Ditemukan 3352 data
91 — 15
Menurut Memorie van Toelchting (MvT) yang dimaksud dengansengaja atau opzef adalah willen en wettens dalam arti bahwa si pembuat harusmenghendaki (willen) melakukan perbuatan tersebut dan juga harus mengerti/ mengetahui(wetten) akan akibat dari pada perbuatan tersebut;Menimbang, bahwa menurut doktrin pengertian opzet ini telah dikembangkandalam beberapa teori, yaitu:1 Teori kehendak (wills theory) dari von Hippel, mengatakan bahwa opzet itusebagai de will atau kehendak, dengan alasan karena tingkah
MUHAMMAD INDRA, SH
Terdakwa:
IRMI RIDHA Als IRMI Binti H. AHMAD RIDWAN
178 — 104
Menurut van Hattumopzet (sengaja) secara ilmu bahasa hanya berarti oogmerk (maksud) dalam artitujuan dan kehendak menurut istilan undangundang, opzettelijk (dengan sengaja)diganti dengan willens en wettens (menghendaki dan mengetahui).Menimbang, bahwa menurut R.
71 — 19
Dengan demikian pada diri Terdakwatelah terdapat adanya willens en wettens, sehingga kesalahan telahada pada diri terdakwa;Menimbang, bahwa Majelis juga melihat adanya terdakwa lainyang secara hukum berpotensi menimbulkan akibat kerugiankeuangan negara yakni Prof. DR. Ir.
99 — 4
Setiap Orang;Menimbang, bahwa yang dimaksud setiap orang adalah subyek hukum yang sehat jasmani dan rohani, akal pikirannya, sadar/ mengetahui (wettens) atas perbuatannya dan mampu menginsyafi akibat dari setiap perbuatannya itu (willens);Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan dipersidangan seorang laki-laki yang mengaku bernama Ahmad Masrucha als.
ZAINAL ABIDIN
Terdakwa:
1.Amiril Mukminin
2.Siswadhi Pranoto
3.Ainul Faqih
1031 — 239
lebih spesifik oengetahuan, dan yang (2)bentuk kealpaan (culpa) berupa patut diduga, dimana kedua unsur kesalahan inidiarahkan pada kalimat yang disebutkan dibelakangnya yaitu bahwa hadiah atau janjitersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukansesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya (AdamiChazawi, 2016:186);Menimbang, bahwa dari Memori van Toelichting disebutkan bahwa sengaja(opzettelijk) adalah sama dengan dikehendaki dan diketahul (willens en wettens
) (E.Utrecht, 1987:301);Menimbang, bahwa menurut Satochid Kartanegara yang dimaksud denganwillens en wettens adalah seorang yang melakukan sesuatu perbuatan dengansengaja, harus menghendaki (willen) perbuatan itu serta harus menginsafi, mengerti(wetten) akan akibat dari perbuatan itu;Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan tidak sengaja atau alpa oleh VanHammel (R.
HENDRA EKA SAPUTRA
Terdakwa:
H. KHARRUDDIN SYAH, S.E. ALIAS H. BUYUNG
185 — 50
hal, pertama, memberisesuatu dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negaratersebut berbuat sesuatu; dan kedua, memberi sesuatu dengan maksud supayapegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut tidak berbuat sesuatudalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;Bahwa terkait dengan pengertian kesengajaan ini, Sumber hukum lainsebagaimana dimaksud dalam memorie van toelichting, disebutkan bahwa: katadengan sengaja dalam pasalpasal KUHPidana adalah sama dengan willensen wettens
HENDRA EKA SAPUTRA
Terdakwa:
AGUSMAN SINAGA
306 — 119
hal, pertama, memberisesuatu dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negaratersebut berbuat sesuatu; dan kedua, memberi sesuatu dengan maksud supayapegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut tidak berbuat sesuatudalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;Bahwa terkait dengan pengertian kesengajaan ini, Sumber hukum lainsebagaimana dimaksud dalam memorie van toelichting, disebutkan bahwa: katadengan sengaja dalam pasalpasal KUHPidana adalah sama dengan willensen wettens
ZAINAL ABIDIN
Terdakwa:
1.Andreau Misanta Pribadi
2.Safri
540 — 203
berupa patut diduga,dimana kedua unsur kesalahan ini diarahkan pada kalimat yang disebutkandibelakangnya yaitu bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untukmenggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalamHalaman 1064 dari 1305 Putusan Nomor 27/Pid.SusTPK/2021/PN Jkt Pstjabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya (Adami Chazawi,2016:186);Menimbang, bahwa dari Memori van Toelichting disebutkan bahwasengaja (opzettelijk) adalah sama dengan dikehendaki dan diketahui (willensen wettens
Utrecht, 1987:301);Menimbang, bahwa menurut Satochid Kartanegara yang dimaksuddengan willens en wettens adalah seorang yang melakukan sesuatuperbuatan dengan sengaja, harus menghendaki (willen) perbuatan itu sertaharus menginsafi, mengerti (wetten) akan akibat dari perbuatan itu;Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan tidak sengaja atau alpaoleh Van Hammel (R. Wiyono, 2014:58) dikemukakan bahwa kealpaan itumengandung 2 (dua) syarat yaitu :1.
92 — 5
Setiap Orang;Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang adalah subyek hukum yang sehat jasmani dan rohani, akal pikirannya, sadar/ mengetahui (wettens) atas perbuatannya dan mampu menginsyafi akibat dari setiap perbuatannya itu (willens);Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan dipersidangan seorang laki-laki yang mengaku bernama Sarwiji als.
677 — 473
dengan suatu kesengajaan(opzet/dolus) dari pelaku tindak pidana tersebut;Menimbang, bahwa pembuat undangundang tidak memberipengertian yang tegas tentang apa yang dimaksud dengansengaja/kesengajaan ataupun opzet/dolus tersebut, akan tetapidengan mempergunakan wethistorische interpretasi dapat diketahuibahwa yang dimaksud dengan opzet/dolus atau dengan sengajamenurut rumusan Memorie van Toelichting adalah meliputi willensyang diartikan sebagai kehendak untuk melakukan suatu perbuatantertentu, dan wettens
1962 — 1703
Hubungan batin antara si pembuat denganperbuatannya, yang berupa kesengajaan (dolus) ataukealpaan (culpa) ;oi Tidak adanya alasan yang menghapus kesalahanatau tidak ada alasan pemaaf;(Soedarto, Hukum Pidana I, Yayasan Soedarto, Semarang, 1990, halaman 91).Menurut Memorie van Toelichting, maka kata "dengan sengaja (dolus)dalam pasalpasal KUHPidana adalah sama dengan willens en wettens(dikehendaki dan diketahul) (vide: E.
568 — 215
secara hukum untuk dapat mengetahui sikap1094 Putusan Nomor 50/Pid.Sus/Tipikor/2013/PN.PBRbathin seseorang hanya dapat dilakukan dengan memperhatikan segalakeadaan lahir tentang perbuatan Terdakwa, sebab pada dasarnya hukumtidak menghiraukan apa yang ada dalam pikiran seseorang, tetapi hukummengatur perilaku atau perbuatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.Rangkaian perbuatan itu dapat menunjukan keadaan sikap bathin terdakwayang menunjukan bahwa terdakwa mengetahui dan menghendaki (wellensen wettens