Ditemukan 3309 data
112 — 16
dilakukannnya perbuatan tersebut, maka Terdakwaatau orang lain atau suatu korporasi akan diuntungkan;Menimbang, bahwa pengertian dengan tujuan pada hakekainya samadengan pengertian dengan sengaja yang menurut memori penjelasan(memorie van Toelichting) dalam MvT Ned.WvS dijelaskan bahwa sengaja(opzet) berarti de (bewuste) richting van den wil op een bepaald misdriff(kehendak yang disadari yang ditujukan untuk melakukan kejahatan tertentu).Menurut penjelasan tersebut, sengaja (opzet) sama dengan wi/lens en wettens
Terbanding/Terdakwa : Herman Prianto Bin Ngatiyo
65 — 25
Sudirman.Bahwa untuk menentukan seseorang bersalah telah melawan hukum pidana,haruslah dilihat apakah ada willens en wettens (mens rea) pada diriterdakwa, artinya perbuatan tersebut tujuannya memang dikehendaki dandiketahui dan disadari oleh Terdakwa.Bahwa di dalam ilmu hukum pidana dikenal pula adanya asas Geen StrafZonder Schuld, yang berarti tiada hukuman tanpa kesalahan.
44 — 16
atau Memberi Kesempatan Untuk MainJudi atau Turut Campur Dalam Perusahaan Permainan Judi :Menimbang, bahwa agar pembahasan unsurunsur dalam pasal inimenjadi sistematis maka sebelum mempertimbangkan unsur ke2 Dengan TidakBerhak terlabih dahulu akan dipertimbangkan unsur ke3 Sengaja Mengadakanatau Memberi Kesempatan Untuk Main Judi atau Turut Campur DalamPerusahaan Permainan Judi sebagai berikut ;Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan sengaja menurut memorievan toelichting (MvT) adalah willens en wettens
64 — 16
Dua segiyang menjadi masalah penting dalam actus reus dan mens rea adalah : adanyaperbuatan lahiriah sebagai penjelmaan dari kehendak, dan kondisi jiwa, itikad jahat yangmelandasi perbuatan tadi;Menimbang, bahwa dengan demikian terlihat bahwa kesalahan dianggap telahada apabila sipelaku mempunyai unsur mental atau sikap batin yang menghendakiterjadinya perbuatan terlarang itu dan mengetahui bahwa perbuatan itu adalahterlarang (willens en wettens);Menimbang, bahwa dari faktafakta yang terungkap dipersidangan
Terbanding/Pembanding/Terdakwa : HAIRUL EMRI, ST Bin MAT NUR Diwakili Oleh : Junaidi Aziz, SH., MH., dkk
Terbanding/Pembanding/Terdakwa : BURHAIDI Bin IBRAHIM Diwakili Oleh : Hj. WANIDA, SH., MH. dkk
113 — 45
Sudirman.Bahwa untuk menentukan seseorang bersalah telah melawan hukum pidana,haruslah dilihat apakah ada willens en wettens (mens rea) pada diriterdakwa, artinya perbuatan tersebut tujuannya memang dikehendaki dandiketahui dan disadari oleh Terdakwa.Bahwa di dalam ilmu hukum pidana dikenal pula adanya asas Geen StrafZonder Schuld, yang berarti tiada hukuman tanpa kesalahan.
101 — 24
dilakukannnya perbuatan tersebut, maka Terdakwaatau orang lain atau suatu korporasi akan diuntungkan;Menimbang, bahwa pengertian dengan tujuan pada hakekatnya samadengan pengertian dengan sengaja yang menurut memori penjelasan(memorie van Toelichting) dalam MvT Ned.WvS dijelaskan bahwa sengaja(opzet) berarti de (bewiste) richting van den wl op een bepaald misdriff(kehendak yang disadari yang ditujukan untuk melakukan kejahatan tertentu).Menurut penjelasan tersebut, sengaja (opzet) sama dengan wilens en wettens
151 — 30
Menurut penjelasantersebut, sengaja (opzet) sama dengan wilens en wettens (dikehendaki dandiketahui);Menimbang, bahwa kesengajaan ini memang berkaitan dengan niat ataugerak bathin pelaku dan sangat sulit untuk mengukur niat atau gerak batinseseorang baik sebelum maupun sesudah perbuatan dilakukan;Menimbang, bahwa menurut Prof. Sudarto, karena sulitnya mengetahuisikap batin seseorang, maka sikap batinnya dapat kita simpulkan dari keadaanlahir yang nampak dari luar.
367 — 372
itu, serta harus menginsafi atau mengerti ataumengetahui (wetten) akan akibat dari perbuatan itu;Menimbang, bahwa dalam teori kesengajaan (Voorstellingstheorie)sebagaimana diutarakan Frank dalam bukunya: Festschrift Gieszen (1907:25),ditegaskan bahwa manusia tidak mungkin dapat menghendaki suatu akibat, manusiahanya dapat mengingini, mengharapkan atau membayangkan (voorstellen)kemungkinan adanya suatu akibat;Menimbang, bahwa sengaja dapat diartikan sebagai menghendaki danmengetahui ( Willen en Wettens
Terbanding/Pembanding/Jaksa Penuntut : FAISYAL BASNI, SH
Terbanding/Jaksa Penuntut : ANDRI MARDIANSYAH, SH
Terbanding/Jaksa Penuntut : MERI ARYANI, SH
Terbanding/Jaksa Penuntut : BUDI SETYAWAN, SH., MH
99 — 47
Sudirman.Bahwa untuk menentukan seseorang bersalah telah melawan hukum pidana,haruslah dilihat apakah ada willens en wettens (mens rea) pada diriterdakwa, artinya perbuatan tersebut tujuannya memang dikehendaki dandiketahui dan disadari oleh Terdakwa.Bahwa di dalam ilmu hukum pidana dikenal pula adanya asas Geen StrafZonder Schuld, yang berarti tiada hukuman tanpa kesalahan.
136 — 134
, sedangkan mengenaiKesengajaan / sengaja / opzet di dalam UndangUndang Hukum Pidana sendiritidak memberikan pengertian tentang apa yang di maksud dengan sengaja /opzet, akan tetapi dalam praktek peradilan sebagaimana arrestarrest Hoge Raadmengambil pengertian dengan sengaja / opzet berdasarkan pada Memorie VanToelichting, dimana kesengajaan / opzet itu diartikan sebagai willens enwetens, Kata Willens atau menghendaki diartikan sebagai kehendak untukmelakukan sesuatu perbuatan tertentu dan Kata Wettens
ARIATI, SH
Terdakwa:
MARGASATWA
148 — 48
Unsur Dengan sengaja;Menimbang, bahwa menurut M.v.T (Memorie van Toelichting)kesengajaan (opzet) diartikan sebagai menghendaki dan mengetahui (willensen wettens Pompe : 166). Jadi dapatlah dikatakan bahwa sengaja berartimengehendaki dan mengetahui apa yang dilakukan.
143 — 37
Menurut penjelasan tersebut,sengaja (opzet) sama dengan willens en wettens (dikehendaki dan diketahui).Menimbang, bahwa kesengajaan ini memang berkaitan dengan niat atau gerakbathin pelaku dan sangat sulit untuk mengukur niat atau gerak batin seseorang baiksebelum maupun sesudah perbuatan dilakukan.Menimbang, bahwa menurut Prof. Sudarto, karena sulitnya mengetahui sikapbatin seseorang, maka sikap batinnya dapat kita simpulkan dari keadaan lahir yangnampak dari luar.
Ni Ketut Hevy Yushantini, SH
Terdakwa:
1.Ion Iabanji
2.Iurie Vrabie
452 — 400
Bahwa yang dimaksudkan disini adalah seseorang yangmelakukan suatu perbuatan dengan sengaja itu haruslah memenuhi rumusan willensatau haruslah menghendaki apa yang ia perbuat dan memenuhi unsur wettens atauharuslah mengetahui akibat dari apa yang ia perbuat. Unsur tanpa hak, dapatdiartikan bahwa seseorang dalam melakukan perbuatannya tidak memilikikewenangan dalam melaksanakan perbuatan tersebut.
JUITA CITRA WIRATAMA, SH
Terdakwa:
SUSILAWATI Alias SUSI
65 — 61
Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa dalam turut serta melakukan, pelaku turutmelakukan perbuatan pelaksanaan atau melakukan anasir delik, sehingga untukmenyatakan seseorang turut serta melakukan tidak cukup hanya denganmelakukan perbuatan persiapan saja atau perbuatan yang sifatnya hanyamembantu atau menolong;Menimbang, bahwa berdasarkan Memorie Van Toelichting yangdimaksud dengan sengaja adalah pelaku menghendaki dan mengetahui(willens en wettens) perbuatan yang ia lakukan beserta akibatnya.
43 — 14
dengan hakatau bertentangan dengan hukum;Menimbang, bahwa mengenai unsur dengan sengaja (opzet)UndangUndang Hukum Pidana sendiri tidak memberika arti apa yangdimaksud dengan sengaja (opzet), namun dalam praktek peradilansebagaimana arrestarrest Hoge Raad mengambil pengertian dengansengaja (opzet) berdasarkan pada Memorie Van Toelichting, bahwaopzet itu diartikan sebagai willens en wetens, perkataan willens ataumenghendaki diartikan sebagai kehendak untuk melakukan sesuatuperbuatan tertentu dan wettens
81 — 12
didalamketentuan pasal 263 ayat (2) KUHPidana itu merupakan suatu tindak pidana yang harusdilakukan dengan sengaja, maka dengan sendirinya harus dapat dibuktikan tentang adanya unsurkesengajaan tersebut pada terdakwa;Menimbang bahwa kata sengaja dalam unsur kedua ini, Kitab Undangundang HukumPidana tidak memberikan defenisi, namun petujuk untuk dapat mengetahui arti kesengajaandapat diambil dari M.V.T (memorie van toelichting) yang mengatakan kesengajaan (opzet)sebagai menghendaki dan mengetahui (willens en wettens
108 — 58 — Berkekuatan Hukum Tetap
Menurut penjelasan tersebut, sengaja (opzet) samadengan willens en wettens (dikehendaki dan diketahui).Menimbang, bahwa kesengajaan ini memang berkaitan dengan niatatau gerak bathin pelaku. Bahwa Prof. Sudarto, menyimpulkan karenasulitnya mengetahui sikap batin seseorang, maka sikap batinnya dapat kitasimpulkan dari keadaan lahir yang nampak dari luar. Dengan demikianHakim harus mengobyektifkan adanya kesengajaan itu.
66 — 14
Dua segiyang menjadi masalah penting dalam actus reus dan mens rea adalah : adanyaperbuatan lahiriah sebagai penjelmaan dari kehendak, dan kondisi jiwa, itikad jahat yangmelandasi perbuatan tadi;Menimbang, bahwa dengan demikian terlihat bahwa kesalahan dianggap telahada apabila sipelaku mempunyai unsur mental atau sikap batin yang menghendakiterjadinya perbuatan terlarang itu dan mengetahui bahwa perbuatan itu adalahterlarang (willens en wettens);Menimbang, bahwa dari faktafakta yang terungkap dipersidangan
Dengan demikian pada diri Terdakwa telah terdapatadanya willens en wettens, sehingga kesalahan telah ada pada diri Terdakwa;Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah dipertimbangkan diatas, Majelisberpendapat tidak terdapat halhal atau alasan yang dapat menghapuskan sifatpertanggungjawaban pidana terhadap diri Terdakwa sehingga oleh karena itu Terdakwaharus dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidanakorupsi sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan Subsidair Penuntut
83 — 12
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Dengan Sengaja menurut MvTadalah adanya kehendak (willens) maupun pengetahuan (wettens) pada diri pelakupidana in casu Terdakwa pada saat melakukan tindak pidana tersebut. Menurut MvTtersebut suatu pelaku pidana dikatakan sengaja melakukan tindak pidana apabila pelakutersebut mengetahui perbuatannya serta menghendaki akibat yang ditimbulkan olehtindak pidana tersebut.
73 — 16
Dua segiyang menjadi masalah penting dalam actus reus dan mens rea adalah : adanya perbuatanlahiriah sebagai penjelmaan dari kehendak, dan kondisi jiwa, itikad jahat yangmelandasi perbuatan tadi;Menimbang, bahwa dengan demikian terlihat bahwa kesalahan dianggap telahada apabila sipelaku mempunyai unsur mental atau sikap batin yang menghendakiterjadinya perbuatan terlarang itu dan mengetahui bahwa perbuatan itu adalah terlarang(willens en wettens);Menimbang, bahwa dari faktafakta yang terungkap dipersidangan