tangga seperti iniPutusan Nomor 833/Pdt.G/2013/PA.MdnHalaman 9 dari 12 halamansudah pecah dan sulit untuk dirukunkan kembali maka alternative hukum yangterbaik adalah membuka pintu perceraian incasu (Penggugat dan Tergugat).Menimbang, bahwa meskipun perkawinan adalah sunnah Nabi MuhammadSAW yang harus diikuti dan dipertahankan, namun jika dalam menjalaninya terjadiperselisihan dan pertengkaran yang tidak dapat diselesaikan, dapat diduga bahwaperselisihan dan pertengkaran itu akan dapat menimbulkan bahaya
bagi salah satupihak, Penggugat atau Tergugat atau bahkan keduanya, padahal menurut Kaedahfigh :menolak bahaya didahulukan dari pada mengambil manfaat,Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di atas, berartipermohonan Penggugat telah sesuai dengan maksud Pasal 39 ayat (2) Undangundang Nomor Tahun 1974 jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9Tahun 1975, dan Pasal 116 Huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karenayamajelis berpendapat gugatan Penggugat telah beralasan dan tidak melawan
13 — 11
diperkenankan menjatuhkan talaknya lakilaki dengantalak satu.Menimbang, bahwa selama proses persidangan, Majelis Hakim selalumenasehati Penggugat untuk mengurungkan niatnya, namun Penggugat telahberitizam untuk bercerai dan sikap Penggugat tersebut mengindikasikanperasaan tidak senang yang memuncak kepada Tergugat dan Majelis Hakimjuga sependapat dengan dalil yang tercantum dalam Kitab Iqna tersebut, jikaikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tetap dipertahankan patutdiduga akan menimbulkan bahaya
i jaartinya : menolak bahaya lebih diutamakan dan pada meraih manfaat dengan demikian perceraian adalah lebih maslahat daripada mempertahankanperkawinan yang sudah pecah;Him. 9 dari 12 him. Put. No.498/Pat. G/2016/PA.
44 — 22
Mengakibatkan luka berat; Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan luka berat berdasarkan Pasal 90yaitu: Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh samasekali, atau yang menimbulkan bahaya maut; Tidak mampu terusmenerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaanpencarian; Kehilangan salah satu pancaindera; Mendapat cacat berat; Menderita sakit lumpuh; Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih; Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan;Menimbang, bahwa memperhatikan
hasil visum korban dan fakta persidanganserta kategori luka berat diatas Majelis berpendapat perbuatan Terdakwa yangdiarahkan ke bagian kepala Para korban tersebut menimbulkan bahaya maut karenaKepala merupakan salah satu organ vital manusia;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangkan tersebut unsur ini jugaterpenuhi menurut hukum;Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 351 ayat (2) KUHPtelah terpenuhi, maka kepada Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sahdan meyakinkan bersalah
18 — 4
Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenarterdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir.Senyatanya tidak dapat direalisasikan oleh Pemohon dan Termohondalam rumahtangganya, andaipun ikatan perkawinan Pemohon danhalaman 10 dari 13 halaman Putusan No.156/Pdt.G/2014/PABjiTermohon yang demikian tersebut, dipaksakan untuk dipertahankan, makatidak menutup kemungkinan akan menimbulkan bahaya antara kedua belahpihak, baik Pemohon atau Termohon bahkan bagi keduanya, maka untukmenghindari hal tersebut Majelis
Hakim merujuk kepada Qaidah Fighiyahyang merupakan menjadi pendapat Majelis yang tersebut dalam Kitab AlAshbahu wan Nadzooir halaman 62 sebagai berikut :Ceenal) ita 1s aids tuiLiall Artinya : menghindar dari suatu bahaya lebih diprioritaskan daripadamengharapkan kebaikan ;Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,Majelis Hakim berpendapat, bahwa perselisihan dan pertengkaran yangterjadi antara Pemohon dan Termohon telah dapat dikwalifikasikan ke dalammaksud dan tujuan Pasal 19 huruf
11 — 6
diperkenankan menjatuhkan talaknya lakilaki dengantalak satu.Menimbang, bahwa selama proses persidangan, Majelis Hakim selalumenasehati Penggugat untuk mengurungkan niatnya, namun Penggugat telahber'tizam untuk bercerai dan sikap Penggugat tersebut mengindikasikanperasaan tidak senang yang memuncak kepada Tergugat dan Majelis Hakimjuga sependapat dengan dalil yang tercantum dalam Kitab Iqna tersebut, jikaikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tetap dipertahankan patutdiduga akan menimbulkan bahaya
le le prio xwlaollArtinya : menolak bahaya lebih diuttamakan daripada merath mantfaat dengan demikian perceraian adalah lebin maslahat daripada mempertahankanperkawinan yang sudah pecah;Menimbang, berdasarkan dalildalil dan pertimbanganpertimbangan diatas, dan dihubungkan dengan kenyataan bahwa benar Penggugat danTergugat telah berselisin dan bertengkar hingga keduanya tidak lagi tinggalbersama sejak awal bulan Februari 2018, maka patut disimpulkan bahwa telahterdapat alasan menurut hukum bagi Penggugat
18 — 6
Oleh karena itu,majelis Hakim berkesimpulan bila dua mafsadah/kerusakan saling berhadapan,maka solusi hukumnya adalah melihat mafsadah/kerusakan mana yang lebihsedikit akibat bahaya yang ditimbulkan dari keduanya.
Hal ini, sesuai dengankaedah figh yang berbunyi:Artinya: Bila terjadi pertentangan di antara dua mafsadah/kerusakan, makajalan keluarnya adalah melihat bahaya mana yang lebih sedikit akibat yangditimbulkan dari keduanya;Menimbang, bahwa selain itu, bila Penggugat dan Tergugat disatukankembali dan kemudian menjalankan kehidupan rumah tangga sebagaimanabiasanya memang ada kemaslahatan didalamnya karena dapat menjagamempertahankan keutuhan rumah tangga dan menjaga martabat keluarga baikdari pihak Penggugat
10 — 5
maslahatnya juga bertentangan kaidahkaidah hukum Islam(magashid alsyari'ah), sebab perkawinan semacam itu akan menyebabkantimbulnya penderitaan batin yang berkepanjangan yang tentu memudharatkankepada salah satu pihak atau kedua belah pihak suami maupun istri;Menimbang, bahwa dengan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat seperti terungkap di atas tetap dipertahankan, maka tentu akanberpotensi menimbulkan kemudharatan dan mafsadah yang lebih besar daripada manfaat yang didapat, padahal menghindarkan bahaya
ls le 488 awlaall 255Artinya :Menghindarkan kerusakan / bahaya harus lebih diutamakan daripadamendambakan manfaat.Menimbang, bahwa perselisihan dalam rumah tangga Penggugat danTergugat tidak hanya dalam bentuk pertengkaran fisik, tapi sudah lebih dari itu,yang mana hubungan suami istri antara Penggugat dan Tergugat sudah tidaklagi selaras, tidak saling percaya dan saling melindungi, dan denganditemukannya fakta bahwa Penggugat dan Tergugat telah berpisah rumah sejak10 bulan yang lalu, dengan demikian
12 — 8
diperkenankan menjatuhkan talaknya lakilaki dengantalak satu.Menimbang, bahwa selama proses persidangan, Majelis Hakim selalumenasehati Penggugat untuk mengurungkan niatnya, namun Penggugat telahberitizam untuk bercerai dan sikap Penggugat tersebut mengindikasikanperasaan tidak senang yang memuncak kepada Tergugat dan Majelis Hakimjuga sependapat dengan dalil yang tercantum dalam Kitab Iqna tersebut, jikaikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tetap dipertahankan patutdiduga akan menimbulkan bahaya
bagi salah satu pihak Penggugat atauTergugat bahkan bagi keduanya, padahal menurut kaidah fighCelleeeall Gils cle pais autiall (aartinya : menolak bahaya lebih diutamakan dari pada meraih manfaat dengan demikian perceraian adalah lebih maslahat daripada mempertahankanperkawinan yang sudah pecah;Menimbang, berdasarkan dalildalil dan pertimbanganpertimbangan diatas, dan dihubungkan dengan kenyataan bahwa benar antara Penggugatdengan Tergugat sering berselisih dan bertengkar secara terus menerusbahkan
11 — 9
No. 286/Pdt.G/2017/PA.Clg.Menimbang, bahwa selama proses persidangan, Majelis Hakim selalumenasehati Penggugat untuk mengurungkan niatnya, namun Penggugat telahberitizam untuk bercerai dan sikap Penggugat tersebut mengindikasikanperasaan tidak senang yang memuncak kepada Tergugat dan Majelis Hakimjuga sependapat dengan dalil yang tercantum dalam Kitab Iqna tersebut, jikaikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tetap dipertahankan patutdiduga akan menimbulkan bahaya bagi salah satu pihak Penggugat
Gils le ade auliall iartinya : menolak bahaya lebih diutamakan dari pada meraih manfaat dengan demikian perceraian adalah lebih maslahat daripada mempertahankanperkawinan yang sudah pecah;Menimbang, berdasarkan dalildalil dan pertimbanganpertimbangan diatas, dan dihubungkan dengan kenyataan bahwa benar Tergugat telah pergimeninggalkan Penggugat sekurangnya selama 2 tahun dan selama itu pulaTergugat tidak kembali lagi, tidak memberikan kabar dan tidak memberi nafkahkepada Penggugat, maka patut disimpulkan
14 — 7
padamaslahatnya juga bertentangan kaidahkaidah hukum Islam (maqdashidalsyariah), sebab perkawinan semacam itu akan menyebabkan timbulnyapenderitaan batin yang berkepanjangan yang tentu memudharatkan kepada salahsatu pihak atau kedua belah pihak suami maupun istri;Menimbang, bahwa dengan keadaan rumah tangga Pemohon danTermohon seperti terungkap di atas tetap dipertahankan, maka tentu akanberpotensi menimbulkan kemudharatan dan mafsadah yang lebih besar dari padamanfaat yang didapat, padahal menghindarkan bahaya
lebih diutamakan darimengambil manfaat, hal mana sesuai dengan gaidah fiqhiyyah yang berbunyi:emake eld ee aa Aas GM 4 $2Artinya :Menghindarkan kerusakan/bahaya harus lebih diutamakan daripadamendambakan manfaat.Menimbang, bahwa perselisihan dan pertengkaran dalam suatu rumahtangga tidak selalu hadir dalam bentuk pertengkaran fisik dan verbal, tapi lebih dariitu, yang mana rusaknya hubungan antara suami dan istri yang berindikasi dariperpisahan tempat tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama juga
11 — 6
kehidupan rumah tangga;Menimbang, bahwa anak Para Pemohon saat ini belum berusia 19(sembilan belas) tahun dan secara umum ia belum dianggap mampu dan cakapuntuk menjalani dan mengarungi kehidupan rumah rumah tangga yang baik,namun demikian karena kenyataan selama ini ia dengan calon isterinya telahbergaul sangat akrab, sulit dipisahkan, maka apabila ia dengan calon isterinyatidak segera dinikahkan, sangat dimungkinkan melakukan perbuatan tidakterpuji, dan dikhawatirkan akan menimbulkan madharat atau bahaya
yang lebihbesar lagi karena calon istri anak Pemohon sedang hamil 6 bulan, padahalmadharat atau bahaya itu harus dihilangkan demi mencapai kemaslahatan lagipula calon suami Sanggup dan akan bertanggung jawab untuk membina rumahtangga;Menimbang, bahwa Pasal 53 Kompilasi Hukum Islam menyatakanbahwa:(1) Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yangmenghamilinya;(2) Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapatdilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran
13 — 7
(HR. lonu Majah, Malik, Ahmad,Thabrani, Daruguthni, Baihaqi dll)Menimbang, bahwa dengan keadaan rumah tangga Penggugat danTergugat seperti terungkap di atas tetap dipertahankan, maka tentu akanberpotensi menimbulkan kemudharatan dan mafsadah yang lebih besar daripada manfaat yang didapat, padahal menghindarkan bahaya lebih diutamakandari mengambil manfaat, hal mana sesuai dengan qaidah fiqhiyyah yangberbunyi: =Artinya :Menghindarkan kerusakan / bahaya harus lebih diutamakandaripada mendambakan manfaat.Menimbang
33 — 14
Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam.Dengan kondisi yang demikian, maka mempertahankan rumah tanggaPenggugat dan Tergugat akan cenderung lebin mendatangkan bahaya(mudharat) dari pada kebaikan (mashlahat) bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa dengan demikian alasan perceraian yang diajukanoleh Penggugat telah cukup beralasan dan telah memenuhi ketentuan Pasal 39ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo.
Barangsiapa berbuat demikian, makasungguh ia telah berbuat zhalim terhadap dirinya sendiri*; Hadis dari Abu Said al Khudriy RA., yang diriwayatkan oleh lbnu Majah,Daraquthni dan Imam Malik bin Anas:jlo V 9 bpo VArtinya : Tidak boleh ada (bahaya) kemudharatan dan tidak boleh (pula)saling menimbulkan kemudharatan (dalam Islam); Kaidah Fightyyah yang berbuny!i:WblasoJl ub whe erado w lao!
10 — 0
pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat bahkan saatini Penggugat dan Tergugat telah berpisah, sehingga dengan demikianakan sulit tercapai ketentraman dan kebahagiaan dalam rumah tangga,khususnya bagi Penggugat sebagai isteri;Menimbang, bahwa meskipun perkawinan adalah sunnah NabiMuhammad SAW yang harus diikuti dan dipertahankan, namun jika dalammenjalaninya terjadi perselisihan dan pertengkaran yang tidak dapatdiselesaikan, dapat diduga bahwa perselisinan dan pertengkaran itu akandapat menimbulkan bahaya
bagi salah satu pihak, Penggugat atauTergugat atau bahkan keduanya, padahal menurut Kaedah figh :WLooll > Je p20 sw Laolls 2menolak bahaya didahulukan dari pada mengambil manfaat;Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas MajelisHakim berpendapat bahwa perselisihnan dan pertengkaran yang terjadiantara Penggugat dengan Tergugat dalam rumah tangga, yang akibatnyaantara Penggugat dan Tergugat tidak satu rumah lagi sejak bulan Pebruari2013 yang lalu, telah sejalan dengan maksud dan tujuan penjelasan
31 — 1
Dengan kondisiyang demikian, maka mempertahankan rumah tangga Penggugat dan Tergugatakan cenderung lebih mendatangkan bahaya (mudharat) dari pada kebaikan(mashlahat) bagi kedua belah pihak;Menimbang, bahwa dengan demikian alasan perceraian yang diajukanoleh Penggugat telah cukup beralasan dan telah memenuhi ketentuan Pasal 39ayat (2) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo.
Barangsiapa berbuat demikian, makasungguh ia telah berbuat zhalim terhadap dirinya sendiri*; Hadis dari Abu Said al Khudriy RA., yang diriwayatkan oleh lbnu Majah,Daraquthni dan Imam Malik bin Anas :jlo V 9 50Artinya : Tidak boleh ada (bahaya) kemudharatan dan tidak boleh (pula)saling menimbulkan kemucharatan (dalam Islam); Kaidah Fighiyyah yang berbunyi :Whasdl uls ale erao wlaoll soArtinya : Menolak kerusakan lebih didahulukan / diutamakan daripadamengambil kemashlahatan;Hal 13 dari 17 Put.
13 — 0
Pt.dihindarkan sesuai hadits Nabi yang artinya : Tidak boleh membuat bahaya(terhadap diri sendiri) dan tidak boleh menimbulkan bahaya (bagi oranglain) (H.R.
20 — 11
kehidupan rumah tangga;Menimbang, bahwa anak para Pemohon saat ini belum berusia 19(sembilan belas) tahun dan secara umum ia belum dianggap mampu dan cakapuntuk menjalani dan mengarungi kehidupan rumah rumah tangga yang baik,namun demikian karena kenyataan selama ini ia dengan calon suaminya telahbergaul sangat akrab, sulit dipisahkan, maka apabila ia dengan calon suaminyatidak segera dinikahkan, sangat dimungkinkan melakukan perbuatan tidakterpuji, dan dikhawatirkan akan menimbulkan madharat atau bahaya
yang lebihbesar lagi karena anak para Pemohon sedang hamil 10 minggu, namunmengalami keguguran, padahal madharat atau bahaya itu harus dihilangkandemi mencapai kemaslahatan lagi pula calon suami sanggup dan akanbertanggung jawab untuk membina rumah tangga;Menimbang, bahwa Pasal 53 Kompilasi Hukum Islam menyatakanbahwa:(1) Seorang wanita hamil di luar nikah, dapat dikawinkan dengan pria yangmenghamilinya;(2) Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (1) dapatdilangsungkan tanpa menunggu
14 — 0
Dengan kondisi yangdemikian, maka mempertahankan rumah tangga Penggugat dan Tergugat akancenderung lebih mendatangkan bahaya (mudharat) dari pada kebaikan (mashlahat)bagi kedua belah pihak;Hal 11 dari 15 Put. No. 0731/Pdt.G/2016/PA.SbsMenimbang, bahwa dengan demikian alasan perceraian yang diajukan olehPenggugat telah cukup beralasan dan telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (2)UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan PemerintahNomor 9 Tahun 1975 jo.
Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuatzhalim terhadap dirinya sendiri*; Hadis dari Abu Said al Khudriy RA., yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,Daraquthni dan Imam Malik bin Anas :jlo V 9 bo VArtinya : Tidak boleh ada (bahaya) kemudharatan dan tidak boleh (pula) salingmenimbulkan kemudharatan (dalam Islam); Kaidah Fiqhiyyah yang berbuny/i :Hal 12 dari 15 Put. No. 0731/Pdt.G/2016/PA.SbsWlaoodl ul ule eric w lao!
11 — 9
Putusan Nomor 1085/Padt.G/2021/PA.SrhMenimbang, bahwa selama proses persidangan, Majelis Hakim selalumenasehati Penggugat untuk mengurungkan niatnya, namun Penggugattelah beri'tizam untuk bercerai dan sikap Penggugat tersebutmengindikasikan perasaan tidak senang yang memuncak kepada Tergugatdan Majelis Hakim juga sependapat dengan dalil yang tercantum dalamKitab Iqna tersebut, jika ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugattetap dipertahankan patut diduga akan menimbulkan bahaya bagi salah satupihak
Ule le prio swlacllArtinya: menolak bahaya lebih diuttamakan daripada meraih manfaat Dengan demikian perceraian adalah lebih masiahat daripadamempertahankan perkawinan yang sudah pecah;Menimbang, berdasarkan dalildalil dan pertimbangan pertimbangandi atas, dan dihubungkan dengan kenyataan bahwa benar Penggugat danTergugat telah berselisin dan bertengkar hingga keduanya tidak lagi tinggalbersama sekurangnya sejak tahun 2010, maka patut disimpulkan bahwatelah terdapat alasan menurut hukum bagi Penggugat