Ditemukan 91 data
179 — 123
Feist, 2006, Theories of Personality 6" ed, Singapore:McGrawHill International Edition), berpendapat:hubungan sang anak dengan ibunya sangat berpengaruh dalampembentukan pribadi dan sikapsikap sosial si anak di kemudianhari.
120 — 51
Pengertian dengan sengaja menurut Hukum Pidanaterdapat dua teori, yaitu : Teori Kehendak (Wills Theorie), Teori Pengetahuan (Voorstellings Theories).Dalam praktek peradilan diantara kedua teori tersebut ternyata TeoriPengetahuan (Voorstellings Theories) dipandang lebih memuaskan, demikianmenurut Prof. Moeljatno, SH.
Roger L.V. Hermanus, SH
Terdakwa:
1.Kornelius Hohakai alias korem
2.Mariantje hohakai alias intje
3.Edi Hohakai
121 — 39
Pengertian "dengan sengaja" menurut Hukum Pidanaterdapat dua teori, yaitu Teori Kehendak (Wills Theorie), Teori Pengetahuan (Voorste//ings Theories).Dalam praktek peradilan diantara kedua teori tersebut ternyata Teori Pengetahuan(Voorstellings Theories) dipandang lebin memuaskan, demikian menurut Prof.Moeljatno, SH.
85 — 76 — Berkekuatan Hukum Tetap
Criminological Theories. Roxbury Publishing Company. University ofFlorida. 1999. hal. 17);Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ronald L. Aker tersebut, ProfesorMardjono Reksodiputro, SH, MA berpendapat bahwa mengenai sistemperadilan pidana terlalu difokuskan pada pelaku (Offender Centered) dankurang sekali memperhatikan korban.
1.BUSTANIL N.ARIFIN, SH
2.ANDI HERNAWATI, S.H.
Terdakwa:
Hasmiruddin Alias Asmin Alias Jasmin Bin Saprudin
328 — 305
Jadi disini Suatu tindak pidana terjadiharuslah dimulai dengan niat (mensrea), menurut hukum pidana niat(mensrea)harus diikuti dengan sifat kesengajaan sebagai kehendak(Willen Theories). Dimana teori ini mengajarkan bahwa seseorangdikatakan melakukan kesengajaan, memang dia berkehendakmelakukan tindak pidana tersebut. Dia pun siap menanggung segalaakibatnya dari tindak pidana yang dilakukannya.
91 — 35
between law and society and best protect the constitution andits values, yang dalam terjemahan bebasnya dapat diartikan bahwa hakim yangbaik adalah hakim dengan legitimasi yang dimilikinya mampu membuat danmenciptakan hukum lebih dari sekedar hukum, yaitu dapat menjadi jembatanterbaik yang dapat menghubungkan hukum as sich dengan masyarakatnya dandapat menjadi pelindung bagi nilainilai konstitusi dan kemasyarakatan.Menimbang, bahwa Karen Lebacqz dalam bukunya yang berjudul TeoriTeoriKeadilan (six theories
73 — 45 — Berkekuatan Hukum Tetap
Akers.Criminological Theories. Roxbury Publishing Company. University of Florida.1999. hal. 17);Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Ronald L. Aker tersebut, ProfesorMardjono Reksodiputro, SH, MA berpendapat bahwa mengenai sistemperadilan pidana terlalu difokuskan pada pelaku (Offender Centered) dankurang sekali memperhatikan korban.
132 — 30 — Berkekuatan Hukum Tetap
Criminological Theories. Roxbury Publishing Company.University of Florida. 1999. hal.17) ;Sehingga kami Jaksa Penuntut Umum berpendapat bahwa Terdakwa telahmemenuhi unsurunsur Pasal 3 UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 11 UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UndangHal. 95 dari 108 hal. Put.
140 — 74
memiliki hubunganhukum dengan obyek perkara;4 Gugatan Penggugat kabur (obscuur3.9 Menimbang, bahwa dengan pendekatan sistematika urutan materi eksepsitersebut diatas, maka Pengadilan akan mempertimbangkan terlebih dahulu materi eksepsiyang berkenaan kewenangan absolut tersebut dengan menggunakan metoda pendekatanperaturan perundangundangan yang berlaku (statue approach) dan pendekatan konsep(conceptual approach) berupa teori para pakar hukum yang membangun konsep (conceptsis the building blocks of theories
Terbanding/Penggugat : FERRY POSUMA
Terbanding/Turut Tergugat I : CHRISTINE POSUMA
Terbanding/Turut Tergugat II : ERVINA POSUMA
Terbanding/Turut Tergugat III : GRACE POSUMA
Turut Terbanding/Tergugat II : Firman SETIA KAWAN
Turut Terbanding/Tergugat III : EDDIE POSUMA
Turut Terbanding/Tergugat IV : YENI PUDJAWATI, SH.
420 — 549
They cannot now argue that theirsubjective "good faith" (i.e. ignorance of the law or legalprocedures) somehow excuses their actions....they still may be frivolous if filed in the face ofprevious dismissals involving the exact same partiesunder the same legal theories.
FERRY POSUMA
Tergugat:
1.PT. SCHLUMBERGER GEOPHYSICS NUSANTARA
2.Firman SETIA KAWAN
3.EDDIE POSUMA
4.YENI PUDJAWATI, SH.
Turut Tergugat:
1.CHRISTINE POSUMA
2.ERVINA POSUMA
3.GRACE POSUMA
221 — 87
They cannot now argue that theirsubjective "good faith" (i.e. ignorance of the law or legalprocedures) somehow excuses their actions....they still may be frivolous if filed in the face ofprevious dismissals involving the exact same partiesunder the same legal theories. The district courtcorrectly concluded that the plaintiffs' case was frivolousunder Rule 11.