Ditemukan 8738 data
304 — 145
Bahwa yang melatarbelakangi pembentuk undangundang merumuskan sifat melawan hukum di dalampasal 2 UndangUndang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tercermin padakutipan penjelasan umum undangundang tersebut, yang berbunyi : ..Agar dapatmenjangkau berbagai modus operandi penyimpangan keuangan negara atauperekonomian negara yang semakin canggih dan rumit, maka tindak pidana yangdiatur dalam undangundang ini dirumuskan sedemikian rupa sehingga meliputiperbuatanperbuatan memperkaya diri sendiri atau
84 — 27
Unsur Secaramelawan hukum Menimbang, bahwa menurut UndangUndang Nomor 31 Tahun1999 sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UndangUndangNomor 20 Tahun 2001 Tentang tindak pidana korupsi yang dimaksud denganpengertian Secara melawan hukum (wederrechtelijke) adalah dalampengertian formil maupun materil, hal mana jelas dinyatakan dalampenjelasan umum UndangUndang tersebut, yang dapat dikutip berbunyisebagai berikut : Agar dapat menjangkau berbagai modus operandipenyimpangan keuangan Negara atau
I WAYAN SUARDI,SH
Terdakwa:
I KETUT SUKARTAYASA,SH, S. Kep., M.Sc.
168 — 118
JaksaPenuntut Umum, maka hal demikian harus dibuktikan dalam unsurunsurdakwaan berikutnya;Ad.2.Unsur Secara Melawan HukumMenimbang, bahwa apabila mencermati rumusan Ketentuan Pasal 2 ayat(1) UU No.31 Tahun 1999 Jo UU No. 20 Tahun 2001 dapat disimpulkan bahwayang "menjadi inti delik (bestanddeel delict) dari pasal tersebut adalah "adanyaperbuatan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri dengan demikianmenjadi sangat jelas bahwa konstruksi perbuatan melawan hukum harusdijadikan sebagai cara atau sarana (modus
117 — 45
Ajaran tersebut diikuti dengan maksud agar Undangundang No. 31 Tahun 1999 tentangTindak Pidana Korupsi yang diubah dengan Undangundang No.20 Tahun 2001 tentangPemberantasan Tindak Pidana Korupsi dapat menjangkau berbagai modus operandipenyimpangan Keuangan Negara dan Perekonomian Negara yang semakin canggih dan rumit.Terhadap ajaran Sifat Melawan Hukum, Mahkamah Konstitusi dalam putusannya No.003/PUUIV/2006 tanggal 25 Juli 2006 menyatakan bahwa penjelasan Pasal 2 ayat (1) UndangUndangtentang Tindak
48 — 16
Hal mana jelas dinyatakan dalampenjelasan umum undangundang tersebut, yang dikutip berbunyi sebagai berikut :Agar dapat menjangkau berbagai modus operandi penyimpangan keuangan Negaraatau perekonomian Negara yang semakin canggih dan rumit, maka tindak pidana yangdi atur dalam undangundang ini dirumuskan sedemikian rupa sehingga meliputiHalaman 99 dari 208 Putusan Nomor 24/Pid.SusTPK/2015/PN Plkperbuatanperbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi secaramelawan hukum dalam
1.HADEMAN, SH
2.RIAUZIN, SH
3.MAROLLAH,SH
4.BUDI TRIDADI WIBAWA, SH
5.I MADE SUTAPA
6.HASAN BASRI,SH
7.FAJAR ALAMSYAH, SH
8.I WAYAN SURYAWAN,SH
9.NURUL SUHADA, SH
10.I.A.P. CAMUNDI DEWI,SH.
Terdakwa:
H. ZULKIFLI
127 — 96
pajak keluaran dan telahmemungut nilai PPN nya tetapi tidak melakukan penyetoran pajak/ PPNmaka perbuatan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan ( SPT ) danperbuatan wajib pajak telah memungut PPN tetapi belum menyetor PPN kekas negara maka perbuatan tersebut dapat menimbulkan kerugian padapendapatan negara dari sektor pajak karena PPN atas wajib pajak yangsudah dipungut dari lawan transaksi harus disetorkan ke kas negarasesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.Bahwa menurut ahli pada dasarnya modus
1.BENNY HARKAT, S.H., S.E., M.H.
2.MILA KARMILA, S.H.
Terdakwa:
HERMANTO, S.H. Anak dari TONI
443 — 226
Dalam penjelasan umum undangundang tersebut dijelaskan sebagai berikut: agar dapat menjangkauberbagai modus operandi penyimpangan keuangan negara atauperekonomian negara yang semakin canggih dan rumit maka tindakpidana yang diatur dalam undangundang ini dirumuskan sedemikian rupasehingga meliputi perbuatanperbuatan memperkaya diri sendiri atauorang lain atau suatu korporasi secara melawan hukum dalam pengertianformil dan materil.
39 — 10
Hal mana jelas dinyatakan dalam penjelasan umumundangundang tersebut, yang dikutip berbunyi sebagai berikut : Agar dapatmenjangkau berbagai modus operandi penyimpangan keuangan Negara atauperekonomian Negara yang semakin canggih dan rumit, maka tindak pidana yang di aturdalam undangundang ini dirumuskan sedemikian rupa sehingga meliputi perbuatanperbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi secara melawanhukum dalam pengertian formil dan materiil.
70 — 30
Dalam ketentuan ini, kata dapat sebelumfrasa merugikan keuangan atau perekonomian negara menunjukkan bahwatindak pidana korupsi merupakan delik formil, yaitu adanya tindak pidana korupsicukup dengan dipenuhinya unsurunsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukandengan timbulnya akibat;momnannsann Menimbang, bahwa dalam Penjelasan Umum Undangundang Nomor 31Tahun 1999 : Agar dapat menjangkau berbagai modus operandi penyimpangankeuangan negara atau perekonomian negara yang semakin canggih dan rumit,maka
625 — 1428
Masa PPN merupakan saranauntuk melaporkan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh wajibpajak;Bahwa didalam didalam SPT masa PPN terdapat identitas wajibpajak, nomor pengukuhan PKP, pajak kelauran yang merupakanpajak penjualan dan pajak masukan yang merupakan pembelian;Bahwa yang dimaksud dengan jumlah pajak keluaran adalahbesarnya penjualan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk suatumasa tertentu;Bahwa dalam hal tindak pidana perpajakan terkait dengan SPTmasa PPN, dimana wajib pajak menggunakan modus
169 — 56
Kerugian Negara juga dapat terjadikarena adanya rabat/komisi/fee dan sejenisnya yang diberikan rekanantetapi tidak termasuk ke Kas Negara/Daerah MODUS OPERANDIKECURANGAN PENGADAAN BARANG DAN JASA Sebagaimanadiuraikan sebelumnya bahwa Kepres 80 mengatur pengadaan barang489dan jasa Pemerintah dilakukan secara efesien, efektif, terouka danbersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel.
Permasalahan utamadan umum erjadi (modus operandi) dalam pengadaan barang dan jasaterkait dengan dilanggarnya criteria/prinsip tersebut. Pertama pengadaanbarang/jasa tidak efesien, berarti pengadaan barang/jasa tidak dilakukandengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapaisasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkatsingkatnya dan dapatdipertanggungjawabkan. Hal yang umum terjadi adalah pembelian suatubarang di atas Harga Patokan Standar (HPS).
105 — 64
Oleh penjelasan umum UndangUndang No. 31Tahun 1999 disebutkan agar UndangUndang No. 31 Tahun 1999 dapatmenjangkau berbagai modus operandi penyimpangan keuangan negara danperekonomian negara yang semakin canggih dan rumit;Menimbang bahwa dalam ajaran sifat melawan hukum materiil dalamfungsinya yang positif, yaitu suatu perbuatan, meskipun oleh peraturan perundangundangan tidak ditentukan sebagai melawan hukum, tetapi jika menurut penilaianmasyarakat perbuatan tersebut bersifat melawan hukum, perbuatan
93 — 38
tanggal 13 September 2007,halaman 163, 166 dan 166 c.1) jo Pasal 7 jo 8 Undangundang Nomor 12 Tahun2011 jo Pasal 79 UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung jo UUNomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 14 Tahun1985 jo UU Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas UndangundangNomor 14 Tahun 1985 jo SEMA Nomor 07 Tahun 2012 jo SEMA Nomor 04 Tahun2014 jo Hasil Rumusan Rapat Kamar Pidana Mahkamah Agung, tanggal 8 s/d 10Maret 2012 huruf C angka 10 pendapat ke1 : Sekalipun modus
83 — 32
Purnawirawan Sukijat selaku Wakil Ketua DPRD KotaMadiun Periode tahun 1999 s/d 2004 tersebut dilakukan secaraberturutturut dan berlanjut dari tahun 2002 berlanjut ke tahun 2003dan berlanjut ke tahun 2004 dengan modus yang sama berupapenerimaan dan Penggunaan dana pos Anggaran DPRD yangbersumber dari APBD dan setelah diterima dan digunakan ternyatatidak ada pertanggung jawaban keuangan APBD dimaksud berkaitandengan kinerjanya dan sesuai peruntukannya.
AGUS EKO WAHYUDI, SH
Terdakwa:
MURIYANI, S.Sos
90 — 22
Objek norma (normgedrag) adalah perbuatan atau perilaku yangdiwajibkan, dilarang, diizinkan untuk dikerjakan, atau diberikan dispensasiuntuk tidak dikerjakan oleh norma (operator norma atau modus perilaku).Menimbang, bahwa kata setiap orang ini sepadan dengan katabarang siapa yang biasa tercantum dalam perumusan delik yakni Suatuistilah yang bukan unsur tindak Pidana, melainkan merupakan unsur pasalyang menunjuk siapa saja, orang perorangan atau suatu korporasi sebagalpendukung hak dan kewajiban
94 — 16
benar, apalagi terhadap pengertian melawan hukumdalam pasal 2, para ahli hukum pidana, aparat penegak hukum, dan yang mempunyaikewenangan dalam memutuspun mempunyai berbagai macam pengertian yang berbedabeda.Pembuat Undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi No. 31 Tahun 1991 yangkemudian dipertegas lagi dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2001, dimana telah secarategas dan jelas memberi pengertian melawan hukum dalam arti formil dan materil, dengantujuan agar dapat menjangkau berbagai macam modus
AMRIZAL R RIZA
Terdakwa:
UDDIN, S.Sos Bin SALAMUN
82 — 43
Jur Andi Hamzahtersebut adalah paling tepat dipakai pengertian melawan hukum sebagai tidakmempunyai hak sendiri untuk menikmati keuntungan (korupsi) tersebut;Menimbang, bahwa senada dengan penjelasan pasal 2 ayat (1) UU RI No: 31Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Bab disebutkanagar dapat menjangkau berbagai modus operandi penyimpangan keuangan Negaraatau perekonomian Negara yang semakin rumit maka tindak pidana yang diaturdalam undangundang ini dirumuskan sedemikian rupa
WILSARIANI, SH.MH
Terdakwa:
1.RABE A, SEIPALA Binti ABDUL KASIM SEIPALA
2.SITI FATIMAH Binti HASAN REHALAT
87 — 16
Hum, yangantara lain memberikan pendapatnya bahwa banyak modus operanditerhadap pemalsuan atau memalsu surat, antara lain dapat pemalsuan itumerupakan pemalsuan tandatangan dan dapat pula merupakan pemalsuandengan pemakaian Cap Stempel Dinas yang sudah tidak berlaku lagi,namun tetap dipergunakan seolaholah masih berlaku, maka jika itu dapatdibuktikan ; surat yang dihasilkan menggunakan cap stempel yang tidakberlaku lagi itu, merupakan SURAT PALSU;Bahwa Alm HASAN REHALAT yang merupakan suami dari
1.GALUH BASTORO AJI,SH.,MH.
2.RONY KURNIAWAN, SH
Terdakwa:
SULYADI W Bin WAHAB
95 — 22
menyebutkan,yang dimaksud dengansecara melawan hukum dalam pasal ini mencakup perbuatan melawan hukumdalam arti formil maupun dalam arti materiil, yakni meskipun perbuatan tersebuttidak diatur dalam peraturan perundangundangan, namun apabila perbuatantersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan ataunormanorma kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan tersebutdapat dipidana,Di dalam Penjelasan Umum Undangundang Nomor 31 Tahun1999, dinyatakan,Agar dapat menjangkau berbagai modus
EDDY RUMPOKO
Termohon:
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
149 — 296
Sel.50.51.52.53.dan KEHANCURAN buat PROSES PENAHKKAN HUKUMDAN KEADILAN;Bahwa bukankah hal menyuap bisa dilakukan seseorang tanpaharus menarik pihak Pejabat negara/daerah menmiilikiperanan/kehendak untuk menerima janji/nadiah, hal itu bisadilakukan sendiri untuk membangun/menciptakan image dilingkungan sosial/pengusaha yang bersangkutan sebagai orangyang dekat dengan Pejabat, sehingga dengan modus seperti itudapat menarik pihak ketiga/pengusaha untuk melakukan suapmelalui yang bersangkutan sebagai