Ditemukan 27540 data
14 — 8
kamucenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang.Menimbang bahwa Penggugat dan Tergugat sudah 1 (satu) tahun 6(enam) bulan berpisah tempat tinggal dan dipastikan tidak akan bersatudan hidup rukun kembali dalam rumah tangga karena Penggugat sangattegas pendiriannya untuk bercerai yang direspon dengan sikap yangsama oleh Tergugat sebagaimana didalilkan dalam jawabannya bahwarumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak layak dipertahankan.Menimbang bahwa mudarat
Olehkarena itu, perkawinan Penggugat dan Tergugat lebih baik diakhiridengan perceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezaliman sesuai dengan kaidah fikih yangberbunyi, "Tidak boleh ada mudarat dan saling memudaratkan" dan"Menolak mudarat lebih diutamakan daripada mengambil manfaat.Menimbang bahwa Majelis Hakim dan Mediator telah berupayauntuk mendamaikan Penggugat dan Tergugat, tetapi tidak berhasil danHalaman 9 dari 12 halaman.Putusan Nomor 519/Padt.G/
20 — 11
merasatenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang.Menimbang bahwa jika kehidupan rumah tangga yang sakinah,mawaddah, dan rahmah telah sirna karena suami dan istri terusmenerusbertengkar dan/atau istri telah pergi dan tidak kembali dalam waktu yangcukup lama sebagaimana halnya Termohon dalam perkara ini, makaperkawinan tidak berguna untuk dipertahankan.Menimbang bahwa perkawinan Pemohon dan Termohon tidakberguna untuk dipertahankan karena kalau tetap dipertahankan, akanmenimbulkan mudarat
terhadap Pemohon, pada hal prinsip dan semangatsyariat Islam adalah menghilangkan mudarat dan kezaliman dalam segalahal sesuai dengan kaidah fikih yang berbunyi: ,lLyieVg 4 oY (Tidakboleh ada bahaya dan sikap membahayakan) dan menolak bahaya(mudarat) lebih diutamakan daripada mengambil manfaat (swleoJl syWLocdl als yo ws).Menimbang bahwa Pemohon tetap pada pendiriannya untuk bercerai,sedangkan Termohon yang tidak diketahui keberadaanya telah dipanggilsecara patut melalui media massa, tidak datang
14 — 11
dan telahberpisah tempat tinggal sampai sekarang kurang lebih 3 bulan lamanya; Bahwa Termohon tidak taat dan patuh serta menghianati Pemohon denganmelakukan perbuatan serong dengan lakilaki lain; Bahwa Pemohon dan Termohon tidak dapat dirukunkan lagi sebagai suamiistri, Pemohon telah bertekad dan tegas mau menceraikan Termohon; Bahwa mempertahankan perkawinan Pemohon dengan Termohon tidakhalaman 8 dari 12 halaman Putusan No.0255Pdt.G/2017/PA Kdi.memberikan mamfaat lagi bahkan dapat menimbulkan mudarat
tahun 1975 danPasal116 huruf (f) Kompilasai Hukum Islam;Menimbang, bahwa faktafakta tersebut di atas merupakan bukti bahwarumah tangga Pemohon dengan Termohon telah retak/pecah, perselisihan danpertengkaran yang mewarnai kehidupan rumah tangga tersebut terusberlangsung sehingga sendisendi rumah tangga telah rapuh dan sulitditegakkan kembali, dan pada gilirannya keutuhan rumah tangga Pemohondengan Termohon tersebut tidak dapat dipertahankan lagi, danmempertahankannya hanya berpotensi timbul mafsadat/mudarat
yang lebihbesar yang dapat merugikan Pemohon dan Termohon, yang secara hukummenolak mafsadat/mudarat adalah sangat penting dan harus diutamakan ataudidahulukan, hal ini sesuai gaidah Fighi dalam kitab Asybah wan Nadhaairhalama 62, berbunyi sebagai berikut:lied!
Cla ple pais auliall 9Artinya : Menolak mafsadat/mudarat harus diutamakan/didahulukan dari padamenarik/mementingkan kemaslahatan;Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan hukum Islam yang tersiratdalam surat ArRum ayat 21 dan juga ketentuan Pasal 1 UndangundangNomor 1 tahun 1974 dinyatakan bahwa tujuan perkawinan adalah untukmembentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, kemudianhalaman 9 dari 12 halaman Putusan No.0255Pdt.G/2017/PA Kdi.Pemohon dan Termohon selaku pasangan suami isteri telah
18 — 9
untuk membina rumahtangga dengan Penggugat, maka kalau perkawinan tetap dipertahankan,sama artinya membiarkan Penggugat hidup terkatungkatung tanpakepastian hukum, bahkan terbelenggu dalam kemudaratan perkawinansehingga perkawinan Penggugat dan Tergugat lebih baik diakhiri denganperceraian.Halaman 6 dari 9 halamanPutusan Nomor 142/Pat.G/2017/PA Jpr.Menimbang bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat lebih baikdiakhiri dengan perceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat
(Tidak boleh ada mudarat dan salingmemudaratkan) dan menolak mudarat lebih diuttamakan daripada mengambilmanfaat (qJbacJI ul> cro wal xwleoll s 40).Menimbang bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara patut melaluimedia massa, tidak datang menghadap ke persidangan tanpa alasan yangsah, maka secara hukum Tergugat dianggap tidak akan membela hak dankepentingannya termasuk tidak akan kembali untuk membina rumahtangganya dengan Penggugat, sedangkan Penggugat yang telah merasakanmudaratnya perkawinan
22 — 10
diketahuikeberadaannya dan dipastikan tidak akan kembali untuk membina rumahtangga dengan Penggugat, maka kalau perkawinan tetap dipertahankan,sama artinya membiarkan Penggugat hidup terkatungkatung tanpakepastian hukum, bahkan terbelenggu dalam kemudaratan perkawinan Olehkarena itu, perkawinan Penggugat dan Tergugat lebih baik diakhiri denganperceraian.Menimbang bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat lebih baikdiakhiri dengan perceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat
dan kezaliman sesuai dengan kaidah fikih yangberbunyi: jlyioVg oY (Tidak boleh ada mudarat dan salingmemudaratkan) dan menolak mudarat lebih diuttamakan daripada mengambilmanfaat (qJbaocdJI Ul> cro wal swleoIl s 50).Menimbang bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara patut melaluimedia massa, tidak datang menghadap ke persidangan tanpa alasan yangsah, maka secara hukum Tergugat dianggap tidak akan membela hak dankepentingannya termasuk tidak akan kembali untuk membina rumahtangganya dengan Penggugat
10 — 4
Bahwa mempertahankan perkawinan Pemohon dengan Termohon tidakmemberikan mamfaat lagi bahkan dapat menimbulkan mudarat yang lebihbesar; Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak ada kepastianhukum yang jelas dan untuk kepentingan tersebut hanya dapat diperolehmelalui perceraian;Menimbang, bahwa fakta hukum tersebut telah juga memenuhi normahukum Islam yang terkandung dalam Alquran surat AlBagarah ayat 227sebagai berikut:Vlg Igojs GMI aUl ule pile arowArtinya: "Dan jika mereka berazam (bertetap
Menimbang, bahwa faktafakta tersebut di atas merupakan bukti bahwarumah tangga Pemohon dengan Termohon telah retak/pecah, perselisihan danpertengkaran yang mewarnai kehidupan rumah tangga tersebut berlangsungseterusnya sehingga sendisendi rumah tangga telah rapuh dan sulitditegakkan kembali, hingga pada gilirannya keutuhan rumah tangga Pemohondengan Termohon tersebut tidak dapat dipertahankan lagi, sudah rusak (brokenmarriage), Sedangkan mempertahankan rumah tangga seperti ini hanyaberpotensi timbul mudarat
yang lebin besar yang sangat merugikan Pemohondan Termohon, yang secara hukum menolak mudarat adalah sangat perlu danpenting dan harus diutamakan, hal ini Sesuai qaidah Fighi/syari yang berbunyisebagai berikut :Artinya: Menolak mudarat harus diutamakan/didahulukan demi untukkepentingan memperoleh kemaslahatan yang lebih baik;halaman 9 dari 13 halaman Putusan No.0039/Pdt.G/2017/PA Kadi.Menimbang, bahwa suatu perkawinan yang di dalamnya sering terjadiperselisinan dan pertengkaran akan sulit untuk
16 — 9
jenismu sendiri,sSupaya kamu cenderung dan merasatenteram kepadanya, dan dijadikanNyadi antaramu rasa kasih dan sayang.Menimbang bahwa jika kehidupan rumahtangga yang sakinah,mawaddah, dan rahmah telah lenyapkarena suami dan istri terusmenerusbertengkar dan tidak dapat diakhiridengan perdamaian sebagaimana halnyaPemohon dan Termohon dalam perkaraini, maka lambat laun perkawinan akanpecah (marriage breakdowri) dan padaakhirnya akan terjadi perceraian.Menimbang bahwaperceraianpasti akan menimbulkan mudarat
Olehkarena itu, perkawinan Pemohon danTermohon lebih bermaslahah harusdiakhiri dengan perceraian karena prinsipdan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezalimansesuai dengan kaidah ffikin yangberbunyi: (Tidak boleh ada bahaya dansikap membahayakan) dan "Menolakbahaya (mudarat) lebih diutamakandaripada mengambil manfaat .Menimbang bahwaperkawinanPemohon dan Termohon lebihbermaslahat jika diakhiri denganperceraian sesuai dengan pendapatAlauddin alKasaniy yang dikutip oteh Dr.Ahmad
46 — 17
pendapatnya, namunPengadilan Tinggi Agama Padang memandang perlu untuk menambah pertimbanganyaitu :Menimbang bahwa dalam keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon yangtelah pisah rumah dan sebelumnya telah pisah ranjang dan masingmasing telah salingmencurigai bahwa pasangannya itu telah mempunyai orang idaman lain, kemudian usahadamai oleh Majelis Hakim dan Mediator telah gagal, kiranya sudah cukup membuktikanbahwa menyatukan mereka kembali dalam satu rumah tangga diyakini akan siasia danmenambah mudarat
bagi keduanya, sedangkan mudarat itu harus dihilangkan,sebagaimana qaidah Figihiyah yang berbunyi : " (Bahaya atau mudarat ituharus dihilangkan);Menimbang bahwa, terlepas dari siapa yang salah namun keadaan rumah tanggayang sudah sedemikian rupa telah diakui sendiri oleh Termohon, dengan demikianberdasarkan Pasal 311 R.Bg pengakuan yang diucapkan dihadapan hakim adalahmemberikan bukti yang sempurna,Selanjutnya Dr.
16 — 9
dari jenismu sendiri, supaya kamucenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramurasa kasih dan sayang.Menimbang bahwa apabila rumah tangga telah sirna kehidupan yangsakinah, mawaddah dan rahmah sebagaimana halnya rumah tangga Penggugatdan Tergugat, maka tidak ada gunanya mempertahankan perkawinan karenamempertahankan perkawinan seperti itu sama artinya membiarkan Penggugatterjerumus ke jurang penderitaan lahir batin.Menimbang bahwa penderitaan lahir batin akan menimbulkan mudarat
,pada hal mudarat itu harus dihindari atau dihindarkan sesuai dengan kaidahfikih yang berbunyi:Menolak kemafsadatan didahulukan daripada menarik kemaslahatan.Menimbang bahwa perceraian adalah suatu perbuatan halal yangdibenci oleh Tuhan karena sangat tidak baik (very bad thing), tetapi dibolehkanketika tidak ada lagi kedamaian dan kebahagiaan dalam rumah tangga sertakebencian istri terhadap suaminya telah memuncak sebagimana halnyaPenggugat terhadap Tergugat dalam perkara ini.
Ghayatul Muram bahwa:Apabila istri telah memuncak kebenciannya terhadap suaminya, makahakim menjatuhkan talak suami kepada istrinya itu.Menimbang bahwa dengan tidak hadirnya Tergugat dalam persidangan,maka dianggap telah mengakui dalildalil Penggugat serta tidak akan membelahak dan kepentingannya termasuk tidak akan berusaha untuk hidup rukunkembali dengan Penggugat, sementara Penggugat tetap pada pendiriannyauntuk bercerai karena perceraian merupakan satusatunya jalan untukmelepaskan dirinya dari mudarat
15 — 6
Akan tetapi, jika perkawinan itu sudah lebihbesar mudaratnya daripada manfaatnya, maka lebih baik diakhiri denganperceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezaliman sesuai dengan kaidah fikih yangberbunyi: jlyieoVg 4 VY (Tidak boleh ada mudarat dan salingmemudaratkan) dan menolak mudarat lebih diutamakan daripadamengambil manfaat (qbLacJ ul> cro wal swleol s 55).Menimbang bahwa kalau perkawinan tetap dipertahankan,sementara Penggugat dan Tergugat tetap berpisah
11 — 4
Akan tetapi, jika perkawinan itu sudah lebih besarmudaratnya daripada manfaatnya, maka lebih baik diakhiri dengan perceraiankarena prinsip dan semangat syariat Islam adalah menghilangkan mudarat dankezaliman sesuai dengan kaidah fikih yang berbunyi: ,LjioVg oY (Tidakboleh ada mudarat dan saling memudaratkan) dan menolak mudarat lebihdiutamakan daripada mengambil manfaat (w> cpo cial rswleoJl syoWLaoJl).Menimbang bahwa kalau perkawinan tetap dipertahankan, sementaraPemohon dan Termohon tetap berpisah
13 — 6
Akan tetapi, jika perkawinan itu Sudah lebihbesar mudaratnya daripada manfaatnya, maka lebih baik diakhiri denganperceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezaliman sesuai dengankaidah fikih yangberbunyi: jl yieoWVg VY (Tidak boleh ada mudarat dan salingmemudaratkan) dan menolak mudarat lebih diutamakan daripadamengambil manfaat (qbLacJ!
14 — 9
Oleh karena itu, perkawinan Penggugat danTergugat lebih bermaslahat jika diakhiri dengan perceraian karena prinsip dansemangat syariat Islam adalah menghilangkan mudarat dan kezaliman sesuaidengan kaidah fikih yang berbunyi, "Tidak boleh ada mudarat dan salingmemudaratkan" dan "Menolak mudarat lebih diutamakan daripada mengambilmanfaat".Halaman 6 dari 9 halaman.
15 — 6
saling mencintai bahkan tidak dengan persetujuan yang tulussehingga terbukti pada akhirnya pecah berantakan.Menimbang bahwa apabila rumah tangga telah pecah berantakan dantidak dapat dibangun kembali sebagimana halnya rumah tangga Penggugat danTergugat dalam perkara ini, maka tidak ada gunanya mempertahankanperkawinan karena mempertahankan perkawinan seperti itu. sama artinyamembiarkan Penggugat terjerumus ke jurang penderitaan lahir batin.Menimbang bahwa penderitaan lahir batin akan menimbulkan mudarat
,pada hal mudarat itu harus dihindari atau dihindarkan sesuai dengan kaidahfikih yang berbunyi:Menolakkemafsadatan didahulukan daripada menarik kemaslahatan.Menimbang bahwa dengan tidak hadirnya Tergugat dalam persidangan,maka dianggap telah mengakui dalildalil Penggugat serta tidak akan membelahak dan kepentingannya termasuk tidak akan berusaha untuk hidup rukunkembali dengan Penggugat, sementara Penggugat tetap pada pendiriannya untukbercerai karena perceraian merupakan satusatunya jalan untuk
melepaskandirinya dari mudarat rumah tangga, maka disimpulkan bahwa antara penggugatdan tergugat tidak ada harapan lagi akan hidup rukun dalam rumah tangga.Menimbang bahwa dengan pertimbanganpertimbangan sebagaimanatersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat telahmemenuhi alasan perceraian sebagaimana tersebut dalam Penjelasan Pasal 39ayat (2) huruf f UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo.
27 — 14
Akan tetapi, jika perkawinan itu sudah lebihbesar mudaratnya daripada manfaatnya, maka lebih baik diakhiri denganperceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezaliman sesuai dengan kaidah fikih yangberbunyi: jlyioVg 4,0 (Tidak boleh ada mudarat dan salingmemudaratkan) dan menolak mudarat lebih diutamakan daripadamengambil manfaat (qWbLaoJ!
19 — 15
merasatenteram kepadanya, dan dijadikanNyadi antaramu rasa kasih dan sayang.Menimbang bahwa jika bahterarumah tangga telah menyimpang dari 'tujuan perkawinan karena teruSmenerusmenjadi kancah perselisihan danpertengkaran antara suami dan sstritanpa upaya untuk mengakhirinyadengan perdamaian sebagaimana halnyarumah tangga Penggugat dan Tergugatdalam perkara ini, maka iambat launrumah tangga itu akan pecah berantakandan pada akhimya akan terjadiperceraian.Menimbang bahwa perceraianpasti akan menimbulkan mudarat
Olehkarena itu, perkawinan Penggugat danTergugat lebih bermaslahat jika diakhiridengan perceraian karena prinsip dansemangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezalimansesual dengan kaidah fikih yangberbunyi, Tidak boleh ada bahaya dansikap saling membahayakan" dan"Menolak bahaya (mudarat) lebihdiutamakan daripada mengambilmanfaaf.Menimbang pula bahwaperceraian adalah suatu perbuatan yangdibenci oleh Allah swt. karena sangatburuk (very bad thing), tetapi dibolehkanketika ekonomi rumah
9 — 4
Oleh karena itu, perkawinan Penggugat dan Tergugat lebih bermaslahatjika diakhiri dengan perceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezaliman sesuai dengan kaidah fikih yang berbunyi,"Tidak boleh ada mudarat dan saling memudaratkan" dan "Menolak mudarat lebihdiutamakan daripada mengambil manfaat".Menimbang pula bahwa perceraian adalah suatu perbuatan yang sangat dibencioleh Allah swt. karena akibatnya sangat buruk (very bad thing), tetapi dibolehkan ketikaistri
16 — 11
Akan tetapi, jika perkawinan itu sudah lebihbesar mudaratnya dari pada manfaatnya, maka lebih baik diakhiri denganperceraian karena prinsip dan semangat syariat Islam adalahmenghilangkan mudarat dan kezaliman sesuai dengan kaidah fikih yangberbunyi: jlyieoVg VY (Tidak boleh ada mudarat dan salingmemudaratkan) dan menolak mudarat lebih diutamakan daripadamengambil manfaat (qJbLacJ!
11 — 3
2019/PA.Sbr.Penggugat dan Tergugat sudah tidak harmonis lagi yang mengakibatkanantara keduanya telah berpisah tempat tinggal dan tidak pernahberkumpul Kembali dalam satu rumah tangga;Menimbang, bahwa dengan keadaan Tergugat yang demikian,Tergugat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami yangberfungsi melindungi keluarganya dan tidak dapat memberikan nafkahuntuk Penggugat dan anak Penggugat dan Tergugat;Menimbang, bahwa dengan keadaan Tergugat yang demikianmembuat kondisi Penggugat menjadi mudarat
Dengan kondisi Tergugat yang demikian, makakehidupan keluarga menjadi timpang dan menjadi mudarat bagiPenggugat;Menimbang, bahwa menurut ketentuan Pasal 19 huruf (e) PPNomor 9 tahun 1975 jo.
perceraian dapat terjadi apabila salah satu pihak mendapat cacat badanatau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagaisuami/ister;Menimbang, bahwa dengan melihat kondisi rumah tanggaPenggugat dan Tergugat tersebut, jelas tidak mungkin akan terwujudkehidupan rumah tangga yang bahagia dan kekal lahir batin sebagaimanayang menjadi tujuan perkawinan dalam pasal 1 UndangUndang Nomor 1Tahun 1974 jo. pasal 3 KHI, dan membiarkan suasana rumah tangga yangdemikian, justru akan menimbulkan mudarat
70 — 17
Oleh karena itu, perkawinan Penggugat dan Tergugatlebih baik jika diakhiri dengan perceraian karena prinsip dan semangat syariatIslam adalah menghilangkan mudarat dan kezaliman sesuai dengan kaidahfikih yang berbunyi, "Tidak boleh ada mudarat dan saling memudaratkan" dan"Menolak mudarat lebih diutamakan daripada mengambil manfaat".Menimbang bahwa jika perkawinan telah menyimpang dari tujuannyakarena antara suami dan istri telah terjadi perselisinan dan pertengkaran yangberujung pada perginya suami