Ditemukan 5745 data

Urut Berdasarkan
 
Register : 06-08-2020 — Putus : 06-09-2021 — Upload : 21-09-2021
Putusan PN JAKARTA SELATAN Nomor 629/Pdt.G/2020/PN JKT.SEL
Tanggal 6 September 2021 — Penggugat:
CELVIN ,
Tergugat:
SATRYA PUTRA ADHITAMA,
Turut Tergugat:
1.NOTARIS LALITAISWARI JANAPUTRI,S.H.,M.Kn.,
2.PT. Bank Central Asia, Tbk.,Kantor Pusat BCA Indonesia,
1139835
  • Dalam hal timbulnya atau terjadinya Force Majeure/Keadaan Kaharsehingga menyebabkan salah satu pihak dalam Perjanjian ini tidak dapatmelaksanakan kewajibannya, maka pihak tersebut wajib menyampaikanpemberitahuan tertulis kepada pihak lainnya paling lambat dalam waktu 14(empat belas) hari kalender setelah terjadinya Force Majeure/KeadaanKahar tersebut, terlampauinya batas waktu pemberitahuan tersebut dapatdianggap bukan sebagai Keadaan Kahar.3.
    majeure.
    Sehingga dapat disimpulkan bahwatidak terlaksananya kewajiban Tergugat tidak lain dikarenakan KeadaanKahar/Force Majeure.
    unsur Keadaan Kahar/Force Majeure dalam KesepakatanBersama.
Register : 20-01-2020 — Putus : 25-06-2020 — Upload : 25-06-2020
Putusan PA PALU Nomor 97/Pdt.G/2020/PA.Pal
Tanggal 25 Juni 2020 — Penggugat melawan Tergugat
317200
  • majeure) kepada Tergugat baik terhadap BNI Syariahpusat Jakarta maupun BNI Syariah cabang Palu, hal ini guna memenuhiketentuan Pasal 17 ayat (1) Akad Pembiayaan Murabahah NomorPAL/2013/060/ tanggal 14 Maret 2013 yang menyebutkan Para pihakdibebaskan dari kewajiban untuk melaksanakan isi akad ini, baiksebagian maupun keseluruhan, apabila kegagalan atau keterlambatanmelaksanakan kewajiban tersebut yang disebabkan keadaan memaksa(force majeure);Bahwa adapun pengertian keadaan memaksa (force majeure
    majeure);Bahwa tindakan Tergugat yang tetap memberikan surat teguran ke1kepada Penggugat No.846/0000021/2019/41 tanggal 27122019, dansurat teguran ke2 No.846/490105/ 2020/9 tanggal 07012020, yangtetap menyatakan Penggugat berkewajiban memenuhi pembayaranangsuran bulanan, maka dengan demikian sesuai ketentuan Pasal 18Akad Pembiayaan Murabahah Nomor PAL/2013/060 tanggal 14 Maret2013, Telah terjadi perselisihan antara Penggugat dan Tergugat dalammenafsirkan ketentuan Pasal 17 (keadaan memaksa/force
    Put:97/Pdt.G/2020/PA.Pal.14, Bahwa oleh karena itu cukup beralasan Penggugat mengajukangugatan ini kepada Ketua Pengadilan Agama Palu agar menyatakantelah terjadi keadaan memaksa (force majeure) dalam pelaksanaan AkadPembiayaan Murabahah Nomor PAL/2013/060, tertanggal 14 Maret2013, dan menyatakan Penggugat dibebaskan dari kewajiban untukmelaksanakan isi Akad Pembiayaan Murabahah Nomor PAL/2013/060tanggal 14 Maret 2013, akibat timbulnya bencana alam gempa bumilekuifaksi dan ttsunami diwilayah kota
    Menyatakan demi hukum telah terjadi keadaan memaksa (force majeure)dalam pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah Nomor PAL/2013/060,tertanggal 14 Maret 2013;3. Menyatakan demi hukum Penggugat dibebaskan dari kewajiban untukmelaksanakan isi Akad Pembiayaan Murabahah Nomor PAL/2013/060,tanggal 14 Maret 2013;4.
    Para pihak dibebaskan dari kewajiban untuk melaksanakan isi akadini, baik sebagian maupun keseluruhan, apabila kegagalan atauketerlambatan melaksanakan kewajiban tersebut yang disebabkankeadaan memaksa (force majeure);ayat (2) yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalahsesuatu peristiwa atau keadaan yang terjadi diluar kekuasaan ataukemampuan salah satu atau para pihak, yang mengakibatkan salahsatu atau para pihak tidak dapat melaksanakan hakhak dan ataukewajibankewajiban sesuai dengan
Putus : 19-10-2017 — Upload : 05-02-2018
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1222 K/Pdt.Sus-PHI/2017
Tanggal 19 Oktober 2017 — PT ARKHA JAYANTI P VS 1. ABDUL ROHIM, DKK
10579 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Tergugat dalam keadaan memaksa (force majeure);b.
    Bukti T45 Surat Somasi dari PT Tri Swardana Utama yangmembuktikan akibat keadaaan memaksa (force majeure) sejak Januari2014 sampai Agustus 2015 maka Pemohon Kasasi/Termohon Kasasitidak sanggup membayar utang pada suplier,b. Bukti T46 Surat Teguran Somasi II Indonesia Exim Bank yangHalaman 23 dari 36 hal. Put.
    Nomor 1222 K/Pdt.SusPHI/201717.membuktikan adanya keadaan memaksa (force majeure) sejak Januari2014 sampai Maret 2015 Pemohon Kasasi/Termohon Kasasi tidaksanggup membayar cicilan pokok dan bunga utang sehingga terancambangkrut;c.
    tentang Ketenagakerjaan yang seharusnya berdasar Pasal 164ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;Bahwa alasan kondisi keadaan memaksa (force majeure) telah dibuktikanpula karena kondisi Pemohon Kasasi/Tergugat akibat adanya pelaranganekspor biji mineral mulai 12 Januari 2014 oleh Pemerintah melaksanakanperaturan Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang PertambanganMineral dan Batubara dan diperkuat dengan bukti T40 tentang keadaanmemaksa (force majeure) karena Undang
    majeure)dengan demikian tindakan Pemohon Kasasi telah sesuai dengan ketentuanPasal 164 ayat (1) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan dalam keadaan memaksa (force majeure) yang dilakukanuntuk menyelamatkan perusahaan dan sesuai dengan putusan Nomor 214/Pdt.SusPHI/2015/PN yang diperkuat dengan putusan Mahkamah AgungNomor 429 K/Pdt.SusPHI/2016 telah berkuatan hukum tetap pemutusanhubungan kerja karena rasionalisasi;Bahwa dengan demikian karena telah terpenuhi pemutusan hubungan
Putus : 08-12-2009 — Upload : 30-09-2010
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 115 K/PID.SUS/2009
Tanggal 8 Desember 2009 — Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tuban ; TEGUH WAHYUDI bin TAHIR
5235 Berkekuatan Hukum Tetap
  • No. 115 K/Pid.Sus/2009(FORCE MAJEURE), dimana dalam perkara ini, Terdakwa TEGUH WAHYUDIBin TAHIR menutup SPBU "Manunggal" yang berada di Desa Panyuran,Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban pada hari Jum'at tanggal 23 Mei 2008menurut Hakim adalah karena keadaan FORCE MAJEURE yakni adanya policeline yang menyebabkan tidak dapat difungsikannya pompa SPBU "Manunggal"sehingga tidak dapat menyalurkan BBM yang masih ada.
    Kepada masyarakat,terlinat dalam pertimbangan Hakim dalam putusannya halaman 82 ;Tanggapan kami Penuntut Umum :Dalam keadaan FORCE MAJEURE terhadap Terdakwa TEGUH WAHYUDIBin TAHIR adalah berkesan membolakbalikkan fakta di persidangan,dimana keadaan force majeure diperbolehkan sebelum adanya proseshukum.
    Dalam pengertian bahwa keadaan yang dimaksud forcemajeure oleh Hakim terhadap Terdakwa TEGUH WAHYUDI Bin TAHIRadalah KELIRU, karena police line yang dianggap force majeure terjadisetelah adanya proses hukum.
    Jadi penggunaan istilah force majeure yangdalam hukum pidana lebih dikenal dengan kata overmacht (sesuai Pasal 49KUHP) dalam putusan tersebut berkesan dipaksakan bahkan bisa dibilangdibuatbuat tanoa memperdulikan persyaratan dari pada overmacht (dayapaksa itu sendiri menurut M.VT (Memory Van Tolehting ) yaitu bahwa dayapaksa adalah suatu kekuatan (Kracht), dorongan (Drang) atau paksaan(Dwang) yang tidak dapat dilawan/dielakkan, tetapi apabila keadaan dayapaksa tersebut dapat dihindari oleh pelaku
    , maka keadaan tersebut bukantermasuk keadaan daya paksa seperti yang ditentukan dalam Pasal 48KUHP dan bagi pelakunya dikenakan pidana, artinya bahwa tidak semuakekuasaan atau keadaan yang memaksa dapat membebaskan orang darihukuman ;Keadaan tidak adanya force majeure terhadap diri Terdakwa TEGUHWAHYUDI Bin TAHIR tersebut diperkuat juga dengan adanya fakta dipersidangan sebagaimana keterangan saksi EKO HARIYONO Bin TAHID(alm), saksi ACH.
Putus : 25-02-2013 — Upload : 06-09-2013
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 835 K/Pdt.Sus/2012
Tanggal 25 Februari 2013 — GRACIANA BUDHI HARTUTI ; PT. GRAHA RAYHAN TRI PUTRA
410319 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Nomor 835 K/Pdt.Sus/2012.e Bahwa, pada hampir setiap demontrasi masyarakat melakukan aksiblokir yang melarang pekerja proyek (pembangunan ApartemenPancoran Riverside) bekerja;e Bahwa, demontrasi dilakukan sejak kirakira bulan September atauOktober 2010, hingga bulan Mei 2011 setelah ada realisasi daripengembang;Menimbang, bahwa dari bukti TP1, TP5, berupa Perjanjian PengikatanJual Beli satuan unit aparternen Pancoran Riverside tertanggal 18 Januari 2011,keadaan Force Majeure sebagaimana tesebut di
    Bahwa, dalam pertimbangannya ini Judex facti menyebutkan saat jatuhwaktunya utang adalah saat tidak diserahkannya unit apartemen NAMUNJudex facti juga menyatakan tidak dapat diselesaikannya pembangunanapartemen BUKAN karena KELALAIAN Termohon Kasasi/TermohonPailit tetapi karena KEADAAN MEMAKSA (Force Majeure) sehinggautang tidak dapat dikualifikasi sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1)UndangUndang No.37 Tahun 2009 tentang Kepailitan dan PenundaanKewajiban Pembayaran Utang (PKPU);b.
    ;Cc.Bahwa, secara nyata Judex facti telah salah menerapkan/melanggarketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) dan penjelasannya tersebut di atas,karena Judex facti disatu sisi menyatakan saat jatuh waktunya utangadalah saat tidak diserahkannya unit apartemen tapi disisi lainmenyatakan karena alasan force majeure maka utang tidak dapat diklarifikasikan sebagai utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih;Dalam Pasal 2 ayat (1) UndangUndang No.37 Tahun 2004 tentangKepailitan dan Penundaan Pembayaran Utang
    Majeure dalammengklasifikasikan utang belum jatuh tempo dan dapat ditagih SECARANYATA telah salah menerapkan/melanggar standar pembuktian yangHal.11 dari 18 hal.
    Oleh karenanya sudahterpenuhi standar pembuktian dalam Pasal 8 ayat (4) UndangUndangNo.387 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan PembayaranUtang (PKPU);Bahwa, pertimbangan Judex facti yang menggunakan Force Majeureuntuk menentukan utang belum jatuh tempo dan dapat ditagihsangatlah keliru, mengingat Force Majeure adalah keadaan yang lahirberkaitan dengan ganti rugi (vide Pasal 1244 KUHPerdata). Artinya ForceMajeure berkorelasi dengan adanya klaim penggantian biaya, rugi danbunga.
Register : 03-12-2020 — Putus : 01-04-2021 — Upload : 13-08-2021
Putusan PN MEDAN Nomor 391/Pdt.Sus-PHI/2020/PN Mdn
Tanggal 1 April 2021 — Penggugat:
1.FRAN MARTIN SIAHAAN
2.ERIKSON NABABAN
Tergugat:
PT. Tor Ganda
6011
  • Bahwa gugatan tersebut Force Majeure (keadaan memaksa) dancacat demi Hukum.2. Tentang Penggugat ERIKSON NABABANBahwa atas nama Erikson Nababan pernah bekerja diperusahaan Tergugatdengan Status pekerja sebagai Mekanik Tambal Ban.
    Bahwa gugatan tersebut Force Majeure (keadaanmemaksa) dan cacat demi Hukum.6.
    Bahwa gugatan tersebutForce Majeure (keadaan memaksa) dan cacat demi Hukum.7.
    Bahwa gugatan tersebut Force Majeure (keadaan memaksa) dancacat demi Hukum.> Tentang Penggugat ERIKSON NABABANBahwa atas nama Erikson Nababan pernah bekerja diperusahaan Tergugatdengan Status pekerja sebagai Mekanik Tambal Ban.
    Bahwa gugatan tersebut Force Majeure(keadaan memaksa) dan cacat demi Hukum.> Bahwa Tergugat mengatakan dengan tegas dan benar menolak gugatanpenggugat nomor 11 yang mengatakan membayar upah proses,dikarenakan data yang ada di gugatan Penggugat berbeda dengan datayang ada diperusahaan.
Register : 30-08-2021 — Putus : 30-09-2021 — Upload : 30-09-2021
Putusan PT MEDAN Nomor 342/Pdt/2021/PT MDN
Tanggal 30 September 2021 — Pembanding/Penggugat : CV Marendal Mas Diwakili Oleh : DEDI PRANAJAYA,SH
Terbanding/Tergugat : PT Angkasa Pura II Persero KANTOR CABANG BANDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
135140
  • Dokumen lain (apabila diperlukan).Bahwa Perjanjian juga telah mengatur tentang Force Majeure yangmenyatakan bahwa kegagalan dalam melaksanakan kewajiban tidak akandianggap sebagai kelalaian atau pelanggaran apabila kegagalan tersebutdiakibatkan oleh Force Majeure.
    TENTANG PENGGUGAT DENGAN ITIKAD BAIK MENYAMPAIKAN SURATPEMBERITAHUAN KEADAAN TIDAK TERDUGA (FORCE MAJEURE)1.Bahwa pada tanggal 28 April 2021, TERGUGAT secara itikad baik telahmenyampaikan Surat Nomor 06.02/05/04/2020/0502 PerihalPemberitahuan Keadaan Tidak Terduga (Force Majeure) kepadaPENGGUGAT, yang pada intinya menyampaikan TERGUGAT mengalamikondisi Force Majeure karena Penyebaran Corona Virus Disease 2019(COVID 19) secara global menyebabkan penutupan kegiatanpenerbangan yang sangat mempengaruhi
    TidakTerduga (Force Majeure) Yang Dialami Oleh PT Angkasa Pura Il(Persero) Kepada Penyedia Barang dan Jasa.Cc) Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa NomorPJJ.04.04.01/05/07/2019/0104 tentang Pengadaan dan PemasanganAC di Garbarata, Pasal 19 tentang Force Majeure dinyatakan sebagaiberikut:(1) Kegagalan PARA PIHAK untuk melaksanakan kewajibanberdasarkan Perjanjian ini tidak akan dianggap sebagaikelalaian atau pelanggaran Perjanjian apabila kegagalantersebut diakibatkan oleh Force Majeure;(2) Force
    Majeure dalam Perjanjian ini adalah keadaan tidakterduga atau keadaan memaksa yang terjadi diluar kKekuasaanPARA PIHAK, termasuk tetapi tidak terbatas pada: kebakaran,perang, pemogokan, sabotase, epidemi, huruhara akibatpolitik, dan bencana alam,...dst;(3) Bila terjadi Force Majeure, maka pihak yang mengalamiwajibmemberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis disertaiHalaman 16 dari 44 halaman Putusan Nomor 342/Pdt/2021/PT MDNdengan buktibukti dan konfirmasi tertulis dari pemerintahyang berwenang
    Majeure) yang dialami Terbanding semula Tergugat karenaCovid 19, maka apabila diperhadapkan dengan bukti P3 (bertanggal 07 April 2020),maka bukti T6 tersebut juga tidak lagi mempunyai kekuatan mengikat dan tidak lagiberlaku kepada Pembanding semula Penggugat, dan juga bukti T6 tersebut jugaTerbanding semula Tergugat menyatakan diri mengalami force majeure karena Covid19 meminta menghentikan sementara waktu pekerjaan CV.
Register : 16-01-2018 — Putus : 15-03-2018 — Upload : 05-04-2018
Putusan PT JAKARTA Nomor 39/PDT/2018/PT.DKI
Tanggal 15 Maret 2018 — PT.CITRA ASPALINDO SRIWIJAYA CS >< PT.BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk
7142
  • Bahwa dampak krisis moneter tahun 1997/1998 (force majeure), khususnyaterkait kerugian karena selisin kurs (nilai tukar) tidak akan timbul apabilaTerlawan/Pemohon Eksekusi selaku issuing bank atas fasilitas usance L/Cmelakukan perlindungan (hedging) atas setiap usance L/C yang dibukanyadengan melakukan pembelian devisa berjangka (forward) sebesar jumlah ataunilai usance L/C yang diterbitkan untuk Para Pelawan/Para Termohon Halaman 5 Putusan Nomor 39/PDT/2018/PT.DKIEksekusi, apalagi Terlawan/Pemohon
    Menyatakan hukum bahwa krisis moneter tahun 1997/1998 adalah adalahkeadaan memaksa (force majeure);4. Menyatakan menunda dan membatalkan permohonan eksekusi yangdimohonkan terlawan Jo. Surat Teguran (Aanmaning) No.013/2014.Eks Jo.Surat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tertanggal 07 Maret 2014 No.W10Ul HT.014/ 2014.Eks.II.2014.03.2838;5.
    MAJEURE DAN SELISIH KURS YANGDIBEBANKAN KEPADA PARA PELAWAN TIDAK ADA DASAR HUKUMNYAMERUPAKAN DALIL YANG MENGADAADA5.
    Bahwa dalam Perlawanannya khususnya pada butir 5 halaman 4 sampaidengan butir 15 halaman 7, Para Pelawan mendalilkan pada intinya bahwakurs valuta asing yang dibebankan kepada Para Pelawan tidak ada dasarhukumnya dan krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun1997/1998 merupakan keadaan yang memaksa (force majeure), sehinggasudah selayaknya Para Pelawan tidak dapat dipersalahkan dan tidak harusmenanggung risiko.6.
    Bahwa terhadap kejadian krisis moneter tahun 1997/1998 tersebut,Pemerintah RI sampai saat ini belum pernah memberikan pernyataansecara resmi, termasuk di dalam suatu bentuk peraturan perundangundangan bahwa krisis moneter tahun 1997/1998 merupakan keadaanyang memaksa (force majeure), sehingga secara yuridis kejadian krisismoneter tahun 1997/1998 tidak bisa secara serta merta dijadikan landasan /dasar adanya suatu kejadian yang memaksa (force majeure) dalamhubungan hukum para pihak.7.
Register : 26-11-2010 — Putus : 21-06-2011 — Upload : 09-03-2015
Putusan PN PADANG Nomor 116/Pdt.G/2010/PN Pdg
Tanggal 21 Juni 2011 —
13464
  • Bahwa bagaimanapun urutan kejadaiannya, yang pasti bahwa penyebab utama(causa prima) dari rubuhnya bangunan milik Penggugat serta tower milik Tergugat,sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Penggugat serta Tower milik Tergugat,sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Penggugat adalah karena gempa yang terjadipada tanggal 30 september 2009. kejadian ini adalah diluar kekuasan manusia(force majeure) ;.
    Bahwa kejadian gempa bumi yang telah menimbulkan kerugian baik dipihakPenggugat maupun Tergugat telah tercover (telah tercakup) dengan sangat jelas didalam pasall0 dalam naskah perjanjian tersebut yaitu mengenai Force Majeureyang berbunyi sebagai berikut :10.1 Salah satu atau kedua pihak dalam Perjanjian ini tidak dapat dianggap sebagaimelakukan kelalaian atau pelanggaran terhadp ketentuan Perjanjian ini,apabila pihak atau pihak pihak tersebut mengalami hambatan yangdisebabkan karena Force Majeure
    , sehingga pihak yang mengalami hambatanForce Majeure harus dibebaskan dari pemenuhan kewajiban yang bertaliandan resiko yang terjadi menjadi risiko masing pihak ;10.2 Yang dimaksudkan dengan Force Majeure dalam 10.1 adalah keadaan dalamayat 10.1 adalah keadaan atau peristiwa yang meliputi tetapi tidak terbataspada gempa bumi, tanah longsor, angin taufan, petir, banjir besar, wabahpenyakit, pemogokan masal, pemberontakan atau tindakan militer lainnya,perang, sabotase, huru hara, kebakaran dan sejenisnya
    ;10.3 Kerugian yang diderita oleh salah satu pihak karena Force Majeure bukanmerupakan resiko dan atau tanggung jawab pihak lainnya dan kedua belahpihak dengan ini melepaskan haknya untuk menuntut terhadap risiko atauakibat Force Majeure demikian ;10Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian tersebut di atas maka secara hukumapapun dan berapapun jumlah kerugian yang diderita baik oleh pihak Penggugatmaupun pihak Tergugat yang diakibatkan oleh peristiwa alam berupa gempatanggal 30 September 2009 dimaksud
    Majeure, karena permohonan sita jaminan(conservatoir beslag) tidak ada dasar untuk dikabulkan.
Register : 05-06-2020 — Putus : 30-09-2020 — Upload : 06-11-2020
Putusan PN JAKARTA PUSAT Nomor 6/Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Tanggal 30 September 2020 — IR. ALISYAHBANA, dkk >< PT. SELARAS MITRA SEJATI
956614
  • Bahwa faktanya, sesuai ketentuan Pasal 4 Perjanjian Homologasi, terdapatketentuan/keadaan yang dapat menunda pelaksanaan kewajibanPemohon apabila terjadi Keadaan Kahar (Force Majeure) sehinggamengakibatkan pelaksanaan kewajiban Debitor (Pemohon) tertunda.Sehingga dengan tertundanya kewajiban Debitor (Pemohon) tersebut,maka kewajiban Debitor (Pemohon) akan diperpanjang untuk jangka waktuselama berlangsungnya Keadaan Kahar tersebut.
    Bukti bahwa wabah Pandemi Covid19 yang melanda di Indonesia sejakbulan Maret 2020 sebagai Keadaan Kahar (Force Majeure), sebagaimanadiatur dalam Penetapan Keputusan Presiden (Keppres) Republik IndonesiaNomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana NonAlam PenyebaranCORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID19) Sebagai Bencana Nasional(Kepres Covid19 Sebagai Bencana Nasional);Hal 12 dari 39 hal Putusan Nomor 06/Pdt. SusPembatalan Perdamaian/2020/PN. Niaga. Jkt. Pst.5.
    Majeure menyatakan bahwa Semua peristiwa yang berada diluar pengetahuan para pihak dapat saja dimasukkan sebagai peristiwa yang# e dapat menyebabkan terjadinya Force Mejeure, dengan, e@tetan bahwaperistive tersebutharus disepakat!
    Atau dapat disebut tidak ada gugatan tanpa kepentingan.Bahwa Force Majeur tanpa dinyatakan dalam perjanjian tetap diatur dalamundangundang.
    Keadaan Kahar(Force Majeure) yang mengakibatkan Debitor tidak dapat melaksanakankewajibannya yang tercantum dalam Perjanjian ini, atau apabila Keadaan Kahar(Force Majeure) tersebut menyebabkan pekerjaan Debitor tertunda, makakewajiban Debitor berdasarkan Perjanjian ini akan diperpanjang untuk jangkawaktu selama Keadaan Kahar (Force Majeure) tersebut tanpa mengurangikewajiban Kreditur berdasarkan Perjanjian ini;Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkanketerangan Ahli yang diajukan
Register : 09-01-2019 — Putus : 01-07-2019 — Upload : 21-07-2020
Putusan PN JAKARTA SELATAN Nomor 45/Pdt.G/2019/PN JKT.SEL
Tanggal 1 Juli 2019 — Debora Ammy Novida B lawan PT Prospek Duta Sukses,
435545
  • Subekti : suatu keadaan dimana tidak dapat dilaksanakannya apa yangdiperjanjikan disebabkan oleh halhal yang sama sekali tidak dapat didugadan debitur tidak dapat melakukan apaapa terhadap keadaan atauperistiwa yang timbul diluar dugaan tersebut ;Bahwa keadaan memaksa ataupun force majeure, merupakan suatukondisi dimana, salah satu pihak atau para pihak tidak dapatmelaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrak karena suatu hal diluar kendali para pihak.
    majeure) yaitu suatu kondisi dimana, salah satu pihak ataupara pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrakkarena suatu hal diluar kendali para pihak.
    Subekti, Force majeure adalah keadaan atau kondisi dimanaDebitur menunjukkan bahwa tidak terlaksananya apa yang dijanjikan itudisebabkan oleh halhal yang sama sekali tidak dapat diduga, dan dimana iatidak dapat berbuat apaapa terhadap keadaan atau peristiwa yang timbuldiluar dugaan tadi. Prof. R. Subekti. Hukum Perjanjian (Jakarta : PT.Intermasa, 1992), hlm.55.
    ;Bahwa berdasarkan uraian di atas, penyebab keterlambatan serah terima unittersebut, bukanlah disebabkan karena kelalaian TERGUGAT, melainkan karena adanya kondisi akibat adanya keadaan memaksa (force majeure),sebagaimana telah dijelaskan diatas.
    majeure),melainkan karena lambatnya Tergugat mengurus perizinan terkait pembangunanApartemen Antasari 45 setelah adanya Revisi Trace Simpang Jalan Antasari danJalan T.B.
Putus : 11-09-2012 — Upload : 22-03-2013
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 88 PK/Pdt.Sus/2012
Tanggal 11 September 2012 — 1. PT. SURIATAMA MINANG LESTARI, dk. vs 1. AFRIANIS, dkk.
7257 Berkekuatan Hukum Tetap
  • terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaanmemaksa (force Majeure), dengan ketentuan pekerja/ouruh berhakatas uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayatHal. 4 dari 18 hal.
    SURIATAMA MINANG LESTARI (Group)Padang, yang dibuat pada tanggal 01 Juni 2008, berlaku padatanggal 13 Agustus 2008 s/d 12 Agustus 2010, dalam Bab Kx, Pasal29 ayat (4) menyatakan : Pengusaha dapat melakukan PHKterhadap karyawan yang disebabkan Perusahaan tutup karena; Perusahaan pailit atau rugi secara terus menerus selama 2 (dua)tahun yang dibuktikan dengan laporan keuangan selama 2 (dua)tahun terakhir yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, atau dalamkeadaan memaksa (force majeure) maka karyawan
    Majeure);Menimbang, bahwa apa yang dituntut oleh Para Penggugat telahsesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 164 (1) UU No.13Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka dengan demikian PHKantara Para Penggugat dengan Tergugat adalah sudah sah menuruthukum;Bahwa walaupun sejak terjadinyva gempa pada tanggal 30 September2009, para Termohon Peninjauan Kembali tidak lagi dapatmelaksanakan pekerjaan karena terhentinya operasional perusahaan,akan tetapi para Pemohon Peninjauan Kembali tidak pernahmelakukan
    majeure, karena hal ituadalah tidak beralasan dan tidak berdasarkan hukum karena tidakmemiliki buktibukti yang otentik untuk menguatkan dalildalil paraTermohon Peninjauan Kembali;2.
    kerja sebesar 1 (satu)kali ketentuan Pasal 156 ayat (8) dan uang penggantian hak sesuaiketentuan Pasal 156 ayat (4);Bahwa adapun istilah force majeure yang dimaksudkan oleh Pasal 164ayat 1) UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tidaklah dapatditerapkan dalam kasus a quo karena sesungguhnya perusahaan paraPemohon Peninjauan Kembali tidaklah dinyatakan tutup, akan tetapihanya terhenti operasionalnya untuk sementara waktu sedangkanperusahaan para Pemohon Peninjauan Kembali memiliki cabangcabang
Register : 15-11-2021 — Putus : 15-11-2021 — Upload : 17-11-2021
Putusan PN JAKARTA UTARA Nomor 2/Pid.S/2021/PN Jkt.Utr
Tanggal 15 Nopember 2021 — Penuntut Umum:
DONI BOY FAISAL PANJAITAN, S.H.
Terdakwa:
MARQUES JOSE Jr CABRERA
3731
  • UtrPelayaran, Kapal Asing tidak boleh membuang jangkar, berhenti mondarmandir kecuali hal karena Force Majeure atau musibah sebagaimana diaturdan diancam dalam Pasal 317 Jo Pasal 193 ayat (1) UU RI No. 17 Tahun2008 Tentang Pelayaran Jo Pasal 3 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 36Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal Asing Dalam MelaksanakanLintas Damai Melalui Perairan Indonesia.2.
    UtrOtortitas Indonesia dan MV Diamantina melakukan lego jangkarbukan dalam keadaan force majeure atau musibah dan atau sedangmelakukan pertolongan kepada kapal lain atau pesawat dalamkeadaan musibah;4.
    However, passage includes stopping and anchoring, butonly in so far as the same are incidental to ordinary navigation or arerendered necessary by force majeure or distress or for the purpose ofrendering assistance to persons, ships or aircraft in danger ordistress. Dari ketentuan ini jelas bahwa kalaupun kapal asing yangsedang melakukan hak lintas damai, hanya boleh melakukanpemberhentian atau lego jangkar jika kegiatan tersebut merupakanincidental to ordinary navigation.
    Maka, pelanggaran atas Pasal 3 ayat (4) PP 36tahun 2002 merupakan pelanggaran atas tata cara berlalulintasyang diwajibkan dalam Pasal 193 ayat (1) UU 17 tahun 2008; Bahwa menurut Ahli jelas dinyatakan dalam Pasal 3ayat (4) PP 36 tahun 2002 bahwa Dalam melaksanakan LintasDamai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3),kapal asing tidak boleh membuang jangkar, berhenti, mondarmandir,kecuali hal itu perlu dilakukan karena force majeure, atau musibahatau karena menolong orang, kapal
    Setiap orang;2, Selama berlayar Nakhoda wajib mematuhi ketentuan yang berkaitandengan tata cara berlalu lintas, alurpelayaran, sistem rute, daerahpelayaran lalu lintas kapal dan Sarana Bantu NavigasiPelayaran, KapalAsing tidak boleh membuang jangkar, berhenti mondarmandir kecuali halkarena Force Majeure atau musibah;Menimbang, bahwa terhadap unsurunsur tersebut Majelis Hakimmempertimbangkan sebagai berikut:Ad.1.
Register : 20-04-2018 — Putus : 04-12-2018 — Upload : 27-12-2018
Putusan PN TEMBILAHAN Nomor 11/Pdt.G/2018/PN TBH
Tanggal 4 Desember 2018 — Penggugat:
YANDRA PUTRA
Tergugat:
4.BUPATI INDRAGIRI HILIR Cq Kepala Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kabupaten Indragiri Hilir
5.PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Pada Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Sungai Piring Teluk Pantaian
6.INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
11321
  • Lampiran : DataPendukung Force Majeure, Perihal Keberatan Perhitungan Denda dan KoreksiAudit ;16)Bahwa sesuai dengan Syarat Khusus Kontrak (SKK) yang dibuat oleh para pihaksatuan kerja TERGUGAT II / (PPK) dan Penyedia / PENGGUGAT, jika dalamkeadaan kahar (force majeure) pada poin nomor 37,5 jangka waktu yangditetapkan dalam kontrak untuk pemenuhan kewajiban pihak yang tertimpakeadaan kahar (force majeure) harus diperpanjang paling kurang sama denganjangka waktu berhenti kontrak akibat keadaan kahar
    ;17)Bahwa PENGGUGAT tidak dapat mengerjakan pekerjaan Peningkatan JalanSungai Luar Sungai Dusun (Paket 1) diakibatkan keadaan kahar (forcemajeure) selama 86 y, (delapan puluh enam setengah) hari ;18)Bahwa sehubungan dengan tidak dapatnya PENGGUGAT melaksakanpekerjaan selama 86 , (delapan puluh enam setengah) hari akibat dari keadaankahar (force majeure) PENGGUGAT dikenakan denda oleh TERGUGAT danTERGUGAT II berdasarkan laporan hasil audit sebesar Rp. 2.467.637.385,45(dua milyar empat ratus enam
    Majeure) selama 86 1/2 hari kalender Tergugat III. yang diberitahukankepada Tergugat . dan Penggugat.
    Hal 33 dari 50 Hal.Tergugat II. dan Tergugat III. dalam keadaan kahar (Force Majeure) tersebut sangatbertentangan dengan hukum dan mengakibatkan kerugian kepada Penggugatmerupakan suatu perbuatan melawan hukum ;Menimbang, bahwa berdasarkan uraian uraian pertimbangan tersebut diatas,terhadap dalil dalil eksepsi Tergugat . Tergugat II. dan Tergugat III. pada poin 1 5dalam Klasifikasi Gugatan Kabur dan Tidak Jelas yang di maksud tahun anggaranberdasarkan Pasal 11.
    MT. bahwa terhadap keadaan kahar / fourje majer tidaklah dapatdikenakan suatu Sangsi apapun dikarenakan hal tersebut terjadi diluar kehendak parapihak, dan merupakan keadaan yang sepenuhnya disebabkan oleh keadaan dan factoralam oleh karena itu dihubungkan dengan ketentuan Pasal 91 ayat (5) PeraturanPresiden Nomor : 4 Tahun 2015, disebutkan bahwa keterlambatan pelaksanaanpekerjaan yang diakibatkan oleh keadaan kahar (force majeure) tidak dikenakansanksi. Jo.
Register : 08-09-2020 — Putus : 03-12-2020 — Upload : 14-12-2020
Putusan PN GRESIK Nomor 30/Pdt.Sus-PHI/2020/PN Gsk
Tanggal 3 Desember 2020 — PENGGUGAT : - PT. TEKUN KARYA ABADI TERGUGAT : 1.MUKHAMAD ROJIM, 2.SUPI’I 3.SULIATIN 4.HERNI 5.DINA ANDRIANI 6.DEWI SAMPI 7.MOCH. JANU 8.SUTEKO 9.ARIF RAHMAN 10.AGUS SULIADI
447194
  • majeureadalah suatu keadaan dimana salah satu pihak tidak dapat menjalankankewajibannya bukan karena intensinya/maksudnya atau kesengajaan melainkanadanya peristiwaperistiwa yang membuatnya tidak mampu menjalankankewajibannya;Menimbang, bahwa jika dimaknai secara sempit/mutlak force majeureidentik dengan peristiwa alam (act of god) yang mengakibatkan tidak dapatmenjalankan kewajibannya dengan alasan terjadinya bencana, dimana keadaanmemaksa (force majeure) tersebut terletak pada derajat ketidakmungkinan
    majeure)secara relatif adalah suatu keadaan dimana terjadi keadaankeadaan tertentuyang menyulitkan untuk melaksanakan kewajibannya.
    Keadaan memaksa (force majeure) secara relatif bersifatsubyektif yaitu berbedabeda dari satu orang/kelompok ke orang/kelompok laindan nilainya berubahubah dari waktu ke waktu;Menimbang, bahwa namun demikian keadaan memaksa (force majeure)baik secara mutlak maupun relatif, tidak secara otomatis dapat dijadikan dasarketidakmampuan suatu pihak untuk memenuhi kewajibannya.
    Diluar kesalahan dari pihak tersebut.Dalam perkembangannya force majeure juga dimaknai secara luas, hal ini dapatdilihat dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 3389K/Pdt/1984 menyatakanbahwa tindakan administratif penguasa yang sah dalam arti kebijakanPemerintah secara mendadak yang tidak dapat diprediksi oleh para pihak jugadapat dikualifikasikan sebagai force majeure;Menimbang, bahwa UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 TentangPenanggulangan Bencana dalam Pasal 1 ayat 3 dinyatakan bahwa bencana nonalam
    majeure dan atau peristiwahukum yang tidak terduga terjadi di luar kesalahan Penggugat yangHalaman 30 dari 41 Putusan PHI Nomor 30/Padt.SusPHI/2020/PN Gskmengakibatkan timbulnya halangan untuk berprestasi dengan baik sesuaidengan kewajibannya dalam suatu perjanjian/nubungan kerja;Menimbang, bahwa keadaan memaksa atau force majeure tersebutmengakibatkan Penggugat mengalami penurunan produksi yang sangatsignifikan oleh sebab order/pesanan yang diterima dari buyer juga mengalamipenurunan karena mereka
Register : 06-02-2019 — Putus : 17-06-2019 — Upload : 18-06-2019
Putusan PTA MEDAN Nomor 20/Pdt.G/2019/PTA.Mdn
Tanggal 17 Juni 2019 — SUDIRO ATMAJA bin M. Muchsin V PT. BANK BNI SYARIAH
13567
  • Nomor 684K/AG/2016 denganTuntutan/ gugatan dalam perkara sekarang ini adalah sangat berbedasama sekali; di dalam tuntutan/gugatan terdahulu, Penggugatmenuntut agar Penggugat dibebaskan dari kewajiban untukmelaksanakan isi Akad Pembiayaan Murabahah Nomor :MES/2013/198/K. tertanggal 10 September 2013. karena telahterjadi kKeadaan memaksa atau force majeure.
    BANKBNI SYARIAH~ serta Akad Pembiayaan Murabahah Nomor:MES/2013/196/K tertanggal 10 September 2013, Akad PembiayaanMurabahah Nomor: MES/2013/197/K tertanggal 10 September 2013 danAkad Pembiayaan Murabahah Nomor: MES/2013/198/K tertanggal 10September 2013 ;Bahwa atas gugatan Penggugat yang pertama dan atas gugatan yangkedua (perkara a quo) adalah sama, yaitu pada gugatan sebelumnyatentang tidak terbitnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang olehPenggugat dipandang sebagai keadaan memaksa (force majeure
    ) danatas gugatan perkara yang kedua (perkara a quo) juga tentang tidakterbitnya Izin Mendirkan Bangunan (IMB) sebagai keadaan memaksa(force majeure);Menimbang, bahwa berdasarkan faktafakta hukum tersebut terbuktisecara sah dan meyakinkan bahwa gugatan Penggugat yang saat inidiajukan di Pengadilan Agama Medan dengan Nomor Perkara1141/Pdt.G/2018/PA.Mdn (perkara a quo) adalah sama dengan perkaragugatan yang pemah diajukan oleh Penggugat/ Pembanding sebelumnya(perkara Nomor 1757/Pdt.G/2014/PA.Mdn. bukti
    Namun alas hukum Penggugat/Pembanding memintadibebaskan atau dibebani setengahnya adalah sama, yaitu kondisi tidakterbitnya IMB yang oleh Penggugat/Pembanding disebut sebagai keadaanmemaksa atau force majeure;Menimbang, bahwa atas permasalahan tersebut Pengadilan TingkatBanding telah menyatakan dalam putusannya (bukti P.7 dan bukti 1.4.2.)bahwa Tidak terbitnya Surat Ijin Mendirikan Bangunan (SIMB) dalamperkara a quo tidak memenuhi persyaratan sebagai keadaan memaksa(Force Majeure) sebagaimana dirumuskan
Putus : 01-04-2019 — Upload : 14-08-2019
Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 188 K/Pdt.Sus-PHI/2019
Tanggal 1 April 2019 — PENGURUS CV SUARA INDAH VS SHIRLEY C. TUMBELAKA
125101 Berkekuatan Hukum Tetap
  • Menyatakan bahwa Penetapan Pegawai Pengawas KetenagakerjaanDinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utarabernomor 560/DTKT.V/64/2016 dapat dibatalkan (Vernietigbaar),karena tidak memenuhi syaratsyarat formil dan materiil penetapanyang sah, meliputi wewenang menyangkut materi (ratione materie)penetapan force majeure, adanya kekurangan yuridis berupa tipuan(bedrog) dan salah kira/khilaf (dwaling) dalam pembuatan penetapan,pelanggaran peraturan yang lain, dan tidak terpenuhinya syaratsyaratformil
    (prosedur) dalam hal tidak pernah memeriksa Penggugat dansaksi Penggugat untuk membuat penetapan, tidak pernah memeriksaalat bukti Penggugat maupun dokumen resmi dan sah yangdikeluarkan oleh Instansi Pemerintah dan pihak Notaris dalam halPenetapan status Force Majeure maupun operasional CV Suara Indah;3.
    Menyatakan bahwa Penetapan Pegawai Pengawas KetenagakerjaanDinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sulawesi Utarabernomor 560/DTKT.V/64/2016 dapat dibatalkan (Vernietigbaar),karena tidak memenuhi syaratsyarat formil dan materiil penetapanyang sah, meliputi wewenang menyangkut Materi (ratione materie)penetapan force majeure, adanya kekurangan yuridis berupa tipuan(bedrog) dan salah kira/khilaf (dwaling) dalam pembuatan Penetapan,pelanggaran peraturan yang lain, dan tidak terpenuhinya syaratsyaratformil
    (prosedur) dalam hal tidak pernah memeriksa Penggugat dansaksi Penggugat untuk membuat penetapan, tidak pernah memeriksaalat bukti Penggugat maupun dokumen resmi dan sah yang dikeluarkanoleh Instansi Pemerintah dan pihak notaris dalam hal penetapan statusforce majeure maupun operasional CV Suara Indah;3.
    Penggantian Hak (UPH) 15% x Rp195.000 Rp29.250.000,00000,00THR 2015 1 x Rp15.000 000,00 Rp15.000.000,00Jumlah keseluruhan Rp239.250.000,00(dua ratus tigapuluh sembilan jutadua ratus lima puluh ribu rupiah); Bahwa oleh karena perusahaan Tergugat tutup bukan atas dasarkehendak dari pihak Tergugat, akan tetapi sebagai akibat dari adanya kejadiandi luar kehendak/dugaan/kemampuan/kontrol yang tidak dapat dielakkan olehTergugat (musibah kebakaran) yang berdampak menimbulkan kerugian besarbagi pihak Tergugat (force
Register : 29-10-2019 — Putus : 15-01-2020 — Upload : 16-01-2020
Putusan PT JAKARTA Nomor 656/PDT/2019/PT DKI
Tanggal 15 Januari 2020 — Pembanding/Tergugat : PT Prospek Duta Sukses, Diwakili Oleh : Insani Akbar,SH.,
Terbanding/Penggugat : Debora Ammy Novida B
166113
  • majeure).DALAM EKSEPSI :GUGATAN PENGGUGAT TIDAK BERDASARKAN HUKUM.1.
    majeure) telah diatur kewajiban TERGUGAT untukmelakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyerahan UnitApartemen kepada para konsumennya.4.
    Hal ini sesuai sebagaimana ketentuan Pasal 1244 KUHPerdata danPasal 1245 KUHPerdata ;Bahwa, akibat hukumnya apabila salah satu pihak mengalami kondisi forcemajeure, sehingga pihak yang mengalami keadaan tersebut tidak dapatmemenuhi kewajiban/prestasinya, sebagaimana diatur pada Pasal 1244, pasal1245 dan Pasal 1444 KUHPerdata, tidaklahadabiaya, rugi dan bunga yangharus diganti oleh pihak yang mengalami force majeure ;b.
    Bahwa dampak pembangunan ruas jalan tol DepokAntasari tersebut, telahmerugikan TERGUGAT dan memposisikan TERGUGAT dalam suatu keadaanmemaksa (force majeure) yaitu Suatu kondisi dimana, salah satu pihak atauHal 25 dari hal 35 Putusan Nomor : 656/PDT/2019/PT.DKIpara pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrakkarena suatu hal diluar kendali para pihak.
    Subekti,Force majeure adalah keadaan atau kondisidimana Debitur menunjukkan bahwa tidak terlaksananya apa yangdijanjikan itu disebabkan oleh halhal yang sama sekali tidak dapat diduga,dan dimana ia tidak dapat berbuat apaapa terhadap keadaan atauperistiwa yang timbul diluar dugaan tadi. Prof. R. Subekti. Hukum Perjanjian(Jakarta : PT. Intermasa, 1992), hlm.55. ;11.
Register : 31-12-2019 — Putus : 16-01-2020 — Upload : 17-01-2020
Putusan PT MAKASSAR Nomor 458/PDT/2019/PT MKS
Tanggal 16 Januari 2020 — Pembanding/Penggugat : ASRINAH RIZAL Diwakili Oleh : ASRINAH RIZAL
Terbanding/Tergugat I : PT. BANK PANIN Tbk, Cabang Makassar
Terbanding/Tergugat II : KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA AN LELANG MAKASSAR.
6433
  • Bahwa force majeure atau overmatch menurut KUHPerdata diaturdalam pasal 1245, yaitu sebagai berikut :"tidak ada pergantian biaya, kerugian dan bunga, bila dalam keadaanmemaksa atau karena hai yang terjadi secara kebetulan, debiturterhalang untuk memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkanatau melaksanakan suatu perbuatan yang terlarang baginyaHalaman 21 dari 48 halaman putusan Nomor 458/PDT/2019/PT MKS.Seperti telah dijelaskan bahwa dari rumusanrumusan dalam pasal1245 KUHPerdata seperti tersebut
    diatas dapat dilihat bentukbentukforce majeure menurut KUHPerdata, yaitu sebagai berikut :1.
    Force majeure karena sebab sebab yang tidak terduga ;2. Force majeure karena keadaan memaksa ;3. Force majeure karena perbuatan tersebut dilarang ;b.
    Faktor penyebab itu tidak diduga sebeiumnya dan tidak dapatdipertanggungjawabkan kepada debitur ;Menurut pembentuk Undangundang, keadaan memaksa itu adalahsuatu. alaSsan pembenar (rechtvaardigings grond) untukmembebaskan seseorang dari kewajiban membayar ganti rugi ;Halaman 22 dari 48 halaman putusan Nomor 458/PDT/2019/PT MKS.Bahwa Kreditur terlindungi dengan adanya ketentuan yang mengaturtentang musnahnya obyek jaminan berupa tanah dan/ataubangunan yang musnah karena force majeure.
    Dengandemikian, akibat adanya force majeure pada pelaksanaan kreditHalaman 24 dari 48 halaman putusan Nomor 458/PDT/2019/PT MKS.menyebabkan Bank memiliki kriteria penilaian di dalam menilaiobyek jaminan tersebut, yaitu dalam hal musnahnya obyek jaminanyang mengalami force majeure maka nilai jaminan akan menjadiberkurang dan hal ini akan mempengaruhi rasio agunan terhadapjumlah kredit.
Register : 06-06-2018 — Putus : 22-11-2018 — Upload : 08-01-2019
Putusan PN SUMBAWA BESAR Nomor 25/Pdt.G/2018/PN Sbw
Tanggal 22 Nopember 2018 — Penggugat:
PT BANGUN ALAM SAMAWA
Tergugat:
1.KEPALA DINAS PEKERJAANUMUM KAB SUMBAWA BARAT
2.PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BINA MARGA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA BARAT
9539
  • majeure absolut adalah merupakan sesuatu keadaan diluarkemampuan manusia (keadaan luar biasa sehingga tidak mampu untukHalaman 48 dari 90 Putusan Perdata Gugatan Nomor: 25/Pdt.G/2018/PN.Sbwdilaksanakan), dan force majeure relatif adalah; masih memungkinkan untukmelakanakan sesuatu tersebut(masih mampu untuk melaksanakan); Bahwa ketika dalam memenuhi suatu prestasi, alatalat atau barangbarangyang digunakan untuk memenuhi suatu prestasi ini diserahkan kepada parapihak, yaitu Sesuai dengan azas kebebasan
    majeure harusdicantumkan itu wajib, ketika terjadi force majeure ini misalnya kahar itudilanjutkan ke klausul resiko namanya, resiko inilan nanti para pihak adadiatur hak dan kewajiban mereka, seperti apa dan selanjutnya adabeberapa pihak yang terlibat disana, ada pihak pengawas, ada PPK, adapihak Kosultannya dan inilah yang memberikan keadaan force majeuretersebut termasuk kerugian yang ditimbulkan;Bahwa yang berhak menilai force majeure tersebut dalam perkara ini,tentunya di sini ada lembaga pengawas
    karena force majeure, maka selanjutnya tergantung padapengawas konstruksi dan ada yang ditunjuk sebagai konsultan dan ada daripihak pemerintah, ada penetapan khusus dari Bupati bahwa keadaan forcemajeure, tidak ada perbedaan persepsi dari kKedua belah pihak dan harusada pengawas independen yang harus mampu mengeluarkan keputusanbahwa keadaan force majeure;Bahwa hak dari pemberi kerja adalah pelaksana jasa itu sendiri danmempunyai kewajiban melaporkan hal demikian kepada pemberi pekerjaan;Bahwa bukti
    surat penetapan force majeure tersebut harus berbentuk SK(Surat Keputusan);Halaman 54 dari 90 Putusan Perdata Gugatan Nomor: 25/Pdt.G/2018/PN.SbwBahwa ketika terjadi force majeure diantara para pihak di dalam perkara ini,maka yang berhak menilai adalah: ada dari pengawas konstruksi tersebut,ada dari dari pejabat daerah atau dari UPT;Bahwa hasil yang harus ditetapkan terhadap keadaan force majeurehasilnya harus seimbang dan harus independen;Bahwa di dalam perjanjian para pihak di dalam perkara ini
    penetapankeadaan force majeure tersebut dari Bupati, sedangkan penetapan untukkeadaan force majeure berupa bencana alam banjir dari BMKG;Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut, Para Pihak masingmasing menyatakan akan menanggapinya di dalam kesimpulan;Saksi keX : BUDI SATRIABahwa Saksi hampir 2 (dua) minggu lakukan audit terhadap PT BangunAlam Sumbawa tersebut;Bahwa Saksi melalukan analisis dari laporan keuangan dari PT BangunAlam Sumbawa, dimana terdapat keuntungan dikaitkan dengan modal