Ditemukan 4899 data
96 — 41
BjmMenimbang bahwa untuk dapat diketahui adanya unsur ini bisa dilihatapakah ada unsur mens rea (sikap batin) dan actus reus (tindakan nyata) padaperbuatan terdakwa.Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksisaksi, keteranganahli, buktibukti dan keterangan terdakwa sebagaimana terungkap dipersidangan, berkaitan dengan perkara ini, bahwa berawal dari perbuatanterdakwa Drs.
531 — 286
Sesuai dengankaidah actus reus non nisi mens rea.Bahwa jika suatu tindakan memenuhi ketentuan dalam hukumadministrasi selama memenuhi unsurunsur dalam UU Tipikormaka perbuatan tersebut masuk dalam kualifikasi tipikor. Dalamhal perbuatan tersebut termasuk tipikor dan tindkj pidana lainmaka berlaku asas asas systematische specialiteit, yang berlakuadalah hukum yang dominan. Atau alternative eendaadschesamenloop.
49 — 25
Simon berpendapat, kesalahan adalah keadaan psykis orang yangmelakukan perbuatan yang berhubungan dengan perbuatan yangdilakukan sedemikian rupa, sehingga orang itu) dapat dicela karenaperbuatannya, dan sesuatu) perbuatan tidak dapat membuat' orangbersalah kecuali bila dilakukan dengan niat jahat yang dikenaldengan Azas Actus Reus dalam hukum pidana.Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan, dalam kejadian perkara ini Terdakwa II Pelda Juliadidan Terdakwa Iii Serka Supriadi
ENANG SUTARDI, S.H., M.Hum.
Terdakwa:
SELAMAT Bin LAPPO Alm.
105 — 43
Terdapat perbedaanantara dapat dipidananya perbuatan' dan dapatdipidananya seseorang, dengan memisahkan pengertianperbuatan pidana dan pertanggung jawaban pidana;Ahli menerangkan Unsur suatu perbuatan dapat dipidana adalah :Perbuatan pidana.Mampu bertanggung jawab.Kesalahan (kesengajaan/kealpaan).Tidak ada alasan pembenar/pemaeaf;Ahli menerangkan Yang dimaksud dengan actus reus adalahperbuatan yang melawan hukum, sedangkan yang dimaksud denganmens rea adalah sikap batin pelaku perbuatan, yang terkaitdengan
69 — 33
Maka sejalan denganketentuan pasal 5 ayat (1) UndangUndang Nomor 48 Tahun 2009 tentangKekuasaan Kehakiman yang mewajibkan hakim dan hakim konstitusi untuksenantiasa menggali, mengikuti dan memahami nilainilai hukum dan rasakeadilan yang hidup dalam masyarakat, sehingga dari itu dapat dipahamibahwa pembuat UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 TentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah menganut ajaran sifatmelawan hukum materil dalam fungsinya yang positif, dengan tentumemperhatikan asas actus non
554 — 242
tindak pidana lain yang diancamdengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih. yang dilakukan di wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia dan tindak pidana tersebut merupakan tindak pidanamenurut hukum Indonesia.Bahwa perbedaan Pasal 3 dan Pasal 4 adalah pada Pasal 3 dapat dilihat dariSikap batin pelaku untuk menyembunyikan asal usul harta kekayaan,Halaman 204 dari 277 Putusan Nomor 229/Pid.Sus/2017/PN Jmbsedangkan Pasal 4 dapat dilihat dari actus
91 — 42
Hal iniberarti, sebagai Lembaga Negara yang berwenang untuk menetapkan danmenentukan kerugian negara, berdasarkan asas konirrius actus, dapatmemulihkan keadaaan ketidak tertiiien dengan menyatakan bahwa tidakada kerugian negara lagi, jika telah ditindaklanjuti hasil temuan BPKsebagai sanksi administrasi dalam bentuk Rekomendasi BPK RI.Bahwa hal ini berarti, Sdr.
NENENG RACHMAWATI, SH.MH
Terdakwa:
DERI SANDI Als. SANDI Bin ASEP SAHRU ZAMAN
154 — 38
dipidana.Bahwa unsur secara melawan hukum ini juga bersifat sebagai elemen delik samaseperti unsur Ssetiap orang, yang agar unsurnya dapat dibuktikan, harusdibuktikan terlebin dahulu delik inti dari suatu pasal, dalam hal ini Pasal 2 ayat (1)UU Tipikor yang elemen inti deliknya adalah melakukan perbuatan memperkayadiri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang merugikan keuangan negaraatau perekonomian negara.Bahwa unsur secara melawan hukum ini erat kaitannya dengan doktrin mengenaiasas actuS
unsure melawan hukum iniberdasar faktafakta persidangan, alat bukti yang sah berdasar ketentuan hukumdan perundangan yang berlaku;Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat unsur secara melawanhukum dalam pasal 2 ayat (1) UndangUndang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UndangUndang RINomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi inimerupakan sifat dari perbuatan (actus
144 — 110 — Berkekuatan Hukum Tetap
., M.M. tidak dapat dimintai pertanggungjawabannya karena di dalam dirinya tidak terdapat kesalahan(mens rea) oleh karena nyatanyata Terdakwa tidak ada niat, apalagidengan sengaja melakukan perbuatan pidana (actus reus) sepertiyang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum, karena seharusnyayang bertanggungjawab bukanlah Terdakwa Ir. R. M. Ali Patta DP.,M.M. tetapi:1. Sri Ayomi (Direktur PT.
45 — 16
Adanya unsur bathin iniharus pula ditentukan secara obyektif dengan memperhatikan segala keadaan lahir(Actus reus) yang menyertai perbuatan Terdakwa;Menimbang, dalam putusan Mahkamah Agung RI tanggal 29 Juni 1989 No. 813K/pid/1987 yang pertimbangan hukumnya antara lain menyebutkan bahwa unsurmenguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan cukup dinilai darikenyataan yang terjadi atau dihubungkan dengan perilaku Terdakwa sesuai dengankewenangan yang dimiliknya, karena jabatan atau kedudukannya
PT Konawe Putra Propertindo
Tergugat:
Bupati Konawe
326 — 444
VDNIP dan = memperhatikan aspekkewenangan, prosedur dan subtansi sebagaimana telahdiuraikan di atasmenunjukkan bahwa Tergugat telahbertindak dengan cermat.3) Bahwa penerbitan keputusan TUN in litis telah sesuai AsasContrarius Actus dan telah sesuai pula dengan peraturanperundangundangan yang berlaku sebagaimana telahTergugat jelaskan dalam pokok perkara khususnyamengenai aspek kewenangan, aspek prosedur dan aspeksubstansi sehingga penerbitan Keputusan TUN in Iitis dapatdipertanggungjawabkan dan bukan
Terbanding/Terdakwa : Perdana Putra Mohede
233 — 132
Sedangkan actus reus adalah perbuatan dari pelakuyang dianggap bertentangan dengan hukum pidana. Mens rea denganactus reus dalam hukum pidana adalah bagian yang tidak dapatdipisahkan. Jadi seseorang dapat dipidana apabila terpenuhi adanyamens rea dan actus reus ;Bahwa Ahli menerangkan, sanksi pidana bersifat individu, yang artinyaSiapa yang melakukan kesalahan dia bertanggung jawab secara pidanaatau dapat dikenakan sanksi pidana.
151 — 112
Rupiah) adalah suatu bentuk menguntungkan:Menimbang, bahwa sedangkan kata "tujuan dalam unsur "dengan tujuanmenguntungkan diri sendiri/orang lain atau suatu korporasi ini dapat dikaitkanbentuk kesengajaan yang merupakan salah satu bentuk dari kesalahan yangmerupakan salah satu unsur dari tindak pidana;Menimbang, bahwa kesengajaan merupakan salah satu bentuk darikesalahan di samping adanya kelalaian di mana seseorang baru dapat dipidanajika terdapat unsur kesalahan yang dikenal dengan prinsip/adagium actus
1.Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Diwakili oleh Abdul Manan,dkk
2.2. Pembela Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet). Diwakili oleh Damar Juniarto. dkk
Tergugat:
1.Presiden Republik Indonesia,
2.Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia,
2628 — 4110
Dalam UU ITE Pasal 40 ayat (2) salah satu tujuannyaadalah melindungi kepentingan dan keamanan negara artinya penggunaantelekomunikasi termasuk internet harus dalam koridor itu sehingga secaracontrario actus, maka kewenangan itu adalah baik memberikan pelayananataupun mencabut pelayanan ketika dihadapkan dengan masalah kepentingandan keamanan negara;Bahwa ketika Tergugat memiliki Kewenangan namun belum ada SOP untukmelakukan suatu tindakan pemerintahan dalam hal ini adalah pemutusanakses internet,
114 — 232
Hal ini berarti, sebagaiLemabaga Negara yang berwenang untuk menetapkan dan menentukankerugian negara, berdasarkan asas Contratrius Actus, dapat memulihkankeadaaan ketidak tertiban dengan menyatakan bahwa tidak ada kerugian negaralagi, jika telah ditindaklanjuti hasil temuan BPK sebagai sanksi administrasi dalambentuk Rekomendasi BPK RI; Bahwa sesuai dengan UndangUndang Nomor 15 tahun 2004 tentangPemeriksaan Pengelolaan Dan Tangggung jawab Keuangan Negaramenegaskan dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat
53 — 14
Adanya unsur bathin iniharus pula ditentukan secara obyektif dengan memperhatikan segala keadaan lahir(Actus reus) yang menyertai perbuatan Terdakwa;Menimbang, dalam putusan Mahkamah Agung RI tanggal 29 Juni 1989 No. 813K/pid/1987 yang pertimbangan hukumnya antara lain menyebutkan bahwa unsurmenguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan cukup dinilai darikenyataan yang terjadi atau dihubungkan dengan perilaku Terdakwa sesuai dengankewenangan yang dimiliknya, karena jabatan atau kedudukannya
31 — 8
Adanya unsur bathin iniharus pula ditentukan secara obyektif dengan memperhatikan segala keadaan lahir(Actus reus) yang menyertai perbuatan Terdakwa;Halaman 195 dari 248 Putusan Nomor 27/Pid.SusTPK/2015/PN PlkMenimbang, dalam putusan Mahkamah Agung RI tanggal 29 Juni 1989 No. 813K/pid/1987 yang pertimbangan hukumnya antara lain menyebutkan bahwa unsurmenguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan cukup dinilai darikenyataan yang terjadi atau dihubungkan dengan perilaku Terdakwa sesuai
37 — 10
Adanya unsur bathin iniharus pula ditentukan secara obyektif dengan memperhatikan segala keadaan lahir(Actus reus) yang menyertai perbuatan Terdakwa ;Menimbang, dalam putusan Mahkamah Agung RI tanggal 29 Juni 1989 No. 813K/pid/1987 yang pertimbangan hukumnya antara lain menyebutkan bahwa unsurmenguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan cukup dinilai darikenyataan yang terjadi atau dihubungkan dengan perilaku Terdakwa sesuai dengankewenangan yang dimiliknya, karena jabatan atau kedudukannya
52 — 27
Adanya unsur bathin iniharus pula ditentukan secara obyektif dengan memperhatikan segala keadaan lahir(Actus reus) yang menyertai perbuatan Terdakwa;Menimbang, dalam putusan Mahkamah Agung RI tanggal 29 Juni 1989 No. 813K/pid/1987 yang pertimbangan hukumnya antara lain menyebutkan bahwa unsurmenguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan cukup dinilai darikenyataan yang terjadi atau dihubungkan dengan perilaku Terdakwa sesuai dengankewenangan yang dimiliknya, karena jabatan atau kedudukannya
384 — 265
kemudian izin prinsip diajukan kepada bupatiuntuk disetujui/ditandatangani setelah diparaf olen Setda dan pejabatteknis, lalu dikemudian hari diketahui ada salah satu persyaratan yangtidak dilaksanakan dan hal tersebut tidak diketahui oleh Bupati, makaapabila izin prinsip tersebut bermasalah maka menurut pendapat ahlii,tindakan Bupati tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai tindakanmelaawan hukum secara pidana sebab sejak semula tidak ada niat(mens rea) bupati melakukan tindak pidana, demikian pula actus